2. Gema Karin🐝

29 8 0
                                    

Happy Reading♥️

-☆-

Karin melangkahkan kakinya memasuki kelas XI IPS 5. Ia berjalan menuju bangku belakang dimana kedua temannya berada dengan senyum seterang matahari yang tak pernah luntur dari wajah cantiknya.

"Hai guys, pagiiiii!" Seru Karin sambil meletakkan tasnya dan mendudukkan dirinya di kursi.

"Dari mana aja lo? Kenapa baru masuk kelas?" Tanya Ana yang duduk tepat didepan Karin.

"Biasalah" jawab Karin dengan cengiran khasnya.

"Biasa apaan? Emang lo dari mana sih?" Tanya lagi gadis yang bernama lengkap Anneke Felicia itu seolah tak puas dengan jawaban sahabatnya.

"Ya biasalah An, lo kaya ga tau aja apa kerjaan sehari-harinya Karin, kalau gak ngintilin Gema." Sahut Nesya, yang duduk disamping Karin.

"Hehe" Karin membalas dengan cengiran.

"Lo masih ngejar-ngejar si Gema?" Tanya Ana, yang dijawab anggukan kepala oleh Karin.

"Ya ampun Kariinn, ini tuh masih pagi. Seharusnya lo itu memulai pagi dengan sesuatu yang baik, bukannya malah denger omelannya si Gema yang merusak hari." Lanjut Ana dengan nada geram.

"Ya ampun Anaaa, biasa aja kali. Gue seneng- seneng aja kok, malahan Gema itu jadi penyemangat gue tau gak." Balas Karin dengan senyum manisnya.

"Gue tuh bingung sama lo Rin. Kenapa si masih ngejar- ngejar itu cowok. Padahal dia udah terang- terangan nolak lo. Bahkan dia sering bikin lo malu depan anak- anak. Cinta boleh, gobl*k jangan, Rin." Ana sudah tidak paham lagi dengan sahabatnya yang satu ini, sudah berkali- kali Gema melukainya dengan kata- kata pedas cowok itu, tapi Karin tetap saja mengejarnya.

Raut wajah Karin berubah sendu. "Gue tau kalian semua pasti nganggep gue gila atau gak tau malu kan?! Karena masih ngejar Gema yang bahkan ga noleh buat gue. Gue maklumin semua pemikiran kalian terhadap gue. Gimana pun gue ngejelasin, kalian ga akan pernah paham." Jeda Karin.

"Kalian ga akan paham gimana rasanya setelah bertahun- tahun ga pernah ngerasa terlindungi, bertahun- tahun ngadepin hidup yang kaya gini sendiri, ngadepin apapun cuma berdua sama ibu. Tapi tiba- tiba  untuk pertama kalinya gue ngerasa terlindungi oleh sosok laki- laki dan itu adalah Gema. Dan lagi- lagi kalian ga akan paham." Jawab Karin dengan suara bergetar, Nesya yang berada di sampingnya mengusap punggung Karin dengan pelan.

"Rin, maafin gue. Gue ga maksud bikin lo sedih. Ya lo bener gue ga paham dengan apa yang lo rasain, gue minta maaf. Gue cuma ga mau sahabat gue ini selalu dipermaluin sama cowok sampek kek gitu. Gue minta maaf Rin." Ana yang duduk menghadap belakang dari bangkunya kemudian mengambil tangan Karin yang berada di atas meja dan menggenggamnya.

"Iya gue paham kok. Gue tau maksud kalian itu baik, tapi gue baik- baik aja. Malahan gue bakal ngerasa sedih kalau ga ketemu sama Gema." Ujar Karin membuat Ana menghembuskan nafasnya pelan.

"Sampai kapan lo bakal tetep ngejar Gema?" Nesya yang sejak tadi diam mulai bertanya.

"Eem, ya sampai gema bales perasaan gue. Atau sampai Gema yang balik ngejar gue." Karin tersenyum mendengar jawabannya sendiri, ntahla ia bahkan tidak yakin hal itu akan terjadi.

GE-RIN [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang