Hati yang telah tersakiti terkadang tak pernah bisa sembuh. Perbuatan yang selalu dilakukan, terkadang tak pernah baik. Maka, ia memilih diam dan tidak peduli. Bahkan ketika ibunya selalu menuntut penerimaan maaf darinya, dia tidak bisa. Hatinya ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#ac30dayschallenge
Kenangan yang sederhana, tetapi mampu membuat manusia menangis atau tertawa.
•••
Rama memandangi tempat makan itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Perlahan, ia membuka penutupnya. Bau nasi goreng dengan topping sosis dan keripik pangsit sanggup membuat perutnya berbunyi.
Rama memakannya secara perlahan. Lezat, begitulah rasa masakan ibunya. Bibirnya bergetar ingin menangis. Masakan ibunya, sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah.
Dipandanginya penutup tempat makan itu dengan seksama. Ia teringat ketika masih kecil, ingin dibelikan tempat makan bergambar Spiderman.
"Bu, Rama mau itu," ucapnya sembari menunjuk tempat makan gambar kesukaannya.
Fatim mengambilnya lalu menunjukkan pada Rama, "Rama mau ini?"
Rama mengangguk antusias, sembari merampas tempat makan yang dipegang ibunya.
Fatim tertawa, ia mengacak rambut Rama pelan.
"Ya udah. Tapi janji ya, disimpen baik-baik. Ibu hanya membelikan sekali saja."
Rama tersenyum ketika salah satu kenangan masa kecilnya terlewat di pikiran begitu saja. Namun, senyuman itu memudar seketika. Ketika ada seseorang yang memukul punggungnya dengan keras.
"Wah, makan gak ngajak-ngajak," ucap Rizki.
Rama tertawa, "Maafkan aku."
Rizki hanya tersenyum menanggapinya, kemudian ia menyerahkan ponselnya. Menunjukkan pada Rama bahwa sepulang sekolah nanti ada rapat mendadak di ruang jurnalis.
"Kenapa rapat mendadak?" tanya Rama.
Rizki hanya mengedikkan bahu.
"Lo 'kan ketuanya. Masa ga tau?"
"Ya 'kan ponselku rusak," jawab Rama.
"Pak Yanto ga ngasih tau?"
Rama menggeleng pelan sembari menutup tempat makannya. Ia kemudian berdiri meninggalkan Rizki begitu saja. Rizki hanya menatap malas punggung temannya yang semakin menjauh.
"Makan ga ngajak. Balik ke kelas ga ngajak, hadeh."
