07.50 am

375 73 4
                                    

𖠌 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐎4 ───────────  𝕹𝖊𝖛𝖊𝖗 𝖌𝖎𝖛𝖊 𝖚𝖕

Aku menengok ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada yang mengikutiku. Setelah dirasa aman, aku kembali berjalan dengan satu tangan ke dalam saku celana.

Pagi seperti ini, biasanya aku akan berlari santai karena ini waktu yang tepat untuk berolahraga di akhir pekan. Namun, karena aku punya jadwal foto juga fangirl dan fanboy yang tidak bisa ku kendalikan, aku tidak bisa melakukannya seperti biasa.

Memakai masker putih, bandana hitam yang membuat poni rambut hitam gradasi blonde ku terangkat ke atas, celana biru tua panjang dan kemeja abu-abu. Aku pergi untuk mendapat makanan di salah satu restoran favorite ku, karena jam seperti ini mereka sudah buka.

Sebenarnya, restoran itu adalah restoran kencan pertamaku dengan Ni-ki.

Aku masih ingat jelas setiap kali ada waktu, Ni-ki akan pergi kesana setelah aku mengajaknya belanja di mall. Waktu-waktu seperti itu membuatku bahagia.

Aroma masakan sudah tercium oleh hidungku, dengan cepat aku masuk ke dalam dan ada beberapa pelanggan yang sedang menikmati makanannya.

Aku mendekati meja pesan dan melihat menu yang terpampang di depan. Banyak menu makanan yang tertulis di sana.

"Aku pilih yang biasa." Ucapku pada pelayan wanita yang berukuran 30-an dan dia sudah mengenaliku karena aku sering kemari.

"Baiklah, tunggu sebentar, Nicholas." Ucapnya memberikan senyuman tipis.

Aku menunggu dengan sabar dan jariku mengetuk pada meja, sebelah pipiku bertumpu pada tanganku. Perutku sudah lapar dan aku hanya butuh beberapa menit untuk sampai ke tempat pemotretan.

"Pesan satu tamagoyaki, dan dua porsi bakar Ikan."

"Tunggu sebentar ya, tuan."

"Tolong cepat, ya."

Aku melirik ke samping dan melihat Ni-ki yang sama sedang memesan sarapannya di sini. Dia memakai celana jeans, dan cross over top berwarna karamel serta sabuk putih melilit dari luar pinggangnya.

Aku akui, dia nampak sangat manis, tapi... kenapa dia harus sampai berpakaian seperti itu?

Apa dia sudah punya pacar?

"Ini, Nicholas, makananmu."

"Oh! Iya, Terima kasih. Ini uangnya." Aku mengeluarkan uang dari dompetku.

Aku ingin sekali menyapanya, hanya saja ia pasti akan semakin membenciku karena setiap kali kami selalu bertemu.

"Ada yang ingin kau katakan?" Suaranya membuatku sadar kembali dari lamunanku, aku mengibaskan tangan dengan bebas di depan wajah.

"A-ah, tidak ada." Jawabku sambil tersenyum dibalik masker.

Pesanan makanannya datang lalu dia membayarnya, namun aku sudah dengan cepat membayar makanannya.

"Aku membayar makanannya,"

"T-tunggu, kenapa kau lakukan itu?" Tanyanya sambil menunjukkan wajah bingung.

"Apa tidak boleh? Bukannya kita teman, Ni-ki?"

Ekspresinya sedikit terkejut mendengar jawabanku. Sebenarnya aku sangat sakit menganggap diriku ini sebagai temanmu, padahal aku ingin menjadi lelakimu.

Pandangannya melembut dan untuk pertama kalinya, bibir merah mudanya menyunggingkan senyum. Dadaku terasa hangat, aku berhasil membuatnya tersenyum!

"Mmm, Terima kasih, Nicholas."

"Bukan apa-apa."











Mungkin ini langkah pertamaku untuk memeluk kembali dirimu. Semuanya selalu berawal dari pertemanan hingga, cinta.

𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐂𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞𝐝  ───────   𝕹𝖊𝖛𝖊𝖗 𝖌𝖎𝖛𝖊 𝖚𝖕

Never give up [ NichoNi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang