16.

848 101 2
                                    


Duduk seorang diri di sebuah bangku halte, Lalice terdiam ditemani sekotak susu cokelat kemasan di tangannya. Semenjak mendapatkan ciuman sore tadi dia bingung dengan perasaannya pada Jennie.

Saat gadis itu sudah mulai dekat dengan mereka, Lalice masih tetap memilih untuk memendam cintanya dalam-dalam supaya tidak merusak suasana. Tapi jika lama-kelamaan dipendam, Lalice merasa berat.

Dan pada akhirnya Lalice hanya bisa menghela nafas tanpa tahu harus dengan siapa dia mencurahkan isi hatinya itu. Dia menyesap susu kotak itu sampai habis lalu membuang sampahnya ke kotak sampah.

Ini sudah jam 8 malam, tidak ada Seulgi ataupun Chaeng yang menemaninya, Lalice hanya ingin sendiri. Oleh karena tidak mau membuat kakaknya khawatir, Lalice mulai berdiri mengambil sepeda listrik pemberian Krystal, menjalaninya dengan pelan.

Jalanan terlihat sepi karena ini sudah malam dan udara mulai dingin, banyak orang yang lebih memilih berdiam diri di rumah bergulung dengan selimut tebal diatas ranjang. Lalice sesekali menoleh siapa tahu dia menemukan Seulgi yang biasanya pergi ke minimarket di malam hari tapi sayangnya dia tidak menemukan temannya disana melainkan hanya seorang pria berdiri di depan minimarket.

Langsung saja Lalice sedikit cepat membelah jalanan sepi itu hingga sampailah dia di lorong menuju rumahnya. Dirinya menahan nafas kala melihat adanya segerombolan pria kurus mengenakan pakaian kumuh sedang merokok sambil bersandar di tembok bebatuan. Salahsatu dari mereka menoleh sedikit menyunggingkan senyumnya ke arah Lalice.

"Hei, anak kecil kita bertemu lagi disini"

Sontak saja beberapa pria itu menoleh menatap Lalice dengan tatapan berbeda-beda tapi Lalice tidak takut ataupun peduli sama sekali, dia hanya ingin melewatkan mereka yang tidak berguna.

"Menyingkirlah, aku mau pulang" kata Lalice dengan nada jengkel kala pria jalanan itu berada di depan sepedanya.

"Sepedamu bagus, kasih aku saja biar aku bisa menjualnya dan mendapatkan uang untuk makan"

Lalice langsung menepis tangan kotornya dari sepeda setelah itu menjambak rambut hitam pria itu menggunakan satu tangan. "Jangan macam-macam! Jauhkan tangan kotormu dari sepedaku. Kau orang asing dan aku tidak mengenalmu!"

"Yaaa lepaskan! Nanti rambutku rontok, aku sudah susah payah memanjangkannya"

Sebagian dari gerombolan pria tadi langsung berlari terbirit-birit mencar ke sembarang arah saat Lalice mendorong temannya hingga punggungnya terbentur di tembok. Lelaki berumur sekitar 20-an itu meringis dan meringkuk di lantai semen. Salahsatu temannya datang untuk membantu lelaki tersebut kemudian mendongak menatap Lalice, dia tadinya ingin marah namun langsung terdiam.

"L-lalice?"

Lalice juga menoleh, alangkah terkejutnya dia saat melihat pria yang dikenalnya kini berpenampilan kumuh dan berantakan seperti layaknya anak jalanan. "Jaehyun! Kau ... kenapa kau menjadi macam gelandangan seperti ini!" Lalice turun dari sepeda dan ikut berjongkok di bawah bersama Jaehyun.

Jaehyun tersenyum tipis sambil mengusap punggung temannya. "Aku diusir oleh orangtua ku karena aku ketahuan menghamili seorang gadis. Aku mengakui itu adalah salahku dan aku menerima kalau mereka mengusirku dari rumah megah itu"

"Lalu, bagaimana dengan gadis yang kau hamili?!" Lalice tercengang.

Mata Jaehyun terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis. "Dia sudah meninggal karena bunuh diri. Dia menderita depresi tapi bukan karena aku melainkan ibunya yang terus menyiksanya habis-habisan hingga mengalami pendarahan beberapa kali. Aku sebelumnya sudah berbicara kepada ibunya untuk bertanggungjawab atas kehamilan anak gadisnya tapi wanita tua itu menolak diriku dan mengusirku dari rumahnya, saat itulah aku mengadu ke orangtuaku untuk meminta bantuan agar cepat mendapatkan restu menikahi anak gadisnya tapi justru aku juga malah disiksa dan diusir dari rumah. Aku sakit hati karena sudah kehilangan dua permata hatiku disaat yang bersamaan, mereka pergi menjauh dariku untuk selamanya. Lalice jika kau juga ingin menertawai kebodohanku akan aku biarkan karena memang pada dasarnya aku bodoh seperti yang dikatakan oleh eommaku"

Sisi Kehidupan Si Kembar (JL&CS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang