"A Xu, siapa yang ingin kamu temui? Kenapa sangat jauh dari tempat kita tinggal? A Xu, jawab pertanyaanku! Apa ini rumah mantan kekasihmu? Kamu berani pergi ke rumah mantan kekasihmu di bawah mataku!"
Pertanyaan demi pertanyaan dikeluarkan oleh mulut pria dengan tinggi badan 185 sentimeter itu. Siapa yang mengira bahwa Pemimpin Lembah Hantu akan semakin tidak bisa berhenti mengeluarkan omong kosong setelah keluar dari gunung yang selama ini dia tinggali bersama pasangannya dan anak angkatnya.
Wen Kexing merasa curiga ketika kekasihnya, Zhou Zhishu, ingin meninggalkan kediaman mereka yang sudah mereka tempati selama dua tahun itu. Terlebih, tempat yang ingin dikunjungi A Xu-nya dikelilingi hutan tropis yang lebat. Banyak sekali tumbuhan dan binatang yang mereka temui selama perjalanan.
"Paman Wen, aku rasa tidak perlu terus bertanya kepada Shifu. Lihat binatang yang dipegang penjaga selalu mengarahkan taringnya kepadamu. Apa kau tidak takut terkena racun lagi seperti sebelumnya?" tanya Chengling. Chengling sendiri merupakan murid yang diangkat oleh Zhou Zhishu sekitar dua tahun yang lalu. Chengling, Zhou Zhishu, dan Wen Kexing pertama kali bertemu ketika awal mula perpecahan di dunia jianghu terjadi.
Mereka juga harus ikut dalam lingkaran perpecahan itu yang disebabkan oleh keadaan mereka masing-masing. Wen Kexing yang merupakan Pemimpin Lembah Hantu harus membalaskan dendamnya kepada beberapa orang di dunia jianghu. Zhou Zhishu yang melepaskan jabatannya sebagai Pemimpin Tianchuang—pasukan pengawal kekaisaran Dinasti Qing— dan penyelamat Zhang Chengling. Zhang Chengling adalah remaja laki-laki yang sudah kehilangan seluruh keluarganya akibat perpecahan dunia jianghu.
Sebenarnya ayah Chengling adalah salah satu pemimpin sekte terkemuka di dunia jianghu, tetapi akan keserakahan orang-orang jianghu. Dalam satu malam sekte yang terkemuka itu hanya meninggalkan Chengling seorang. Chengling yang ketakutan bertemu dengan Zhou Zhishu dan Wen Kexing, dia mulai menaruh kepercayaan kembali kepada orang yang baru dia kenal. Dengan bujukan dan perkataan Wen Kexing untuk selalu memanggil Zhou Zhishu dengan panggilan Shifu. Alhasil Zhishu luluh dengan tekad Chengling, dia mengambil Chengling sebagai muridnya.
Dua tahun setelah perpecahaan dunia jianghu. Setelah pengorbanan darah di semua sekte. Setelah semua jeritan kesengsaraan terdengar di penjuru dunia jianghu. Keluarga yang berisikan tiga orang ini keluar dari tempat mereka tinggal.
Di sinilah mereka sekarang, Nanjiang. Tepatnya di depan halaman kediaman Penyihir Agung Nanjiang. Perjalanan yang mereka tempuh sangat melelahkan, baik fisik maupun psikis. Bagaimana tidak? Mereka hampir diserang oleh binatang beracun akibat rasa ingin tahu yang sangat besar dari Wen Kexing.
Tak lupa, kepolosan Chengling yang membuat ketiganya harus menelan tanaman aneh. Tanaman ini memiliki buah plum merah biasa, tetapi buah ini membuat siapa pun yang memakannya akan berhalusinasi. Efek halusinasi ini bukan halusinasi yang menggembirakan. Namun, membuat orang-orang itu teringat akan kejadian mengerikan atau menyedihkan dari masa lalu.
Mungkin Dewi Kwan Im sangat sayang kepada Zhou Zhishu. Dia tidak mencicipi 'buah manis' itu. Walaupun dia tidak makan buah, dia merasa pusing dan lelah dengan orang-orang berhalu itu. Chengling yang menumpahkan semua air matanya hingga ingus. Wen Kexing yang terus memanggil ibunya.
Ketika kuping Zhou Zhishu sudah mulai sakit dan tangannya merasa ingin memukul Wen Kexing dan Chengling, seorang pemuda muncul di hadapan mereka. Dia memberikan penawar kepada keduanya. Pemuda itu juga menanyakan alasan keluarga berisikan tiga orang ini pergi ke Nanjiang. Zhou Zhishu yang lega bahwa anggota keluarganya sudah meminum obat penawar, dengan rasa syukur dia mejawab pemuda itu.
Pemuda Nanjiang itu terkejut karena orang asing yang dia bantu ini mengenal pasangan Penyihir Agungnya. Rasa hormat pun memenuhi hatinya, dia lalu membantu ketiganya menuju kediaman Penyihir Agung.
"Kenapa pemuda yang menolong kita pergi begitu saja?! Alasan pergi ke Penyihir Agung! Siapa lagi itu Penyihir Agung?" gerutu Wen Kexing. Pengalaman terjebak halusinasi itu membuat kesannya kepada tempat yang dikelilingi oleh hutan tropis ini sangat buruk.
Zhou Zhishu memutarkan matanya. Tangan Wen Kexing yang semenjak keluar dari hutan memegang lengan Zhou Zhishu tiba-tiba dilepaskan dengan 'sangat-sangat lembut'. "Jika mulutmu itu terus mengeluarkan omong kosong, tidak perlu ikut denganku lagi! Aku dan Chengling bisa hidup sendiri tanpamu!"
Pemimpin Lembah Hantu itu hanya mengerutkan bibirnya mendengar teriakan yang sudah sering dia dengar, tetapi masih merasa takut jika itu benar terjadi. Wen Kexing tidak bisa hidup tanpa kekasihnya.
Tanpa melihat ekspresi Wen Kexing. Tangan Zhou Zhishu yang baru saja bebas menepul tangan Chengling. "Chengling, kamu tenang saja. Di sini rumah teman dan sahabat lama Shifu-mu. Jangan bertindak gegabah seperti Paman Wen-mu!"
Pemuda manis itu menganggukan kepala dan menyetujui perkataan Shifu-nya. Dia berhalusinasi gara-gara tindakan bodoh mirip Wen Kexing. Shifu memang terbaik, Paman Wen sangat tidak bisa diandalkan!
Tiba-tiba Wen Kexing dan Zhou Zhishu menoleh ke dalam kediaman Penyihir Agung. Mereka mendengar langkah kaki tiga orang yang jalan dengan tergesa-gesa. Sedangkan Chengling melihat mereka kebingungan. "Shifu, Paman Wen, kalian mendengar apa?"
"Mereka datang," jawab Zhou Zhishu. Mendengar jawaban tidak jelas dari Shifu-nya, Chengling mempertajam pengelihatannya. Dia melihat tidak sosok mendekati mereka. Satu diantara ketiganya adalah penjaga yang tadinya melaporkan kedatangannya ke pemilik kediaman itu. Satu sosok tinggi lainnya dengan balutan pakaian putih bersulam benang emas adalah Paman Beiyuan yang dua tahun sempat bertemu dengannya. Sedangkan sosok yang lebih pendek dengan pakaian hitam adalah sosok yang baru pertama kali dilihat Chengling.
Alis mata yang tegas. Matanya yang setajam mata elang. Kulit sedikit kecokelatan. Bentuk tubuhnya yang tegap dibalut dengan pakaian hitam. Membuat Chengling berpikir, "Sangat tampan! Sangat manly!"
Tbc.
Write: 24032021
#NoEdit
KAMU SEDANG MEMBACA
My Puppy Love
FanfictionFan Fiction dari novel Priest (Qiye dan Tian Ya Ke) Kisah cinta masa remaja yang dialami oleh generasi kedua. Lu Ta, murid dari Wu Xi dan anak angkat dari Jing Beiyuan (Qiye) jatuh cinta pandangan pertama dengan remaja yang dibawah oleh teman lama...