Kakashi menggeleng cepat, meninggikan suaranya, "Tidak.. Teman-temanku menungguku di luar sana. Aku harus menghampiri mereka".
Anak itu menggeleng, dan kembali menarik tangan Kakashi, "Kau harus ikut dengan kami"
Kakashi berusaha melepas tangannya. Namun, anak itu mengeratkan genggamannya, menarik tangannya lebih keras dari sebelumnya.
Kakashi meraih kunai dengan tangan satunya, "Maaf, sebenarnya aku tidak berniat, tapi karena kau yang membuatku kesal, jadi---".
Kakashi melempar kunai ke arah anak itu. Kunai itu hanya menembusnya, "Sial", umpat Kakashi
Anak itu menyeringai, lalu menoleh ke dua temannya. Seperti mengisyaratkan sesuatu.
Satu anak mengambil pisau dari atas meja, ia berlari lalu melompat. Mengarahkan pisau itu kepada Kakashi.
Dengan cepat, Kakashi menghindari pisau itu. Meskipun pisau itu sedikit menggores pipinya, membuat darah sedikit mengalir di pipinya.
Anak tadi membalikkan badannya, menatap Kakashi dengan penuh intimidasi. Anak itu menyeringai lebar. Kemudian ia berjalan di dinding, seperti ancang-ancang.
Anak itu melompat, seakan-akan menendang sesuatu. Kakashi menoleh ke belakang, memperhatikan gerakan anak itu. Kakashi menundukkan kepalanya untuk menghindari tendangannya.
Tendangan anak tadi mengenai salah satu temannya yang memegang tangan Kakashi. Anak itu membentur dinding.
Kakashi membalikkan tubuhnya, menghadap satu anak lagi yang sedang memasang kuda-kuda untuk menyerangnya.
Namun, anak yang membentur dinding tadi telah bangkit, tanpa tanda-tanda. Ia berlari dan menendang keras punggung Kakashi dari belakang. Kakashi tak sempat menyeimbangkan tubuhnya, dan terbentur keras pada pintu di depannya. "Arghh". Kakashi memegang kepalanya yang terasa sakit karena terbentur.
Pandangannya mengabur, ia samar-samar melihat anak tadi berada di atas tubuhnya, seperti hendak mendaratkan satu tendangan lagi kepadanya. "Chikusso!!", umpat anak itu sembari mendaratkan tendangannya kepada perut Kakashi
Membuat Sang Hokage memuntahkan darah dari mulutnya. Pandangannya semakin mengabur. "A-aku----". Kakashi menutup kedua matanya.
••••
"Itu Kakashi-Sensei", ujar Naruto sembari menunjuk ke arah Kakashi yang bersandar di pohon, tak sadarkan diri.
Naruto dan Sakura berlari mendekat kepada Kakashi. Sakura membungkam mulutnya melihat darah yang tampak pada masker Kakashi.
"Sensei...Sensei ". Naruto menepuk pelan pundak Kakashi, mencoba untuk menyadarkannya.
"Luka di pipinya memang tidak terlalu dalam, tapi--
Sakura mengalirkan chakra hijau pada pipi Kakashi.
"Sakura-chan, Sensei masih bernafas kan?".
Sakura menggertakkan giginya, mencoba menahan emosinya. Kemudian mengangguk pelan, "Ya".
Sakura menghentikan chakranya, "Aku sudah menutup lukanya".
"Kapan Sensei akan--
KAMU SEDANG MEMBACA
HATAKE KAKASHI : THE ROKUDAIME
FanfictionDesa Amegakure, terjadi kejanggalan di desa ini. Beberapa misteri mengenai ledakan yang terjadi di Danau Mizumi. Ketika kelima negara besar bekerja sama dengan desa Amegakure, untuk memecahkan misteri ledakan yang terjadi di danau Mizumi. Kelima kag...