00 - PROLOG

12.3K 831 215
                                    

Kamu hanya sebatas ilusi, tak bisa digapai apalagi dimiliki.

"Shh.. Sean.. sakit.."

Seorang perempuan merintih ketika tangan besar milik Sean mencekal pergelangan tangannya. Rasa sakitnya menembus hingga tulang. Ini, bukan kali pertama.

"Kenapa sentuh?" tanya Sean dingin penuh penekanan, menahan gejolak emosi dalam dirinya.

"Tara.. Tara nggak sengaja, Sean," ujar Tara gemetar, takut. Lagi, ia membangkitkan trauma pada laki-laki itu. Trauma yang membuatnya seketika menjadi orang yang berbeda, ganas, dan brutal. Tara.. menyentuh daerah terlarang itu.

"Bohong," geram Sean, menggertakkan giginya, semakin mencekal tangan Tara kuat, hingga memerah bahkan berbekas. Rahangnya mengeras, alis tebalnya menyatu, bibirnya mengatup, bahkan otot tangannya tercetak jelas dari balik kaus hitamnya akibat seluruh tubuhnya menegang, menahan marah.

"Sean.. bisa lepasin? Tara kesakitan. Tara minta maaf, ya?" lirih Tara mencoba untuk menyadarkan laki-laki di depannya. Matanya berkali-kali terpejam ketika melihat kilatan tajam milik Sean yang mengarah kepadanya. Sean terlihat benar-benar marah.

Laki-laki itu.. bukan Sean. Tara tahu betul, itu adalah sisi Sean yang di balut trauma atas kejadian tragis itu. Kejadian tragis yang merenggut jati diri Sean yang sesungguhnya.

Sean yang mendengar rintihan memilukan itu tersadar, lalu melepaskan cekalan pada tangan Tara perlahan. Matanya melunak, meruntuki dirinya sendiri karena kembali melukai perempuan di depannya.

Sean merunduk, menyatukan keningnya pada kening Tara, gadis yang selalu berhasil membuatnya kalang kabut. Memejamkan matanya erat-erat, deru napasnya menggebu, mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih. Ia menempelkan bibirnya di kening perempuan itu lembut. Sial. Tidak, ia tak bisa seperti ini terus.

"Jangan."

"Jangan sentuh lagi," lanjut Sean lalu menegakkan tubuhnya. Menatap Tara tanpa arti dan kemudian pergi meninggalkan perempuan itu sendirian di dalam ruangan gelap dengan lampu temaram.

Tara seketika meluruhkan tubuhnya, menyentuh lantai yang sedingin angin malam kala itu. Ia menekuk lututnya, memeluknya erat. Tubuhnya masih gemetar, teringat kilatan amarah dan cekalan tangan yang begitu kuat di pergelangan tangannya.

Sakit, namun ini risikonya. Tara sendiri yang memaksakan diri untuk masuk ke dalam hidup Sean. Tara sendiri yang bertekad membantu laki-laki itu untuk kembali pulih. Tara sendiri yang ingin hadir, padahal kehadirannya itu sama sekali tak diinginkan. Tapi.. atas semua perjuangannya, haruskan ia mendapatkan luka sesakit ini?

Apakah Tara salah berharap pada Sean yang letaknya sangat jauh seperti jarak langit dan bumi?

Sean.. tak pernah bisa Tara gapai. Terkadang manis, dan terkadang menyakitkan. Laki-laki itu tak pernah bisa Tara mengerti.

"Emang harus sesakit ini, ya, sayang sama kamu?" lirihnya.

Jika bisa bertukar posisi, maukah kamu bertukar posisi dengan Tara? Merasakan jadi perempuan yang berjuang, berusaha memulihkan, namun kehadirannya tak pernah di lihat, apalagi berarti untuk seorang Sean Dirga Prameswara.

"Karena pada akhirnya, aku hanyalah pemeran figuran dalam kisah hidupmu. Aku datang hanya sebagai pemulih lukamu, bukan untuk memilikimu."

Cerita ini untuk kamu,
yang selalu di nomor sekian-kan.
Untuk kamu, yang tetap hadir walaupun tak pernah di harapkan kehadirannya.

Untuk kamu,

Yang hanya jadi pemeran figuran dalam cerita hidupnya.

●●●

Halo!

Gimana prolognya? Penasaran? Siap menjelajahi kisah Sean dan Tara?

KALAU GITU, JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM NEXT UNTUK CHAPTER SATU YUK!

Jangan lupa follow :
tanzyladinda16
tanzylaworld

Spesialnya, aku bakal upload mini trailer SEANTARA yang bakal bikin baper disana dan video-video menarik lainnya! Yuk follow! Wajib! Haha.

Keep waiting and see you soon!

Babay!

5 April, 2021
Tertanda,
Tanzyla Dinda.

SEANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang