ep 1

4 1 0
                                    

namaku celine wood, aku tinggal di sebuah rumah mewah di daerah Winston AS ayahku bernama richard wood. ia bekerja sebagai arsitek yang terkenal sehingga banyak para papan atas yang jauh jauh datang ke winston untuk menemui ayah dan mempercayakan rumah mereka dibangun oleh tangan emas ayah. ibuku bernama judith wood ia hanya seorang ibu rumah tangga yang menikmati harta yang telah dikumpulkan ayah.
aku juga punya kakak laki laki bernama michael wood ia orang yang sangat ambisius, ia menyukai hal dibidang medis orang bilang ia akan menjadi dokter yang sangat hebat dikarenakan saat sma ia sudah menyelamatkan seorang anak yang mengalami kejang di sekolahnya.

dan aku?? aku hanya anak smp biasa yang dikagumi banyak orang karena aku bisa lahir dikeluarga yang latar belakangnya sangat baik dan berkelas.
aku hanya anak smp biasa yang sebagian orang mengatakan bahwa aku anak yang beruntung karena lahir dengan sendok emas di mulutku.
banyak yang bilang betapa bahagianya aku memiliki keluarga yang sangat bahagia dan mesra.

really?

tanggal 23 februari 2018

aku berlari di bawah hujan dari sepulang sekolah menuju ke sebuah toko roti, mereka menyediakan roti dengan isian paling enak sekota winston aku rela basah basahan demi mendapatkan roti itu yang walau artinya aku harus mengantri berjam jam untuk mendapatkannya.

aku melihat antriannya sudah mulai namun tidak terlalu panjang aku segera mengantri dan membayangkan aku memakan roti dan susu hangat di rumah nanti. ku keluarkan ponselku dan melihat feed instagram yang memperlihatkan teman teman sekolah dengan kehidupan bebas mereka.

aku tidak bisa seperti itu, pergi berpesta, mengonsumsi obat obatan, sex bebas, karena jika aku melakukannya akan berdampak besar pada reputasi ayah dan keluarganya. bagaimana seorang richard wood arsitek paling berkelas bisa memiliki anak rebel.

tidak aku tidak mau!! walaupun ayahku penggila kerja sehingga ia tak ada saat aku membutuhkan ia saat belajar sepeda saat aku kecil, percaya atau tidak aku masih belum bisa menaiki sepeda. setidaknya uangnya selalu ada untuk kami sekeluarga.

aku terus mengantri hingga aku berada sangat dekat ke roti yang sangat kuinginkan. di depan kulihat seorang pria yang tinggi, memiliki dada bidang dengan style olahraga yang cocok ia pakai dengan warna mendominasi hitam. ia cukup familiar dan saat ia berbalik aku tau kalau itu adalah instruktur tennis ibu bernama joshua. ia berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan dan berjalan kearahku namun matanya tidak mengarah kearahku karena aku cukup pendek tinggiku hanya 155 cm bahkan sepatu berheels tinggi tidak bisa memboost tinggiku. aku juga malas menyapanya karena setiap kalia ia melihatku bulu kudukku berdiri. aku menunduk namun ia berhenti tepat disampingku dan ia tampak memeluk seorang wanita.

apa ini?? menjijikkan sekali berkelakuan seperti remaja padahal sudah tua sungguh menjengkelkan.

joshua menuntun wanita itu untuk duduk dan minum kopi di meja yang berada di sisi kanan atasku sehingga sekarang aku bisa melihat mereka dengan jelas. dan aku begitu terkejut kalau wanita yang bersamanya itu adalah ibuku sendiri.

ingin sekali aku mendatangi mereka dan menyiramkan kopi panas itu ke kepala mereka namun aku mencoba untuk tenang. akan kutunggu mereka menyadari keberadaanku terlebih dahulu.

akupun mendapatkan apa yang kuinginkan namun itu berbarengan dengan kedua pasangan itu keluar dari toko itu. aku mengikuti mereka, dibawah hujan yang deras mereka berada di bawah payung yang sama dan tampaknya tidak ada ikatan bathin antara ibu dan aku. karena jelas sekali ia tidak merasakan bahwa anaknya sudah menggigil mengikuti mereka.

aku terus berjalan dengan kantung roti yang sudah basah dan isinya pun pasti sudah kena air. walaupun demikian aku masih mengikuti mereka hilang fokus dan menabrak pria tua. aku menghiraukannya dan dia meneriaki aku dengan sebutan jalang.

DECLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang