Zwei

210 13 1
                                    

Sinar mentari yang masuk melalui jendela membangunkan tidurku yang sangat nyenyak. aku terbangun namun tertahan oleh sebuah tangan besar yang melingkar di pinggangku. itu adalah tangan harry. hembusan nafasnya yang sangat teratur bisa aku rasakan. bagaimana tidak, dia menghembuskan nafasnya di leherku dan ini membuatku kegelian. aku akan berusaha mencoba untuk membangunkannya terlebih dahulu.


"harry"


tak ada jawaban


"harry, bangun.."


masih tak ada jawaban


"harryyyy bangun ini sudah siang"


"hmm"


"curly bangunnnn cepatt aku harus sekolah hari ini"


"tutup mulutmu dan tidur lagi hari ini hari sabtu, cupcake"


"benarkah?"


"hmm"


"aku ingin mengechecknya dulu"


"aku tidak bohong"


"aku hanya ingin memastikannya"


"terserah"


"lepaskan tanganmu sekarang juga"


"tidak mau"


"lepas harryyyyy"


"harry lepass"


bukannya dilepaskan dia malah mempererat pelukannya


"harry aku sulit bernapas"


"ha..rr..yy.. le..pa...s..ka..n.."


dia langsung melepaskannya dan setelah dia melepaskannya akhirnya aku bisa bernapas dengan lega, tapi dia terbangun dan wajahnya terlihat khawatir


"kau tidak apa apa kan cupcake?


"ya aku tidak apa apa. tenang saja"


"maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu"

ya

"kau tidak menyakitiku har, aku hanya sedikit sulit bernapas tadi."


"maafkan aku ya, sebagai gantinya bagaimana kalau kita jalan-jalan ke London eye?"


"tidak mau"


"ayolah georgie"


"aku mau dirumah saja har"


"tapi..."


omongannya terputus karena ponselnya berdering. dia bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman dan mengangkat telponnya.



"halo?"


"apa?"


"tapi..."


"aku tidak bisa Li"


"aku ada janji.."


"dengan seorang perempuan"


"bukan, dia adikku"


"agh.. baiklah"


dan dia langsung melempar asal ponselnya ke tepat tidur.


"cupcake, karena ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan jadi jalan jalan kita diundur sampai nanti sore bagaimana?"


"lagian aku tidak mau jalan-jalan har"


"tapi kau harus mau beth"


"hey sejak kapan kau memanggil namaku seperti itu"


"barusan. oh iya tapi sebelumnya kau harus ikut aku kerumah temanku terlebih dahulu."


"untuk apa?"


"menemaniku sambil menunggu kencan kita nanti sore"


"kencan?"


"iya kencan"


"aku adikmu har"


"aku tahu, ini kencan antara kakak dan adik, beth"


"oh ayolah har, jangan memanggilku dengan nama itu"


"yasudah cupcake, sekarang kau mandi ya. aku juga akan mandi. atau kau mau mandi bersamaku?" katanya sambil menunjukkan senyumannya yang aku tidak bisa artikan.


"aku akan mandi bersamamu setelah kau bisa membuatkan aku istana dalam satu jam."


"itu mustahil. dan takkan mungkin terjadi"


"that's right. itu berarti mustahil dan takkan pernah terjadi jika aku mandi bersamamu."


"yasudah sana kau mandi. aku akan kembali ke kamarku."


"aku akan menunggumu dibawah, sampai jumpa cupcake."


aku bergegas menuju kamar mandi. setelah selesai membersihkan tubuhku, aku memilih pakaian yang akan aku kenakan. aku masih bingung akan memakai apa, setelah memberantakkan lemari pakaianku, dan mencoba beberapa pakaian akhirnya aku menemukan pakaian yang simple dan kurasa cocok digunakan olehku.


setelah selesai berpakaian serta menggunakan sedikit make up aku turun kebawah dan ternyata harry sudah menungguku dibawah. dia memakai pakaian yang simple namun dia terlihat tampan. kami segera bergegas menuju rumah temannya harry.


FORBIDDEN LOVE || HSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang