KA - 2

609 81 17
                                    

Nyatanya hanya aku yang berjuang sendiri dalam hubungan ini.
Kamu enggak.

Arunika

***

Arunika mendaratkan kepalanya di lipatan tangannya. Kepalanya masih pusing, tapi masih di tahan.

Yang tidak bisa di tahan Arunika itu memberi kata 'putus' pada Candra. Semalam Arunika tidak bisa tidur karena hal itu.

Kali ini dia akan bersungguh-sungguh untuk mengakhiri hubungannya dengan Candra.

"Ya, gue pasti bisa," kata Arunika penuh dengan keyakinan dengan tangan yang terkepal kuat.

Itu sebelum Andin dan Candra datang, setelah mereka datang, lihatlah raut wajah Arunika yang lemas seketika.

Ya ampun, di mana semangatnya tadi? Bahkan dia malu pada dirinya sendiri.

"Udah dateng?" tanya lembut Andin, cewek itu duduk di samping Arunika. Sedangkan Candra menyimpan tas Andin di belakang gadis itu.

"Udah," sahut Arunika. Matanya masih menatap kelat Candra yang sedikit pun tidak menatapnya.

Hiks, Candra tega.

Andin mengikuti arah mata Arunika, kemudian gadis itu menggoyangkan tangan Candra yang berada di dekatnya.

Candra yang terfokus pada handphone-nya beralih pada Andin.
Andin memberi kode pada Candra. Candra yang paham lalu melirik pada Arunika.

"Gimana keadaan lo?"

Arunika mengangguk. "Baik," jawabnya. "Oh iya, ada yang mau aku omongin sama kamu, Candra."

Bersamaan dengan itu bel tanda masuk berbunyi. "Ya udah, Aku masuk dulu ya."

Jangan kira Candra bicara dengan Arunika, kalian salah. Karena sebenarnya Candra hanya bicara pada  Andin.

Mata Candra beralih pada Arunika. "Gue titip Andin," katanya dan pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Arunika.

Rahang Arunika jatuh. Rasanya dia ingin menceburkan Candra ke Segitiga Bermuda saja.

"Kata Candra, kemarin lo pingsan?" Arunika beralih pada Andin yang sedari tadi memperhatikannya.

"Iya."

"Sekarang udah baikan?"

"Udah," jawab Arunika singkat.

Sebenarnya kalau di pikir-pikir Andin itu tidak salah di sini, tapi kebiasaan Arunika selalu melampiaskan kekesalannya pada Candra ke Andin.

"Candra kemarin itu khawatir banget sama lo." Bohong Andin. "Tapi Bunda suruh dia jaga gue, makanya dia gak bisa ke mana-mana."

Arunika tersenyum kecil menanggapi ucapan Andin. Mungkin Andin kira Arunika percaya. Padahal dia tau, semua yang dikatakan Andin adalah dusta.

Delapan bulan, selama itu usia hubungannya dengan Candra. Jangan kalian kira selama ini Candra bersikap baik pada Arunika. Kalian salah kira. Karena Candra seperti tidak pernah menganggap Arunika sebagai kekasihnya. Jahat ya? Iya, jahat sekali. Candra lebih peduli pada Andin di banding Arunika.

Selama ini Arunika bisa bertahan, tapi entahlah saat ini. Hatinya sudah lelah kalau harus terus menanggung sakit.

"Gue mau putus dari Candra," lirih Arunika.

Mata Andin membola. "Kenapa?"

"Gue cape pacaran sama dia. Nyatanya Candra lebih peduli sama lo, di banding gue pacarnya. Iya, gue tau lo sahabatnya. Tapi boleh dong gue egois sedikit, minta Candra peduli sama gue sedikit aja." Arunika menghela nafas dalam-dalam. "Maka dari itu, gue mau minta putus dari dia, gue gak mau terus ngebantin," sambungnya.

Perkataan Arunika bagaikan pukulan telak bagi Andin. Bibir cewek itu keluh tak mampu berucap.

Tak lama dari itu, guru mata pembelajaran pertama datang. Tak ada lagi suara, semuanya fokus pada guru pembimbing mereka yang berdiri di depan kelas.

***

Candra berlari di koridor menuju UKS. Dia baru saja mendengar kabar kalau Andin sakit, dan di bawa ke ruang UKS. Maka dari itu Candra ingin bertemu dengannya.

"Andin!"

Andin terlonjak kaget. Candra datang-datang langsung menyentuh dahinya. Memeriksa keadaannya. Andin menjauhkan tangan Candra dari dahinya.

"Apaan sih?"

"Lo gak apa-apa, kan? Apa yang lo rasain? Mau ke rumah sakit?"

Andin berdecak kesal. "Apaan sih? Gue gak papa!"

"Andin gue khawatir sama lo," desah Candra putus asa.

"Candra, sebaiknya lo jaga jarak deh sama gue, gue gak mau buat Arunika cemburu."

Candra menatap tajam Andin. "Jadi karena dia lo kayak gini? Lo ketus sama gue karena Arunika?"

"Lo seharusnya bisa jaga perasaan dia, dia itu cewek lo!"

"Gue gak merasa dia cewek gue!" pekik Candra.

"Gue cuma sayang sama lo, Andin."

Andin kembali di buat keluh dengan Candra. Entah bagaimana jalan pikiran Candra.

Andin menghela nafas. "Kita cuma sahabatan, gak seharusnya lo bersikap overprotektif sama gue."

"Terserah lo mau berpikiran apa, yang jelas gue sayang sama lo."

Tanpa mereka semua tau, ada seseorang yang berdiri di dekat pintu masuk. Dia adalah Arunika.

Cewek itu lantas pergi meninggalkan UKS. Cukup, hatinya sudah tak mampu lagi untuk bertahan.

***

"Bersambung"

Mengumpat Candra di persilahkan.

🤣🤣🤣

Kisah ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang