Ciel memijit kepalanya pelan, ia sangat kelelahan. Sebastian memberikan segunung kertas yang harus ia periksa dan tanda tangani. Jangankan selesai, meskipun tangannya terus bekerja dari pagi hingga petang, baru setengah yang dapat ia selesaikan.
"Sebastian sialan. Apa dia ingin membunuhku dengan semua kertas ini" Ciel merasa geram dengan pelayan tampannya itu.
Menengadahkan kepalanya ke atas dan menyenderkan punggung ke kursi, Ciel bertanya tanya untuk apa dia mempertahankan perusahaan Phantohive jika pada akhirnya dia sendiri akan mati dimakan iblis itu.
"Akh! Kepalaku pusing" Ciel menambah kekuatan pada jari-jari yang memijit kepalanya.
"Sebastian!!" Sorak Ciel sekeras mungkin.
Pintu diketuk, tak selang waktu lama Sebastian sudah tiba dengan makanan manis dan secangkir teh.
"Ada apa bocchan? Wajahmu terlihat sangat lesu" Sebastian mendorong troli
makanan itu mendekati Ciel."Aku sangat lelah melakukan semua ini"
"Tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengelak. Itu adalah kewajiban anda sebagai kepala keluarga phantohive"
Ciel selalu kesal dengan sikap Sebastian yang seperti itu. Tapi Ciel sendiri tak dapat mengelak atau menyangkal kata-kata butler nya itu.
Ciel membuang nafas kasar "hufft" "Menyebalkan" umpatnya pelan
"Teh untuk hari ini adalah Earl grey. Dibuat dengan teh hitam, lemon dan bergamot yang akan memberikan rasa tenang untuk anda" Sebastian menuangkan teh hitam itu ke gelas indah berukirkan bunga.
Saat teh itu diseduh, wangi harum nan menenangkan memenuhi ruangan itu.
Ciel menghirup oksigen sebanyak yang dapat ia tampung dalam paru-parunya, mengisinya dengar wangi yang amat menenangkan itu.
"Sepertinya anda sangat menyukai wanginya" Sebastian berjalan dengan anggun membawa secangkir teh ke meja tuannya.
"Silahkan, rasanya-pun tak akan kalah dari wangi yang ia berikan" Kata Sebastian sambil menyodorkan segelas teh.
Ciel tak berkata apapun, ia mengangkat pegangan gelas itu dengan tangan kecil nya lalu meneguk teh nya.
Ada rasa manis, asam dan sedikit pahit yang mengalir ke tenggorokannya. Rasanya sangat tenang, ia merasa bisa merilekskan tubuhnya yang lelah hanya dengan meminum teh.
"Earl grey sangat cocok jika disajikan dengan scone cake" Sebastian mengantarkan piring itu ke meja tuannya.
Ciel memakan camilan siangnya itu dengan tenang di meja kerja. Melupakan sejenak semua kertas yang menunggu untuk diperiksa olehnya.
"Hahhhh" Ciel menghembuskan nafas lega, merasakan perutnya yang kenyang dan tenaganya yang sudah terisi. Sekarang ia bisa lebih fokus mengerjakan tugasnya.
Sementara Sebastian masih berdiri di depan troli, merapikan tempat makan dan gelas yang baru digunakan.
Ciel menatap pelayannya diam-diam, bagaimana ia bisa tidak pernah bosan melihat pelayan itu. Padahal Sebastian tidak pernah merubah bentuk pakaiannya ataupun gaya rambut nya
'yahh itu juga tidak sopan sih untuknya jika mengganti penampilan' batin Ciel.
Tubuh tinggi yang ideal, rambut hitam sebagai mahkotanya dengan wajah ramping dengan mata tajam, disempurnakan dengan kemampuannya yang hebat
'hah sadarrrr.... Wajar jika dia sempurna!! Dia bukan manusia' Ciel menggelengkan kepalanya berusaha mengembalikan fikiran jernih miliklnya yang sempat hilang."Anda terus memperhatikan saya. Apa ada yang salah?" Sebastian sudah berdiri tepat di depan mejanya, memasang wajah penuh wibawa seperti biasanya. Tidak, kali ini ada kesan licik dari ekspresi nya. Ya! Sebastian sedikit meyeringai dengan alis kiri yang terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi(BL) Oneshoot Seba-Ciel
FanfictionIni hanya cerita fanfic! Karya asli (black butler) tetap milik YANA TOBOSO. <18 minggir Konten yaoi Hanya cerita oneshoot Sebastian Michaelis dan Ciel phantomhive. 😉Happy reading😁🐾