Happy reading
◽
"Non, den." sapa pembantu yang di kenal bi inah setelah selesai menyiapkan hidangan makanan untuk mereka
Ryujin hanya tersenyum sekilas, sedangkan Beomgyu menyahut, "Iya bi."
Bi inah tampak ragu, ia memainkan jari jemari dan berdiam diri di ujung dapur, Ryujin yang menyadari itu pun bersuara, "Kenapa?"
Bi inah menengadahkan kepala, "Bibi boleh izin pulang tidak? Seperti esok atau lusa, karna anak bungsu bibi terkena demam tinggi." terdengar ragu dan kaku
Ryujin hanya bisa menghela nafas, "Anak bibi yang terpenting." Ryujin memang bukan seorang ibu, tapi ia adalah anak dari seorang ibu yang sekarang menjadi bekapan rindu dalam peluknya
Bi inah terlihat tersenyum, ia menghampiri Ryujin dengan rasa terima kasih. Remaja yang melihat interaksi keduanya hanya bisa tersenyum, entah apa rasanya.
"Nanti bibi bisa berikan kunci pada kami, jika ingin berangkat sekarang." Bemgyu mengangguk kepala seraya tersenyum tulus pada wanita paruh baya
"Makasih non, den." bi inah terus membungkuk dan lagi ia berlalu meninggalkan dua orang berbeda gender tersebut
Gadis dengan rambut sebahu tengah berkutat melalui ponselnya seraya menyuapkan sesendok demi sesendok nasi pada mulutnya,
"Nanti papah sama kak Lia bakal nginep disini." ujar Beomgyu mengintrupsi
Ucapan Beomgyu sontak membuat Ryujin tersedak dan Beomguu dengan sigap memberikan minum, tapi sayangnya ia malah beranjak mencari gelas kosong dan mengisinya.
"Ini minumnya."
Ryujin tengah meneguk kasar air tersebut sedikit melirik "Gak, gue bisa ambil sendiri." tukas nya
Beomgyu diam memandang punggung Ryujin yang mulai sibuk menghentikan sesi makan dan merapihkan alat makannya, setidak inginkah Ryujin dilayani sedikit darinya.
"Emang yakin udah kenyang?" tanyanya
Ryujin hanya bisa mengabaikan pertanyaan yang menurutnya enggan dijawab, terdengar langkah mendekatinya dan sebuah tangan melingkar pada pinggang kecil milik Ryujin.
Seseorang tengah menguji nafsunya kali ini, pasalnya tengkuknya kali ini tengah di endus dan di ciumi beberapa kali seperti tengah menyirami sebuah minyak pada tungku api. Ryujin sedikit menyeringai, bermain main rupanya.
Sentuhan itu terasa lama tapi gadis dengan rambut sebahu itu tetap tidak goyah, Beomgyu akhirnya memberhentikan aksi cabulnya pada tengkuk Ryujin. Ryujin berbalik dengan wajah yang meremehkan Beomgyu,
"Jalang juga lo, oops. Gabisa dibilang jalang deh, lebih tepatnya tukang cabul yang kurang belaian." Ryujin berkata meremehkan remaja dihadapannya seakan terkejut
Beomgyu yang merasa direndahkan tangannya terkepal kuat hingga srdikit mengoyak kulit oleh kuku kukunya, ingin sekali detik itu juga ia menampar Ryujin atas perkataan kurang ajarnya. Tapi detik itu juga ia sadar kalau Ryujin bukan perempuan sembarangan
Beomgyu tersenyum, "Sinting lo." tukas Ryujin yang berlalu melewati Beomgyu yang tengah menahan amarah dibalik wajah tersenyumnya
Ryujin yang meninggalkan Beomgyu di ruang makan begitu saja kali ini tengah mundar mandir di kamara sambil mengetukkan jari pada bibirnya
"Kenapa mereka harus banget kesini si, gak ada spot buat tempat liburan gitu?" ujarnya mengingat esok adalah hari libur
Gadis itu meremat rambutnya ke belakang dan menduduki dirinya kasar pada ranjang, terbuka pintu menampilkan Beomgyu-cowok yang tengah ia tatap benci memasuki kamar
"Emang gak boleh kak Lia sama papah nginep disini?" tanya Beomgyu
Ryujin berdecak "Ini rumah lo, gue gak ada hak buat larang apapun yang dateng." ia berbaring dengan satu lengan menutupi matanya
Beomgyu melihat dan mendengar lagi lagi menghela nafas, kenapa Ryujin sebenci ini sam la gue si?
"Ya udah nanti malem mungkin mereka bakal dateng." ujar Beomgyu di pinggir ranjang
Ryujin membalik tubuhnya memunggungi Beomgyu yang hendak mengusap rambut yang menutupi wajah gadis itu
"Jangan ganggu." tegasnya
◽
Balik lagi eyy, ini ngetiknya jam 2 an eh ketiduran, ya udah baru di apdet sekarang
Udah tau kan biasanya gimana? Capek bujuk kalian tuhhh:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Merried •BeomRyu•
Fiksi Penggemarsudah terbiasa jika laki laki menikah karna balas dendam, bagaimama kalau perempuan yang dipaksa bersedia menikah dengan laki laki yang ia benci hingga mendarah daging "Ryu." "Gue udah bilang jangan panggil gue dengan sebutan itu, lo tuli!?" Copyr...