4. Sania, Mau Putus?

472 65 6
                                    

Hai!

Komen

Vote

Tandain kalo ada typo.

***

"Kal, anter yok," Giselle mendudukkan dirinya di kursi meja belajar Haekal yang sedang menonton tv sambil tiduran.

"Ogah." jawab Haekal singkat.

"Anjing."

"Mi Sasuke ngomong Anjing Mi!" teriak Haekal.

"Ihh ayo lah, sebentar doang kedepan." Giselle berdiri dan merebahkan badannya disebelah Haekal.

"Mau ngapain sih?" tanya Haekal.

"Sebentar doang kedepan.."

"Iya mau ngapain sat." sewot Haekal.

"Beli martabak."

"Ogah, minta bang Aik atau ga bang Jep sana." Haekal berbalik membelakangi Giselle dan mulai memejamkan matanya tertidur.

"Cepet!"

"Aw!" Haekal berjengkit kaget saat dadanya dicubit pelan oleh Giselle.

"Anjing, sakit! Sini gantian!!" Haekal bangun dari tidur bohongnya.

"Ogah! Cepet siap-siap gue ganti baju dulu, byee bitch...." Giselle berlari keluar sambil melambaikan tangannya.

Dengan malas Haekal bangun dan mengambil hoodie nya yang tergantung di belakang pintu dan memakainya, cowok itu sudah memakai celana jeans pendek dan malas untuk menggantinya.

Haekal keluar kamarnya dan menutup pintu kamarnya lalu berdiri didepan pintu kamar Giselle.

"Yuk." Giselle keluar dari kamarnya lalu mereka berdua berjalan menuruni tangga dengan Giselle yang digendong di punggung Haekal. Anjing, gua juga mau.

"BUSET UDAH MALEM MASIH AJA." Malik mendelikkan matanya mendengar suara Haekal yang keras. Cowok itu sedang mengerjakan tugas kelompok dengan temannya, cewek.

"Mau kemana?" tanya Malik.

Haekal menurunkan Giselle dari punggungnya. "Kepooo.." Haekal memutar-mutar telunjuknya.

"Anj-
Malik mengangkat tempat pensil di meja mengambil ancang-ancang untuk melemparnya pada Haekal. Haekal langsung berlari keluar menarik tangan Giselle.

"Itu adik kamu?" Malik menolehkan kepalanya saat temannya bertanya.

"Iya." jawabnya.

"Sama pacarnya?" tanya temannya lagi.

"Hah? Nggak, itu adek aku juga. Mereka kembar," Malik tertawa lalu kembali memfokuskan matanya pada laptop dihadapannya.

"Ohh, enak ya kayaknya punya adek."

"Loh, emang kamu gak punya?"

"Ada sih, tapi kan bukan adik kandung." jawabnya.

"Yara, sini liat aku." Malik menangkup wajah cantik itu dengan kedua tangannya.

"Mereka bakal jadi adik kamu juga." Malik tersenyum.

"Hah?" cewek bernama Yara itu mengerutkan alisnya.

"Iya, kan nanti kamu bakal jadi istri aku."

"IHHH!!" Yara berteriak lalu memukul-mukul bahu Malik dengan kepalan tangannya.

"Aduh, sakit Ra." Malik mengerucutkan bibirnya sambil mengelus bahunya.

"Udah ah, lanjutin lagi." Yara mengalihkan pandangannya pada laptop, cewek itu sedang menahan senyum sementara hatinya dugun-dugun goryeo.

My Family My AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang