Sore itu, saat hujan turun aku yang sedang tergesa-gesa untuk pulang ke rumah dari supermarket dekat tempat kerjaku sepulangnya bekerja tidak sengaja melihat seorang laki-laki yang sedang duduk sendiri di taman. Aku tidak dapat melihat wajahnya, dia hanya tertunduk sambil merasakan tetes hujan membasahi tubuhnya. Dan aku pun tidak ambil pusing untuk mencari tahu orang gila macam apa yang duduk di taman saat hari sudah menjelang malam dan sedang hujan lebat ini. Maka dari itu aku pun memilih untuk meneruskan tujuanku untuk pulang.
Setelah beberapa hari kemudian aku sedang menemani keponakanku untuk membeli keperluan sekolahnya di toko buku. Saat itulah aku tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda.
"Siapa lagi sih yang menabrakku" batinku dalam hati
"Maafkan saya mbak, saya tidak sengaja" katanya sambil membantuku mengambilkan barang-barangku yang terjatuh.
"Tidak apa-apa mas" jawabku "terimakasih sudah membantu saya ya" ucapku seraya menerima barang-barangku yang diberikan olehnya.
"Sama-sama mbak. Sekali lagi maaf ya. Saya permisi dulu mbak." dia pun berlalu tidak lama kemudian.
"Tante, ayuk kita cari makan. Aku sudah lapar tante." ternyata keponakanku sudah lapar.
"Ayuk, tante bayar dulu ya." aku berjalan ke arah kasir.
****
"Iya nanti aku pulang sore ma. Hari ini aku tidak akan lembur lagi" aku berbicara pada mamaku di telepon sambil mencari meja yang kosong. Saat ini aku sedang istirahat kerja.
"Iya baiklah...." "oh God..." aku tidak sengaja menabrak lelaki di depanku dan menumpahkan minuman yang sedang ku bawa ke bajunya. "Ma nanti aku telpon lagi. Assalamu'alikum"
"Mas, saya tidak sengaja. Aduh gimana ya." ujarku seraya mengangkat muka. Setelah itu aku terkejut. Ternyata lelaki yang kutabrak adalah lelaki yang sama seperti yang menabrakku beberapa hari lalu.
"Lhoo, mbak ini yang beberapa hari lalu ketemu saya di toko buku itu kan?" ternyata dia pun masih mengingatku.
"Iya mas, aduh maaf ya sekarang malah saya yang menabrak mas." ujarku dengan muka bersalah.
"Hahaha tidak apa-apa mbak. Saya bawa baju ganti di mobil kok, nanti saya bisa ganti baju." ucapnya sambil tersenyum menenangkan.
"Tapi saya tetap tidak enak dengan mas. Baju mas jadi kotor begini gara-gara saya. Saya harus gimana agar mas maafin saya?"
"Hmmm bagaimana kalau temani saya makan siang ini? Saya sedang menunggu klien, tapi klien saya tidak jadi datang karena berhalang." dia pun tersenyum.
"Hahaha dengan senang hati mas. Saya juga sedang tidak terburu-buru." aku pun menyetujuinya dan dia segera berganti pakaian dan bergabung denganku di meja.
"Ngomong-ngomong, nama mbak siapa? Kita kan belum saling kenal. Saya Favian."
"Saya Renaya. Tapi biasanya teman-teman saya panggil saya Aya."
"Kalau begitu panggil saya Iyan saja"
Setelah itu aku pun berbincang banyak dengan Favian. Ternyata dia bekerja di suatu perusahaan otomotif yang dekat dengan kantor penerbitan tempatku bekerja. Dia termasuk orang yang friendly dan sopan.
Akhir pertemuan, dia pun meminta pin BBM ku. Dan dia berkata mungkin kami akan segera bertemu.
***
Kian hari, aku dan Favian semakin dekat. Dia sering menanyakan kabarku, dan kami juga sering mengobrol via telepon. Bahkan tak jarang dia mengajakku makan siang bersama.