Day 5 [M]

340 41 8
                                    

Maturing is realizing that there are some time when you are stuck. Stuck, dan lo powerless – lo nggak tau gimana caranya untuk bisa bangkit lagi dan jadi sempurna seperti biasanya.

Bu Wati Dosbing: Mbak fokus aja kuliah

Satu semester lalu, dosen pembimbing gue berkata seperti itu.

Bu Wati Dosbing: mnrt sy ini kurang ya Mbak. Kurang jurnal
Bu Wati Dosbing: Mbk research sj dl.. Nnt baru ke saya lagi

Kata-kata yang ia ucap lagi, setelah gue memberanikan diri untuk garap skripsi sehabis semesteran kemarin. Semester terberat karena nilai exchange gue nggak bisa dikonversi sehingga gue harus nambah matkul biar bisa garap skripsi.

Gue capek.

Capeknya karena gue udah stuck. Mau dibawa kemana lagi? Skripsi juga nggak bisa, hidup gue udah asal dan brandal banget.

Gue hanya menatap laptop dengan nanar. Dua minggu setelah chat dari Bu Wati, gue memutuskan hari ini adalah hari yang pas untuk gue melanjutkan skripsi.

Tapi wajar kan gue nervous? Anxious? Ngerasa gue bakalan gagal karena hidup gue pernah sempurna dan sekarang jadi hancur berantakan semenjak kejadian itu?

"Sayang."

Gue bahkan nggak sadar kalau Angkasa berdiri di belakang gue, mencium leher gue sambil memegang gelas kopi. Kopi hitam pahit yang ia buat agar ia bisa menjalani harinya – entah apapun itu kegiatannya, dengan baik.

"Hey," sapa gue lembut. "Mau makan apa?"

"Aku... Aku ga bisa stay lama-lama."

"Kenapa?"

"Mau kerja, sayang."

"Kerja ap-"

Pertanyaan gue tertahan di lidah gue. Gue kadang suka kebawa suasana dan lupa kalau Angkasa itu bukan Zachary Risjad, bukan pacar gue, dan kerjaan dia sekarang itu cuman satu.

Melakukan hal yang dia lakukan dengan gue, bedanya dengan orang lain dan mungkin service yang dia kasih bisa lebih atau kurang.

He's not mine,

And I am not his.

"Kerja... Aja?" Jawaban Angkasa sambil menaruh gelas kopinya di meja. "Kerja biar aku bisa ngajak kamu makan enak dan bikin kamu seneng."

That sounds lovely.

Ya kan? Ada orang yang mau kerja, biayain hidup kita, bikin kita seneng. Sounds.. Heartwarming.

Masalahnya ini bohongan doang dan gue bayar Angkasa buat bisa ngomong kayak gitu.

"I love you," Angkasa berkata dan mengecup puncak kepala gue. "Nanti malem bobok sama aku lagi ya?"

Gue menutup laptop gue, berdiri, lalu mengecup bibir Angkasa. Pelan, tanpa tergesa, dan pasti. Gue menciumnya karena gue ingin. Gue menciumnya karena gue merasakan sesak di dada yang entah kenapa sedikit terobati dengan ciuman kita sekarang.

Gue menciumnya karena tanpa gue sadari.. Gue nggak mau dia pergi 'kerja'.

Gue mau dia disini sama gue.

Ciuman kita akhirnya terhenti. Ia menggenggam tangan gue dan menatap gue dalam, tatapan mata yang hangat dan nggak pernah gagal untuk membuat jantung gue berdegup kencang.

"Aku kan nanti pulaaaaang."

"Iya sayang. I know."

"Aku pulangnya ke Valencia. My Valencia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang