PART 3

25 0 0
                                    

Don't Let Me Go..!!

"Kenapa..??! Kenapa Rio..?! Kenapa kamu tinggalin aku disini sendiri, kenapa kamu nggak bilang dulu ke aku..!!", teriak yesha.

"Kenapa kamu pergi disaat rasa sayang itu mulai tumbuh dihatiku..!! Kenapa Rio.. Kenapaaaaaaaaa!!", isak tangis yesha makin menjadi.

Dia benar-benar seperti orang yang kehilangan arah.

Hingga akhirnya dia pingsan di tempat itu.

Dinda yang sejak tadi menunggu yesha dirumah yesha bersama mama yesha, begitu panik begitu tahu kalau yesha belum sampai-sampai rumah juga, mereka begitu mengkhawatirkan keadaan yesha.

Terlebih lagi dengan Yudha (Kakak yesha)…

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pergi mencari yesha, dan tiba-tiba Yudha teringat sesuatu..
"ya..!! Aku tau dimana yesha", celetuk yudha, dengan cepat dia langsung membanting setirnya, menuju ke pantai dekat sekolahan yesha.

Ternyata benar, mereka menemukan yesha disana.

Betapa syocknya yudha melihat adiknya terkapar lemas di pasir.

"Yesha.. yesha bangun.. kamu kenapa?!!", yudha mengguncang-guncang tubuh yesha.

Dinda pun sampai menangis karena panik.

Mereka langsung membawa yesha ke RS terdekat.

Dokter segera menangani yesha.

Pihak medis RS menyarankan agar mereka menunggu sejenak di luar,  karena dokter akan menangani semuanya.

2 jam berlalu..
Waktu menunjukkan pukul 11 malam.

"Dokter.. gimana keadaan adik saya dok??! Apa dia baik-baik saja..!!", tanya yudha cemas.

"Tenang.. tenang sdr. Yudha, adik anda hanya mengalami syock berlebih, hingga membuat dirinya kehilangan kesadarannya, disamping itu kondisi fisik adik anda memang tidak begitu sehat secara bersamaan..", dokter memberi penjelasan.

Dokter mempersilahkan mereka masuk untuk melihat keadaan yesha.

Yesha terbaring lemas selama 2 hari di RS, bahkan dia sering mengigaukan Rio tiap malamnya.

"Sha.. gimana kondisimu??!, kamu harus kuat sha, kakak janji kakak akan cari tau tentang Rio. Tapi kamu juga harus janji, kamu harus cepet sembuh", bujuk yudha.

Yesha menatap yudha penuh harap, tapi mulut nya seolah enggan berkata apapun.

Sejak hari itu, yesha berubah jadi sangat pendiam.

Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di taman sekolah, melukis, lalu kadang menangis sendiri.

"Sha.. ke kantin yukk!!", ajak dinda.

"Loe duluan aja din, gue nggak laper", jawab yesha dingin.

"Tapi.. sha, loe..". "Din...!! Gue bilang gue nggak laper!!", bentak yesha memotong kata dinda.

yesha menatap dinda dengan mata berair, lalu  mengacuhkan dinda dan melanjutkan lukisannya.

Yesha bukan lagi dia yang dulu, yesha yang periang, dan yesha yang begitu energik.

Kepergian Rio membuat yesha seolah kehilaangan sebagian penopang hidupnya.

Dari kecil, mereka memang hampir tak pernah berpisah, mungkin perubahan kondisi ini yang membuat yesha terpuruk.

-----------//-----

D'Miracle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang