"Heh jangan kabur!"
Terdengar suara orang di belakang. Tapi ga gue hiraukan. Gue terus berlari menjauh dari orang tersebut. Gue berbelok di suatu gang dan...
Brukkk
Ahilah ini siapa sih yang gue tabrak. Batin gue dalam hati.
Pas gue mendongak, gue lihat cowok, pake kaos tangan panjang, celana selutut, bawa kantung belanjaan. Dan lo tebak dia siapa? Dia temen sekelas gue!
"Yo, tolongin gue Yo tolongin." gue menggoyang-goyangkan tangannya meminta tolong.
"Hah? Tolong apa? Kok lo kayak lagi buru-buru sih Grace?" Aryo seperti kebingungan gitu gue mintain tolong.
"Nanti aja gue jelasin. Sekarang bantuin sembunyiin gue dimana aja." gue mulai gasabar.
"Yaudah ayok ikut ke kost-an gue aja yang deket sini." gue mengikuti dia dari belakang.
Tidak jauh dari tempat gue bertabrakan dengan Aryo, gue diajak masuk ke rumah kost-an tempat dia tinggal. Kost di situ termasuk lumayan luas, asri juga karena banyak tanaman di halamannya. Baru sekali ini gue ke kost-an Aryo.l
"Sini lo duduk dulu, Grace. Gue ke kamar kost gue dulu ya mau nyimpen belanjaan gue." Aryo bangkit dan bergegas ke lantai atas tempat kamarnya.
"Iya, Yo."
Tidak lama Aryo udah kembali lagi dan membawa dua botol teh dalam kemasan.
"Nih gue tau lo haus kan abis lari-larian gitu." dia menyodorkan satu dari dua botol tersebut.
Gue langsung menerima dan meminumnya hingga hanya tersisa sedikit dari minuman tersebut. "Makasih Yo, lo tau aja gue haus hehe."
"Iya sama-sama. Lo kenapa sih kayak lagi dikejar preman aja?"
Duh kasih tau gak ya.
"Oi malah bengong ditanyain." Aryo menyenggol tangan gue.
"Eh--iya, jadi tadi gue lagi jalan gitu buat nyari makan malam kan ya, nah gue bete tuh, yaudah di jalan gue nendang-nendang kaleng minuman. Dan sialnya, kaleng yang gue tendang kena kepala preman." dengan gugup gue kasih tau alasannya ke Aryo.
"Serius? Tapi masa gitu doang?"
"Yaudah kalo gapercaya." gue bangkit dari duduk. "Eh Yo gue pinjem jaket sama topi dong. Gue takut nanti di jalan ketemu preman yang tadi lagi."
"Yaudah gue ambil dulu. Lo jangan kemana-mana." dan dia langsung naik lagi ke kamarnya.
Untung aja Aryo percaya sama alasan gue.
Ya gue emang berbohong sama Aryo. Gue lari-lari dikejar orang itu, gara2-gara gue mau masuk club yang ada di dekat kost nya ini. Tapi, sialnya lagi buat gue, gataunya gue diikutin sama orang suruhan Papa gue. Dan dia nyuruh gue pulang, tapi gue gamau. Jadi deh gue kabur dari orang itu.
Setelah mendapat jaket dan topi dari Aryo gue langsung pulang ke rumah gue. Dan satu kata yang bisa deskripsikan keadaan rumah gue saat ini. Sepi. Karena gamau ambil pusing, gue langsung naik ke kamar dan tidur.
****
Pas gue bangun ternyata udah jam 06.45. Gawat gue kesiangan. Udahlah gue yakin banget gue gaakan sampai sekolah tepat waktu jam 7. Akhirnya gue tetap nyantai mandi, sarapan dan lain-lainnya.
Hasilnya gue sampai sekolah jam 07.30. Dan gue gadibolehin masuk. Udah biasa banget gue ngalamin kayak gini, makanya gue juga udah biasa manjat tembok samping sekolah buat masuk.
"Grace? Lo ngapain di situ?" mati jangan sampai gue ketemu anak osis. Yang ada gue nanti dibawa ke ruang BK.
"Lah Aryo? Kok lo keluar kelas sih? Ehiya kan lo anak osis ya? Lagi tugas keliling ya? Hehe." dengan salting gue mengalihkan pembicaraan.