1 minggu kemuduan.
Hari ini adalah hari libur pertama bagi lusi sekolah di SMA Galaxy internasional school.pagi-pagi lusi sudah berada di depan rumah,kini ia sedang menyirami bunga-bunga yang ia dan ibunya rawat dari dulu.Lusi memanggil ibunya dengan sebutan bunda,tapi kini bunda lusi sudah meninggal 1 tahun yang lalu.entah karna apa,tapi kata ayahnya bunda lusi meninggal karna serangan jantung.dan sekarang Lusi tinggal bersama ayah dan ibu tirinyaa.mereka menikah 3 bulan setelah kepergian bunda.ayahnya bilang iya ingin menikah lagi agar lusi tidak kehilangan kasih sayang seorang ibu,tapi ternyata sebaliknya,lusi lebih baik hidup sendiri dari pada hidup bersama mereka.hatinya selalu merasa sesak ketika berada dirumah.
Tiba-tiba terdengar suara pecahan gelas dari dalam rumah."AYAH"teriak lusi.
Lusi pun menghampiri ayahnya.gelas itu bukan terjatuh dari atas,tapi sepertinya sengaja di banting oleh ayahnya,lusi melihat pecahan-pecahan gelas itu bersama wine yang berserakan.
"Dasar anak bodoh,anak macam apa kau ini"sentak ayah.
"Apa ini lusi"tekannya sambil melempar sebuah kertas ke atas meja.
Lusi hanya mampu terdiam dan memandang kertas ulangan harian 2 hari yang lalu,setelah kepergian bunda ayahnya lebih sering naik darah pada lusi."Bodoh kamu seperti bundamu"kata ayah lagi,membuat lusi harus angkat bicara.
"Ayah ga boleh berbicara tentang ibu seperti itu,apa ayah lupa?bunda yang dari awal nemenin ayah susah"ucap lusi.
"Diam kau anak bodoh"ayahnya pun menampar lusi.
"Ayah berubah"kata lusi sambil meninggalkan ayahnya,dia tidak sadar bahwa dari tadi,ternyata ibutirinya sudah memperhatikannya dari tadi,tapi ia hanya terdiam.
"Penyihir"ucap lusi dalam hati,sambil melewati ibutirinya.
Sejak dulu,lusi memimpikan bisa sekolah di SMA musically internasional high school,tapi harapannya selalu dipatahkan oleh ayahnya,karna ayahnya selalu ingin dia terlihat paling pintar disekolah,dan melupakan kemampuan bernyanyinya yang sangat indah.
****
Terlihat wildan dan salsa sedang duduk dibangku taman.
"Salsa"panggil wildan."Iyah"
"Ko gue gak pernah tau sih tentang keluarga lo,kita udah sahabatan hampir 3 tahun loh,masa gue cuma tau nenek lo si"ucap wildan dan hanya di balas senyum oleh salsa
"Lo ga mau cerita gitu ke gue"ucap wildan lagi.
"Ya udah ga papa kalo ga mau cerita,gue juga ngerti ko setiap orang pasti punya privasinya masing-masing"lanjutnya.
"Sory ya dan,nanti juga gue bakal ceritain ko kalo udah tepat waktunya".
"Iya gak papa"
"Tapi ngomong-ngomong nih yah,gue juga ga tau tentang keluarga lo sejak kita sahabatan"ucap salsa.
Wildan hanya menyengir."Oke nanti gue ceritain juga kalo lo cerita nanti"
****
Didalam kelas erick dan teman-temannya sedang membicarakan timbasketnya.
"Erick"sapa adit pada erick dan mendekat padanya.lusi pun yang sedang mendengarkan kirana menjelaskan sesuatu sontak membuat lusi menoleh pada adit,karna dia lupa bahwa adit adalah teman dari pria brengsek itu.
"Tapi masa sih erick"ucap lusi dalam hati.
"Tapi ga ada yang ga mungkin didunia ini,apa karna dia kesel sama gue?"tanya lusi dalam hatinya lagi.
"Adit,lo temenan sama erick?"tanya lusi dan sontak membuat semuanya terdiam.
"Woy adit,bolot lo ya?"lusi menaikan sedikit nada suaranya.
"Tumben lo ngomong lus"balas adit dan terkekeh.
"Bukannya jawab"kata lusi judes
"Kalo iya emang knapa?"sahut erick sambil merangkul pundak dit.
Tiba-tiba lusi tersenyum,"gak papa sih penasaran ajah sekarang gue sama hidup lo"kata lusi sambil mendekat pada erick.
"Lo bisa kan ntar malam ajak gue jalan?dan kenalin gue sama temen temen lo,biar kita tambah deket"rayu lusi pada erick,sampai erick spot jantung dibuatnya.
"Oke gue jemput lo nanti malm jam 07:30 "ucap erick bersemangat.
"Oke"
****
"Halo bebepnya erick"sapa erick yang sudah berada didepan rumah lusi.
"Hayo naik"perintah erick,agar lusi cepat naik motornya.
"Kemana?"tanya lusi.
"Udah ikut ajah,katanya mau gue kenalin sama temen-temen gue"
"Kalo bukan karna si brian-brian itu gue ogah berurusan sama ni anak tengik"ucap lusi dalam hatinya.
Suara dentuman musik terdengar begitu tajam di telinga lusi.lusi memang baru-baru ini suka ketempat seperti ini,tapi ia tidak pernah ke sini dengan lawan jenisnya,karna menurut dia jika kemari dengan lawn jenis maka tmpat ini akan terasa horor baginya.
"Lus hayo duduk!"ajak erick.
"Nah kita seneng-seneng di sini sambil minum"lanjutnya lirih.lusi hanya menaikan alisnya.
"Temen temen lo mana?"tanya lusi heran.
"Ngapain sih lo mau kenal sama temen temen gue,udah cukup kita berdua ajah,biar kita bisa lebih dekat"ucapan erick membuat lusi bergidig,tangan erick terasa menyentuh rambutnya lembut,dan tanpa ia sadar wajah erick sudah mendekat pada wajahnya,ketika udah tidak ada jarak di antara mereka,lusi langsung melotat dan berdiri,"briaaan"ucapnya dalam hati.
Ketika lusi hendak menyusul brian,lusi teringat bahwa iya telah melupakan satu hal yang membuatnya harus berbalik arah kepada erick.""PLAK""
tamparan keras mendarat di wajah erick untuk keduakalinya."Ups,sory"lusi tersenyum dan meninggalkan erick.
Lusipun mengikuti brian,ia tidak akan menyerah sampai tau siapa sebenarnya brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUSI
Teen FictionSeorang wanita bernama lusi,yang hidupnya bagaikan tangkai pohon tak berdaun,wajahnya yang cantik tapi hidupnya tidak secantik rupanya. Ia pun bertemu dengan seorang brian yang mampu memberi warna baru pada hidupnya tapi mereka harus melewati berb...