Malam itu seratus kali lipat terasa gelap, dengan langit tanpa bintang dan bulan yang bersembunyi entah dimana. Malam itu seakan menggambarkan setiap perasaan dihati gadis yang sedang berjalan dilorong gelap dengan wajah suram, sesuram gaun hitam yang dia pakai.
Malam itu adalah kiamat baginya. Bagi seorang gadis yang tidak punya apa-apa untuk di banggakan selain harga dirinya. Dan malam ini dia akan menyerahkan satu-satunya yang dia punya untuk orang asing yang tidak pernah berada dihatinya.
Dia bisa saja lari saat itu juga, kabur sejauh mungkin, menghilang dan menjalani hidup yang baru. Tapi dia sudah berjanji, mata dibalas mata, dia tidak bisa lari dengan kenyataan pahit bahwa seseorang yang dia cintai telah selamat dengan bayaran semua ini.
Akhirnya dia sudah sampai, disebuah pintu bertuliskan "welcome to the Hell", gadis itu menggigil seketika. Pintu itu adalah pintu menuju penderitaan tanpa batas, dan sebentar lagi dia akan melewati pintu itu, dimana sang Devil bertahta. Devil yang akan menghancurkan dirinya hingga berkeping-keping.
Seluruh titik tubuhnya berteriak berontak, memaksa gadis itu untuk tidak membuka pintu itu walau tangannya sudah terulur menyentuh ganggang pintu sedingin es itu. Air matanya hampir saja jatuh karena ketakutan. Tapi lagi-lagi wajah tak berdaya muncul di pelupuk matanya, membuat tangannya membuka pintu itu dalam satu hentakan.
Neraka bervisual surga terpampang di depannya. Dan sang Devil sedang menatapnya dengan tatapan dingin. Seakan sebentar lagi dia akan menjadi hamba sahayanya, dan hidup selamanya dibawah cambuknya.
"Ternyata kau memang datang." Suara sedingin es menelusup kerongga telinga gadis itu, membuatnya hampir saja menangis karena ketakutan. Tapi seperti biasa, dia selalu berhasil mengendalikan setiap emosi yang berontak didadanya.
"Saya hanya menepati janji." Getaran bibir gadis itu seakan menjelaskan kalau sekarang ketakutan menguasai dirinya.
"Kalau begitu selamat datang."
Sambutan itu menandakan kalau, Gadis itu sudah memilih untuk terjun kedalam jurang tak berdasar. Dan langit gelap diluar sana akan menjadi saksi bisu setiap air mata yang jatuh dan rasa sakit yang mendera.
Kiamat benar-benar sudah tiba di hidup gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SECRETARY-My Obsession
RomanceTracy Arsmonica membenci atasannya, Kevin Putra Prasetya, yang selalu menjebaknya dalam seribu kesalahan. Memaksanya untuk tinggal disisinya dan tidak bisa lari. Karena tanpa sadar, Tracy mulai menggantungkan hidupnya pada Kevin, sehingga tanpa sada...