02.

2.2K 221 6
                                    

Tok ... tok

"Lalice, Chaeng ayo bangun dan buka pintunya. Kalian masih ingin sekolah atau tidak?!" Ujar kakak si kembar, Kwon Jiyong. Dia sudah rapih mengenakan kemeja putih tanpa dasi dipadukan celana dasar hitam, walaupun tidak terlalu formal ya mau bagaimana lagi, inilah penampilan sederhana seorang karyawan kantoran. Itu juga Jiyong sangat bersyukur bisa bekerja mencari uang untuk si kembar.

Klek ...

Jiyong terkikik melihat Chaeng membuka pintunya sambil menguap dan menatapnya malas.

"Apa sih Hyung?!! Baru juga jam 6!" Kata Chaeng, memutar bola matanya jengah.

Jiyong mengabaikan celotehan Chaeng, dia lebih memilih menengok ke dalam kamar si kembar untuk mencari sosok adiknya yang satu lagi tetapi sayangnya kasur mereka sudah tidak ada orang yang menempati. "Chaeng, kau sendirian? Lalu ... dimana si jenong kesayangan kita?"

"Mandi!"

"Oh yasudah kalau begitu aku tunggu di meja makan saja. Kau juga cepatlah mandi" seusai berkata, Jiyong berbalik melangkah menuju meja makan tanpa menutup pintu kamar mereka.

"Lalice! Kau dicari Hyung"

Lalice yang sedang menyikat giginya berhenti sesaat ketika melihat Chaeng membuka pintu kamar mandi. "Kenapa Hyung mencariku?"

"Entah, sepertinya Hyung menunggu kita untuk sarapan soalnya tadi dia berkata akan menunggu kita di meja makan" balas Chaeng melepas semua pakaiannya dan menggantungnya di belakang pintu sebelum mulai bergerak untuk membersihkan badannya.

Lalice mengangguk kemudian setelah itu mereka sama-sama diam dan akur untuk mandi bersama-sama. Ini juga mereka lakukan sesering mungkin karena hal ini bisa menguntungkan dalam hal mempersingkat waktu.

Setelah mandi dan mengenakan seragam sekolah. Tak lupa sebelum keluar, mereka menyemprotkan parfum secukupnya serta mengambil tas agar tidak repot berbolak-balik untuk kembali ke kamar.

"Sini duduklah dan nikmati sarapannya" titah Jiyong. Menyajikan dua roti selai cokelat serta segelas susu cokelat buatannya dihadapan masing-masing si kembar setelahnya dia menarik kursi dan duduk untuk menikmati porsinya.

Lalice dan Chaeng duduk di kursi yang berdampingan namun sebelum memulai menikmati roti tersebut, suara Chaeng membuat Jiyong berhenti mengunyah.

"Hyung, apakah boleh jika kami bekerja juga?" Tanya Chaeng diangguki oleh Lalice yang sekarang tengah memakan roti miliknya.

"Untuk apa?"

"Kami bosan di rumah terus"

Jiyong menggelengkan kepalanya, menolak usulan Chaeng. "Tidak boleh! Kalian masih terlalu muda untuk bekerja. Biar aku saja yang menafkahi kalian"

"Hyung ..."

"Aku bilang tidak ya tidak. Kalian ini keras kepala sekali" tegas Jiyong membuat si kembar menunduk takut untuk menatapnya lagi. Kini dia hanya menghela nafas panjang, merasa bersalah berbicara dengan suara lantang kepada mereka.

"Chaeng, Lalice maaf. Aku cuma tidak mau membuat kalian merasakan bagaimana lelahnya bekerja di usia semuda kalian. Sebenarnya aku menolak usulan itu hanya karena aku terlalu menyayangi kalian, aku tidak mau kalian kenapa-napa diluar sana tanpa pengawasan ku. Tolong mengertilah, hanya kalian berdua yang aku miliki disini"

Sisi Kehidupan Si Kembar (JL&CS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang