#01

121 14 12
                                    

Happy Reading

"Sumpah Jin gue salpok sama kalung yang lo pake ih, cakep banget." puji Chaeryoung sambil meneliti benda yang melingkar di ceruk leher gadis itu

"Mao? Nih buat lo aja." Ryujin-gadis itu drngan siap ingin mencopot benda tersebut dari lehernya, tapi tangannya langsung di genggam

"Jangan dilepas Ryu."

"Apaan si, lepas gak tangan lo." Ryujin menatapnya sinis

"Tapi janji jangan dilepas." teduhnya sambil tersenyum manis

Chaeryoung memperhatikan pertikaian kecil diantara mereka berdua "Lo pada udah 3 hari yang lalu aneh tau gak."

"Tiba tiba kenal, trus tatapan lo kayak gak suka sama Beomgyu." dirinya tidak habis pikir dengan maksud tingkah dua orang berbeda gender ini

Ryujin memutar bola mata malas "Gak perlu gue ceritain, lo ngapain di kelas gue?"

Beomgyu masih dengan menampilkan senyumannya "Cuma pengen ngecek apakah Shin Ryujin masih dengan keadaan yang sama atau perasaan yang berbeda." setelah itu Beomgyu mengelus pucuk rambut gadis di hadapannya tapi belum lama mengelus tangannya justru di tepis kuat

Ryujin menatap malas ke remaja itu "Tangan lo kotor, jangan bikin gue jijik." gadis itu menghadapkan tubuhnya pada meja dan beralih menatap ponsel di atas mejanya

Sejujurnya kata kata kasar yang keluar dari mulut gadis itu terdengar seperti mencela dirinya, tapi ia tetap mempertahankan senyumannya yang justru semakin ia kembangkan.

"Eh iya, gue lupa cuci tangan, abis boker." ia menggaruk tengkuk lehernya sambil tertawa canggung

Chaeryoung hanya menatap iba untuk Beomgyu, ia menghela nafas melihat temannya yang seakan bodoamat dengan keadaan

"Lo. . . Chaeryoung?" tunjuk Beomgyu

"Iya."

"Tolong jaga Ryujin ya? Takut maag nya kambuh." setelah itu Beomgyu berlalu menyiulkan bunyi tapi sebelum itu ia melirik sekilas pada gadis yang memunggungi dirinya

"Jaga?" ujar Chaeryoung menerka nerka

"Kok dia tau lo punya maag?" lanjutnya yang langsung memiringkan kepala ke arah Ryujin karna penasaran

Ryujin menghela nafas " Orang gila, gak usah lo dengerin." tukasnya

Chaeryoung masih terpaku dengan kata kata beomgyu, tapi ia langsung menghela nafas ia melihat temannya tengah meringis kesakitan dengan tangan memeras perutnya "Lo pasti kagak makan lagi kan?"

Awalnya gadis itu tetap diam, tapi setelahnya ia mengangguk membuat dirinta menghela nafas "Hais, kebiasaan lo bocah banget tau gak?" Chaeryoung bangkit dari kursinya hendak membeli sesuatu yang dapat mengisi perut Ryujin

"Nih makan, jangan sampe lo masuk rumah sakit lagi." tiba tiba tangan seseorang terjulur memberikan satu kotak susu dan kotak bekal

Ryujin menengadahkan kepalanya "Gak perlu, gue gak laper." tolak Ryujin

"Makan sendiri atau gue cekokin?" remaja didepannya menyeringai

Ryujin menghela nafas "Iya gue makan, udah gih urus makhluk yang akhir akhir ini jadi penghalang gue hidup." sindir Ryujin, ia membuka kotak bekalnya hendak menyuapkan sesendok nasi

"Beomgyu?"

"Ya emang lo kira siapa lagi L-E-E J-E-N-O?hum?" Ryujin berhenti menyuapkan nasi ke dalam mulutnya

Ia melihat remaja di depannya menatap emosi ke arah jendela luar dengan kepalan yang sedikit menampilkan urat.

"Dia, apain lo?"

Ryujin sempat panik tapi ia tersenyum menyeringai "Peduli apa lo sama gue?" ia menutup bekalnya menyudahi sesi makan yang menghilangkan nafsunya

Chaeryoung yang melihat itu langsung bergegas pergi meninggalkan dua sejoli di depannya "Gu-gue keluar ya, bye Jin, misi kak."

Ryujin menatap ke arah depannya
"Gue bilang makan Shin Ryujin." membuat Ryujin menoleh ke arahnya dengan mata melotot

"Cukup! Lo gak ada hak atur hidup gue, paham? Hidup gue udah ancur karna perjodohan itu, lo juga tau kan kalo bokapnya pernah ancurin hidup nyokap gue, sampe dia bunuh diri!! Lo tau itu kan LEE JENO?!!" Ryujin mengambil nafas deru nafasnya terdengar kasar dan ancur ia mengeraskan rahanganya menatap penuh amarah pada lelaki di hadapannya

Kali ini giliran ia yang meremat roknya kencang sambil menggerutuk kedua sisi giginya

Matanya mulai berkaca "Hidup gue udah ancur 3 tahun yang lalu, karna apa? Karna bokapnya!! Dan seandainya tante Irene gak ninggalin nyokap gue, dia-dia-dia gak bakal pergi!!" Ryujin menunjuk dengan menitihkan setetes air mata keluar dari wajahnya

Jeno saja dibuat terbungkam, Chaeryoung sebenarnya tidak benar benar pergi, ia memperhatikan interaksi keduanya dari jauh. Ia memegangi hatinya "Gue aja se nyesek ini, gimana lo yang ngalamin Ryujin? Kalo nyokap gue alamin hal yang sama, apa gue bakal sekuat itu nerima kenyataan yang bahkan lebih pahit dari penyesalan?" gumamnya

"Jin." panggil Jeno mengeulurkan tangannya

"Pergi lo! Bawa semua yang lo kasih ke gue keluar dari kelas ini, sekarang!!"

Jeno berlalu dari kelasnya,
Ryujin memegangi dada kirinya sambil meremat baju menjatuhkan diri di kursi dengan kasar ia termangu, "Heh, dugaan gue bener." ia terkekeh kecil tapi ia langsung menangkup wajahnya pada lipatan tangan di atas meja

"Sialan."

Niat ngumpulin dulu nih bikinnya, pokoknya pake pertinbangan yang matang :v

Vote komennya

Merried •BeomRyu•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang