LEA POV
Please don't see
Just a boy caught up in dreams and fantasies
Please see me
Reaching out for someone I can't see
Take my hand
Let's see where we wake up tomorrow
Best laid plans
Sometimes are just---Suara seksi Adam Levine tiba-tiba terdengar dari handphone gue. Tanpa melihat caller IDnya gue langsung mengangkat telepon terkutuk karena membangunkan gue pagi-pagi seperti sekarang.
"Haaaaallo?" dengan suara khas orang baru bangun tidur gue menjawab telepon tersebut.
"Leeeeee lo masih tidur???!!??" dan suara orang ngomel-ngomel di sana berhasil membuat gue langsung terduduk. Setelah gue liat, ternyata yang menelpon si Windy.
"Hah Win, lo ngagetin ih suaranya." bibir gue maju lima senti karena kesal.
"Sorry sorry. Lagian gue line, bbm, sms, semua gak lo bls." Windy malah cekikikan gajelas di sana.
"Yaudah kenapa sih nelepon?"
"Tuhkan Le lo lupa kalo kita ada kebagian tugas buat jaga stand kelas kita hari ini."gue langsung menengok ke jam di nakas sebelah tempat tidur dan mata gue langsung melotot begitu melihat kalo sekarang sudah jam 10pagi.
"Yaampun yaudah gue langsung mandi, abis itu gue langsung chaw ke tempat pameran ya." gue langsung ngambil langkah seribu ke kamar mandi setelah memutuskan telepon dengan Windy secara sepihak. Dan setelah siap langsung ke tempat pameran berlangsung.
****
Dan di sini lah gue. Di taman kota dimana sekolah gue mengadakan pameran sejak 2 hari lalu dan berlangsung sampai 5 hari kedepan. Ya sekolah gue mengadakan pameran dengan mendirikan beberapa stand dan gue mendapat giliran menjaga stand dengan Windy hari ini dari jam 11 siang sampai jam 3 sore. Kita memang bergiliran menjaga stand beberapa jam sekali.
"Lo kenapa telat datangnya?" suara sinis dan galak terdengar langsung saat gue baru duduk di sebelah Windy.
Gue mendongak dan langsung berhadapan dengan ketua acara pameran yang tak lain tak bukan adalah ketua osis sekolah gue. "Maaf kak, saya kesiangan."
"Temen lo bisa gatelat. Kenapa lo gabisa?-" jeda dan gue gaberani liat matanya. "Sebagai hukuman karena lo ga tanggung jawab sama tugas lo, gue mau lo besok jaga stand lagi. Bareng gue. Dan gaboleh telat." setelah ngomong kayak gitu dia pergi ke stand lainnya.
Windy langsung menyenggol lengan gue. "Ciee yang seneng diajak jaga stand bareng."
"Apasih yang ada besok gue kerja rodi jaga stand sama dia. Pasti dia ngomel-ngomel lagi ke gue besok."
"Tapi tetep seneng kan? Yang diajak sama kak Reno mah beda." dengan mengesalkannya Windy menaik turunkan alisnya menggoda gue.
"Ah udah lupain deh ih." gue langsung menjaga stand lagi dan membiarkan Windy tertawa mengejek di sebelah gue.
Pasti ketauan jelas kan kalo gue suka sama ketua osis gue itu. Biar gue ceritain, jadi gue suka sama Kak Reno a.k.a ketua osis gue a.k.a anak terpintar di SMA Jaya Bhakti di angkatannya itu sejak gue masuk ke sekolah gue ini. Dia itu ganteng, pintar, ketua osis, berwibawa, kurang apalagi coba? Ohiya dia juga jago bela diri. Tapi dia tuh dinginnya ngelebihin kutub utara. Gatau lagi gue kenapa dia bisa gitu sikapnya. Untung ganteng.
Back to the topic jadi gue suka sama Kak Reno karena ya you know why karena dia perfect gitu. Gue rela-relain masuk osis biar bisa deket-deket sama Kak Reno. Gue ikut eskul taekwondo di sekolah biar bisa satu eskul sama dia. Tapi dia kayaknya gak notice gue gitu. Sedih banget jadi gue mah. Ohiya dia juga sering ngomelin gue karena gue anaknya lemot, susah banget kalo dibilangin, banyak ngomong. Padahal kan itu manusiawi ya. Dan ohiya gue pernah denger kalo mantannya dia itu anak SMA Bumi Pertiwi, sebelas dua belas sama dia. Perfect. Tapi gatau kenapa bisa putus. Suka bingung sama orang ganteng gitu tapi sampai sekarang betah jomblo setelah putus 6bulan sama mantannya.