// warning : keseluruhan tempat dan juga setting serta waktu di fanfiksi ini semuanya tidak benar dan akurat, hanya imajinasi author semata untuk keperluan fiksi. Semua yang ada di cerita ini adalah fiksi.
.
.
.
Lucas tahu bahwa saat Jaehyun beranjak tiga puluh tahun dan ia merasakan bahwa tali pengikat yang ia ciptakan untuk kisahnya mulai mengendur, ia tak bisa tinggal diam. Menjadi manusia dan berbaur adalah hal yang cukup sulit, ia tak menyangka bahwa Kehidupan mengatakan ia juga harus bersosialisasi yang mana ia sedikit kewalahan dengan banyaknya orang yang ia ajak bicara hanya untuk berada di universitas tanpa bertemu langsung dengan Jaehyun. Melelahkan, biasanya dia hanya akan melihat dan mengawasi lalu bertindak dari jauh, namun dua reinkarnasi ini sangat jauh dan hampir satu persen kemungkinan mereka akan bertemu membuatnya gatal.
"Gah. Apakah ini yang namanya kopi?"
Lidahnya terasa terbakar karena ia baru tahu jikalau tubuh manusia sangat sensitif pada suhu dan juga perasa, rasa pahit yang menjalari lidah yang memerah dan mengerut karena meminum kopi panas tanpa ditiup dijulurkan. Iris gelap memandangi isi cangkir yang masih mengepulkan asap seolah mengejeknya dengan kesal. Ia sedikit terkejut begitu langkah kaki berderap seseorang memenuhi koridor kosong, dengan panik dan membawa cangkirnya, ia melompat ke belakang pilar dan merunduk. Berusaha menyembunyikan tubuh besarnya dari Jaehyun yang baru saja selesai dengan kelasnya dan melintas.
"Fiuh. Sekarang aku harus bertindak."
Menjentikkan jarinya, cangkir berisi kopi menghilang dalam sekejap mata sebelum ia memasang kumis palsu dan menegakkan tubuhnya. Bertepatan dengan lautan mahasiswa yang mulai memenuhi koridor, ia memandangi pintu kelas tempat Jaehyun mengajar dengan lamat lamat. Berusaha mencari yang cocok ia gunakan sebagai perantara.
"Nah. Pria yang alisnya seperti burung camar itu!" Ucapnya kencang sebelum menepuk bibirnya sendiri saat beberapa mata memandanginya. Menggaruk garuk ujung kumis palsu yang gatal di kulit, Lucas meneliti pria bersurai pirang yang wajahnya lesu dan tubuhnya lunglai berjalan keluar. Radarnya mengatakan bahwa pria bujangan ini sedang gundah dikarenakan patah hati, matanya memincing dan bibirnya menganga menyadari sebuah nama yang tertera di lembaran takdir pria itu.
"Hohohoho." Ia bahkan tertawa layaknya seorang pria tua, melompat dari tempat persembunyiannya, ia mengangkat telunjuknya yang terarah pada seorang mahasiswa dengan surai kehitaman yang dibelah di tengah, berjalan tak jauh di belakang pria alis unik itu. Sebuah cahaya yang keluar dari ujung jemarinya meluncur cepat, melewati tubuh orang orang lalu masuk ke dalam dada pria itu. Seperti terkena kejut listrik dan tubuhnya kejang, mengagetkan orang orang di sekitar sebelum ia terkesiap lalu merangkul pria yang ditargetkan Lucas.
"DUDE! Aku dengar bahwa Profesor Jung suka pria yang bersih dan rajin, karena uh aku ada urusan dengan uh keluargaku jadi aku tak bisa menghadiri hukumanku membersihkan kelas, bagaimana kalau kau saja? Bilang saja kalau kau berinisiatif, pasti Profesor jatuh hati padamu."
"Yang benar?"
Kilatan senang di mata pria itu membuat Lucas tersenyum lebar. Dari situlah, ia membantu menyatukan dua reinkarnasi yang takdir indah mereka sudah menunggu di depan mata. Tak sulit membuat Mark yang tak peka dan sedikit acuh menemukan surat yang diselipkan di buku Jaehyun, lalu mengacaukan peta digital di mobil Kun saat mereka pergi ke Busan dan sedikit mengurangi bensin sehingga ia mengarah ke tempat pengisian dimana Mark berada sesuai rencana Lucas. Meskipun hidup sebagai manusia sangat menyusahkan untuknya, tapi ia akhirnya dapat menyesuaikan diri, sedikit menyesal karena memilih tubuh yang tinggi besar dan mencolok. Ia bisa mengubah bentuk sesuai keinginannya, hanya saja Lucas selalu lupa, karena terlalu sibuk membuntuti kedua reinkarnasi tersebut. Hingga ia tak sengaja bertemu kucing yang juga bertengger di pohon tepat di balik pagar halaman belakang Kediaman Suh, tempat dimana ia mengintai semalaman, kucing nakal itu mencakarnya dan membuat ia jatuh tepat ke dalam tong sampah dan membuat gaduh. Beruntung, Kehidupan memberinya kemudahan karena ia bertemu dengan Mark, pria yang ia tetapkan sebagai perantara mereka, pria ini bodoh dan sedikit kikuk sehingga ia tidak akan berbuat diluar rencana. Lagipula sepertinya Mark juga sangat antusias dengan keberlangsungan kisah cinta keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind.
FanfictionJaehyun yang adalah profesor sejarah di sebuah universitas, menemukan surat cinta yang ditulis mendiang kakek buyutnya, Jung Yoonoh, seorang veteran prajurit perang kepada Suh Youngho, kekasihnya yang adalah tentara Amerika. Cinta terlarang yang tet...