Awal bersua dengannya dahulu merupakan kesan yang cenderung buruk. Dia mungkin biasa saja dengan keberadaanku. Pertemuan tersebut terjadi di suatu seleksi kepanitiaan kampus yang ku ikuti. Tak ku sangka, keterkaitan antara aku dan dia dari sebuah kebiasaan.
Pukul 09.13 aku telah berada di area kampus lengkap dengan memakai kemeja putih dan jas almamater kampus, karena begitulah peraturan mengikuti seleksi kepanitiaan. Tanpa menunggu siapapun, aku bergegas menuju lantai empat untuk interview. Rupanya sudah banyak mahasiswa mengantre di sana. Aku duduk di depan ruangan tepat di sebelah kanan pintu masuk setelah menyerahkan formulir kepada panitia.
Apa? Kamu bertanya tentangku? Oh! Maafkan aku, aku lupa untuk menuliskan tentang diriku.
Namaku Abilliano Gumelar, di rumah aku dipanggil Lian, namun di sekolah dan kampus biasa dipanggil Abil karna nama depanku. Terserah cara memanggilmu, asal bukan nama belakangku, Melar. Karena aku bukan laki-laki berbadan tambun, jika kamu mau tahu. Aku mahasiswa Fakultas Hukum disalah satu Universitas Kota Y, aku masih semester 3 saat itu. Ku kira itu sudah cukup untuk perkenalan diriku, aku tidak suka menjelaskan tentang diriku sendiri. Lagipula, aku harus segera memasuki ruangan interview, tentu akan lebih berfaedah melanjutkan ceritaku.
“Tok.. Tok.. Tok…”
Aku mengetuk pintu, ku sambung dengan kata “Permisi”. Seorang senior mempersilakan untuk duduk setelah menjabat tanganku. Ah, aku sering melihat senior ini di mimbar debat mahasiswa, senior dengan sejuta idealisme dan keberaniannya, dia perempuan gagah. Barangkali demikian ku deskripsikan.Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan, dan demikian pula ku jawab dengan pemikiran yang maksimal. Sampai pada pertanyaan ke delapan.
“Lalu apakah konsep yang akan Anda usulkan?”, Tanya senior.
“Untuk konsep sesuai dengan apa yang…” tok… tok...
Seseorang mengetuk pintu ruangan sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Ah, sial! Aku teralihkan suara ketukan. Seketika aku menatap pintu, mari kita lihat siapa orang yang mengganggu fokusku. Seorang perempuan memasuki ruangan, dengan perawakan tidak tinggi, berkulit cokelat, dengan rambut sepunggung, memakai celana jeans, lengkap dengan kemeja warna putih dan jas almamater, serta sebuah kamera menggantung di lehernya. Ada yang kurang darinya. Senyumnya. Hallo, di mana senyummu? Wajah judes yang diperlihatkan dengan sebuah lirikan tajam. Dia bertugas mendokumentasikan interview. Namanya? Aku belum tahu waktu itu, meskipun aku sudah pernah satu forum dilain kepentingan dengannya. Yang aku tahu dia perusak fokusku.
Setelah itu aku menatap pada seniorku, memberikan senyum untuknya, tapi dibalas dengan mimik wajah yang datar. Aku melanjutkan jawabanku. Perempuan pembawa kamera tersebut mengambil foto dari beberapa sudut, kemudian keluar. Menuju pertanyaan terakhir, suara pintu diketuk kembali, aku lagi-lagi teralihkan.
“Sial! Dia lagi”, umpatku dalam hati. Namun kali ini aku hanya melihatnya dengan ekor mataku tanpa memutus kalimat yang sedang ku bicarakan, lalu segera menyelesaikan interview.Satu pekan pasca interview aku mendapat notifikasi di ponselku, bahwa aku masuk ke dalam kepanitiaan acara kampus, dimasukkan ke dalam grup di WA.
Hari Senin saat itu terasa lebih terik dari hari biasanya, entah karena matahari lebih agresif memancarkan cahaya untuk menggoda orang puasa, atau hanya perasaanku saja. Di hari tersebut terdapat rapat perdana kepanitiaan, aku hadir setengah jam lebih awal dari jam yang ditentukan, lantai empat masih lengang, sesuai perkiraan. Aku duduk di kursi dengan earphone menempel di telingaku, mendengarkan lagu berjudul Only One. Satu per satu mahasiswa datang, sedikit basa-basi dengan yang lain, sedikit memberikan senyum padaku, ku balas dengan senyum yang cukup biasa saja. Aku malas tersenyum hari itu.
Rupanya rapat perdana tersebut membahas tentang pembagian anggota ke dalam beberapa divisi. Ketua panitia mengumumkan nama-nama dari setiap divisi, ketika nama disebutkan diminta agar berdiri memperkenalkan diri. Ketika tiba pada Divisi Humas, disebutkan satu nama seseorang yang merusak fokusku berdiri sebagai koordinator dalam divisi.
“Saffa Riyanti, Jurusan Ilmu Komunikasi”, itu namanya.
Setelah namanya, diikuti dengan beberapa nama.
Ketua panitia mulai menyebutkan,
“Beni Saputra (Jurusan Teknik Informatika), Vania Oktavia (Jurusan Ekonomi Pembangunan), Abilliano Gumelar (Jurusan Ilmu Hukum), Chika Ivanka (Jurusan Sastra Inggris), Yoga Agung (Jurusan Ilmu Pemerintahan), Mahardhika (Jurusan Ilmu Komunikasi), dan Fika Annisa (Jurusan Ilmu Hukum). Beri tepuk tangan untuk teman-teman Divisi Humas.”
Aku menggelengkan kepala dengan sedikit menggumam, “Astaga…”.Setelah selesai dengan pengumuman anggota divisi, ketua panitia menginstruksikan agar setiap divisi membuat forum kecil di dalam ruangan dengan bentuk lingkaran-lingkaran kecil untuk membahas beberapa hal yang diperlukan. Namun sebelum memasuki babak pembahasan yang serius, wakil koordinator mencoba mencairkan suasana dengan bertanya kepada salah satu anggota.
“Hai. Tadi namamu Vania, bukan?” Tanya Mas Dhika. Ya, Mahardhika.
Vania tersenyum ramah. Namun keramahannya dibatalkan oleh si koordinator judes, karena sebelum sempat menjawab pertanyaan Mas Dhika, si judes dengan tegas berkata, “Saya rasa tadi sudah diperkenalkan oleh ketua panitia.”Tetap mode judes meskipun puasa. Emm atau sedang tidak berpuasa? Apapun itu, seharusnya lebih ramah. Aku berbicara dalam pikiranku sendiri melihat perangainya tersebut.
Mas Dhika tersenyum canggung. Vania juga. Kami juga. Dan nampaknya Divisi Humas terlihat mencekam daripada divisi lain.
“Mari kita mulai rapat dalam divisi, karena waktu yang diberikan ketua panitia terbatas, kita membahas pada titik inti…”
Pukul 17.00 rapat dibubarkan, dan aku bergegas menuju kost untuk mandi dan menunggu waktu buka puasa sembari menyiapkan takjil.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATED
RomanceSeseorang yang kita temui dimasa depan, sekarang, maupun masa lalu selalu memiliki keterkaitan disetiap ruang kehidupan kita. Tak terkecuali diriku. Bersua dengan seseorang yang sadis manis pribadinya, yang tak akan aku temukan pada pribadi lain. Ak...