Awal

18 4 5
                                    

  

Kenapa dia terlalu hebat membuat hati ku goyah. Jantung ku berdebar saat didekat dia.  Ini kenapa?

Pandai sekali dia menarik ulur badan ku. Jangankan badan. Perasaan ku juga ambil posisi disini. Menjebak lalu menerkam. Itulah dia. Bodohnya aku tak pandai mengelak.

Rasa itu sudah terkubur lama. Lantas sekarang diungkit dengan ganas. Tanpa rasa kasihan. Membutakan mata tentang yang lama.

Dia kembali dengan segudang kehangatan. Dan jangan lupakan setiap duri tajam yang ada di dirinya. Hangat untuk didekap lalu hancur ketika lepas.

Bagaimana ini? Benteng pertahanan ku goyah. Hampir saja runtuh.

Kenapa dia ada lagi ketika aku sedang memiliki luka ini. Kenapa dia datang dengan senyum nya yang manis. Sialnya aku menyukai senyuman dari si pipi gembul itu.

Membahas lalu mengingatkan lagi tentang rasa yang tak akan pernah pudar. Untuk apa semua ini dia lakukan. Hanya membuat diri ku tak nyaman dengan keadaan.

Percayalah dia memiliki ruang tersendiri disini. Aku membencinya sangat sangat sangat benci. Tapi tetap ruang itu tak akan pernah ilang. Sudah menjadi hak milik dia sampai kapan pun.

Dilepaskan nya adalah satu hal yang membuatku sangat hancur kala itu. Kenapa segampang itu dia meninggalkan ku. Hal konyol apa yang ada di benak nya saat itu. Hingga tega meninggalkan ku di ruang hampa itu sendiri.

Tangis ku tak dia hiraukan bahkan telinga nya menuli saat aku berteriak agar dia tak pergi. Tapi tetap saja dia melangkah menjauh.

Aku sangat bodoh akan dia. Dia terlalu licik untuk aku pahami. Buktinya liat saja sekarang dia datang bukan. Datang dengan aroma khas nya yang membuat ku sangat rindu berada di dekapannya.

Tidak. Tidak akan bisa ada yang menggantikan dia. Tidak ada seempuk dia.

Dia lucu. Menggemaskan hingga aku miris melihatnya. Mengapa dibalik itu semua dia sangat kejam?

Padahal hati ku sudah lelah dibuat nya. Hilang beberapa waktu tidak membuat hati ku menolak kehadiran dia. Bahkan hati ku meninginkan dia. Bodoh! Jangan lakukan itu.

Apalagi sekarang pasangan kita bukan kita lagi. Mengerti kan. Bahagialah dengan apa yang dimiliki sekarang. Aku akan tetap merindukan dekapan mu. Kecupan hingga belaian mu. Tak akan pernah lupa.

Datanglah jika merasa ada yang ketinggalan. Ambil semuanya diruang ini apa yang perlu.

Luka itu aku pendam. Dia hanya tau aku yang diam.

Thanks ya🌹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang