"GEEMMAAA, TUNGGUIN DONGG!!!" Teriakan seorang gadis melengking di sepanjang koridor sekolah SMA Trengginas. Gadis berambut hitam panjang yang terlihat kelelahan tersebut kemudian berlari mengerjar seorang laki-laki bernama Gema yang tak mengindahkan panggilannya.
"Gema, tungguin iiihhh." Suara melengking gadis yang biasa dipanggil Karin itu kembali terdengar. Tetapi Gema tak menghiraukannya dan tetap melangkahkan kakinya di sepanjang lorong.
"Gema, kamu itu budek yaa? Sayang banget ganteng-ganteng tapi budek." Ujar Karin lagi yang membuat langkah kaki Gema terhenti, lalu membalikkan badannya ke belakang menghadap seorang gadis yang tampak ngos-ngosan dengan tatapan dinginnya.
"Lo mau mati ya?" Tanya laki-laki itu dingin dengan tampang datar.
Dia adalah GEMA ALVIAN NICHOLA. Laki-laki berperawakan tinggi, kulit putih, bersurai hitam dengan warna mata hazel yang diturunkan ibunya yang berdarah Amerika, menambah ketampanan laki-laki berusia 18 tahun tersebut. Ia menjabat sebagai seorang ketua tim basket di SMA Trengginas sejak kelas sepuluh karena kemampuannya yang mumpuni dalam bidang basket. Berasal dari keluarga yang terpandang di bidang bisnis, menjadi nilai plus untuknya dimata para siswi yang mengidolakannya. Tapi di balik itu semua, dia memiliki kepribadian ambivert. Dia akan menjadi sosok ramah dengan orang yang sangat dekat dengannya. Tetapi dia akan bersifat sangat cuek dan dingin terhadap orang-orang yang tidak dekat dengannya, termasuk para wanita yang mengidolakannya.
Hidup Gema berjalan seperti semestinya sebelum ia menolong seorang gadis SMA yang hampir diperkosa oleh preman. Setelah saat itu, gadis yang ternyata bernama karin itu terus saja mengintilinya kemanapun hanya untuk menyatakan perasaannya yang 'katanya' sangat mencintai Gema atau sekedar memberi dia sekotak bekal makanan, katanya sebagai ucapan terima kasih dari ibunya karena telah menyelamatkannya. Gema mengira hal itu hanya akan terjadi selama beberapa hari, tapi nyatanya gadis yang sekarang berada di depannya ini sudah seakan menerornya selama lebih dari setahun belakangan.
"Hehe, sorry-sorry, canda doang kok" ucap Karin nyengir sambil berlari kecil menghampiri Gema yang berada tak jauh didepannya.
"Habisnya kamu gak dengerin aku sih, padahal aku udah teriak-teriak dari parkiran manggil kamu." Lanjut Karin.
"Jangan marah dong Gem, cuma bercanda. Yah yah, jangan marah yaa, pleaseeee." Pinta Karin dengan wajah yang dibuat memelas.
"Lo siapa?" Ujar Gema dengan tampang cueknya.
"Iihh Gema, kamu lupa sama aku? Aku Karin calon pacar kamu. Masa kamu lupas sama aku siihh. Padahal aku udah ngintilin kamu tiap hari, sampek kayak bayangan kamu. Tapi kamu masih aja lupa sama akuu." Ucap Karin dengan wajah sok sedihnya.
"Itu lo sadar diri udah ganggu orang tiap hari." Ujar Gema dengan nada sedikit sinis.
"Ganggu? Kok ganggu sih, aku kan cuma mau nunjukin perhatian aku sama kamu." Bantah Karin tak terima.
"Tapi perhatian lo itu yang ganggu gue." Balas Gema sambil menunjuk gadis di depannya itu. "Udah berapa kali gue ngomong sama lo buat jauhin gue, jangan ganggu gue, jangan perhatian sama gue, jangan bawain gue makan, dan jangan lakuin apapun buat gue. Karena gue ga butuh itu semua." Gema berusaha menahan amarahnya.
Tidak biasanya Gema mudah tersulut emosi, apalagi karena seorang perempuan. Dia selalu bisa menahan emosi terhadap para perempuan yang berusaha mendekatinya, karena para perempuan itu akan langsung pergi saat Gema tidak menghiraukan ocehan atau bahkan berkata ketus kepada mereka. Tetapi berbeda dengan Karin, gadis itu seolah-olah menulikan telinganya saat Gema berkata kasar atau bahkan mengusirnya dengan terang-terangan. Gema bingung bagaimana lagi cara yang harus dilakukan untuk membuat gadis itu menjauhinya atau bahkan membencinya.
"Lo harusnya sadar diri, lo itu bukan siapa- siapa gue, jadi berhenti buat perhatian sama gue." Lanjut laki-laki itu.
"Yaudah kali Gem, cuma masalah itu. Dari dulu aku juga udah ngajak kamu pacaran biar aku bisa terus perhatian sama kamu tanpa harus ada alasan apa-apa. Yaudah yok pacaran yok, mau kan Gem jadi pacar aku?" Karin berucap dengan wajah berubah berbinar, membuat Gema tak habis pikir dengan gadis itu.
"Lo gila." Gema menggelengkan kepalanya, semua kata-kata kasar yang ia lontarkan tadi seolah tak berarti untuk Karin.
"Iihh Gema, ini tuh bukan gila, tapi cinta, C I N T A." Balas karin berseri- seri dengan mengeja kata terakhir.
"Itu bukan cinta, tapi cuma sekedar rasa kagum dan berubah jadi obsesi. Karena gue udah nolongin lo." Ungkap Gema.
"Berapa kali sih aku mesti bilang sama kamu, kalo ini tuh bukan sekedar rasa kagum apalagi obsesi. Tapi karena aku beneran cinta sama kamu." Karin sudah mulai kesal. Ia kesal karena cowok di depannya ini selalu menganggap dirinya tidak sungguh- sungguh dengan perasaannya, melainkan hanya rasa kagum dan rasa terima kasih karena dulu laki- laki itu sudah menyelamatkan dirinya yang hampir diperkosa oleh preman sepulang sekolah saat masih kelas 10.
"Serah lo deh, capek gue ngomong sama lo." Gema berbalik dan berjalan meninggalkan Karin yang sedang menahan kesal.
"Gemaa, kamu gitu banget sama Karin. Mesti gimana lagi Karin buktiin perasaan Karin sama kamu." Ucap Karin dengan nada lemah.
Tapi sedetik kemudian wajahnya berubah optimis. "Aku gak akan nyerah Gem, aku akan pastiin kamu balas perasaan aku. Aku bakal buktiin kalau perasaan aku itu gak main- main. Dan jangan panggil aku Clarinta Myesha kalau aku bakal nyerah gitu aja." Karin bermonolog dengan dirinya sendiri. Wajahnya yang sedih sudah berubah ceria kembali seperti Karin biasanya.
CLARINTA MYESHA, Seorang siswi kelas XI IPS 5. Berpenampilan sederhana dengan wajah natural yang tak seperti kawan sebayanya yang sudah mulai menyukai make up. Tetapi meskipun begitu, Karin memilikk wajah yang cantik dan manis disaat bersamaan, membuat orang tak bosan saat memandangnya. Karin adalah gadis yang hiperaktif, ceria dan cerewet.
Hampir semua teman seangkatannya mengenal gadis itu, selain karena ia adalah gadis yang supel kepada semua orang, Karin juga terkenal karena sudah lebih dari satu tahun mengejar Gema, tapi tak mendapat respon dari laki- laki itu, sungguh miris bukan. Dibalik sifatnya yang ceria, Karin menyimpan dan menghadapi banyak sekali beban dan kerasnya hidup berdua hanya dengan ibunya, tapi dia sangat pandai menutupi itu semua dari teman- temannya dengan senyum manis yang dimilikinya.
"Ayo Karin semangattt, Kamu pasti bisa dapetin hatinya Gema. Yok semangat yok, pasti bisa." Seru karin menyemangati dirinya sendiri, lalu mulai berjalan menuju ke kelasnya.
--☆☆☆--
KAMU SEDANG MEMBACA
GE-RIN [On-going]
Teen FictionKarin, cewek yang selalu memberi ribuan senyum manis untuk Gema setiap hari, Tapi yang didapatkan malah sejuta sikap pahit dari Gema. Hingga suatu hari, semua keadaan berbalik. Saat Gema ingin membalas senyuman Karin, semua sudah hilang. Karin sudah...