Chap 2. Book of murder

3.6K 159 16
                                    

"apa tak masalah?" Ciel menaiki tangga di manor megahnya.

Sebastian menatap punggung tuannya itu sembari memincingkan sebelah mata.
"Maksud anda?"

Ciel berbalik menatap angkuh sang butler dari atas tangga.

"Otakmu ternya tumpul Sebastian. Tentu saja aku membicarakan penulis itu!"

"Maaf kan saya" iblis itu membungkukkan tubuhnya, tangan kanannya menekan perut dan tangan kirinya di belakang. Sebuah pose permintamaaf yang sangat anggun.

"Kita sudah mengancamnya. Untuk manusia seperti dia, tak akan berani membeberkan secara langsung"

"Jadi maksudmu kau memberi kesempatan padanya untuk mengarang cerita?"

"Kau benar tuanku" Sebastian menegakkan tubuhnya lagi, tersenyum kepada tuannya itu.

"Sialan kau Sebastian. Apa untungnya untuk kita" membalikkan tubuhnya kasar, dia khawatir jika pemuda itu akan membeberkan rahasinya.

Ciel berjalan menuju ruangannya dengan langkah khas seorang bangsawan. Begitu tegap dan berwibawa.

Dibelakangnya, butler sempurna mengikuti jejak. Membukakan pintu, dan ikut masuk ke ruangan bersama tuannya.

"Hahhh aku sangat lelah" Ciel melemparkan tubuhnya di atas kursi kebesarannya yang ada di balik meja dengan setumpuk kertas.

"Kertas kertas sialan! Kapan kalian akan menghilang" Ciel berbisik dengan ketus sambil memincingkan mata melirik ke arah luar jendela.

"Sebastian! Ini perintah! Cepat musnahkan kertas kertas sialan ini dari hadapanku!" Menyangga dagunya dengan tangan di atas meja, Ciel mengatakan kalimat itu dengan tegas.

"Tapi itu adalah berkas penting yang hanya bisa di cek oleh anda" Sebastian menarik sebelah bibirnya, dia tertawa melihat tingkah tuannya yang terkadang melihatkan sisi kekanakannya.

'yahh dia memang masih anak anak kan' batinnya lalu mendekat kemeja itu.

"Bagaimana jika sepotong kue dan secangkir teh yang menemanimu menyelesaikannya?"

Memutar bola mata birunya, Ciel mengangguk lalu meraih kertas kertas itu dan membaliknya satu persatu.

"Saya permisi dahulu" Sebastian melirik sekilas tuannya yang cemberut itu lalu menutup pintu

'hahah dia imut' batin sebastian lalu berjalan ke dapur.

"Permisi" Sebastian memutar pegangan pintu dan berjalan dengan baki di tangannya.

Wajah tersenyumnya berubah menjadi aura hitam dengan mata terkejut disana. Mematung dengan baki yang masih dibawa di depan dada, Sebastian bertanya dengan suara berat.

"Apa maksud anda bocchan?"

Ciel yang duduk di atas meja dengan tanpa satu benangpun yang menutupi tubuh mungilnya. Membuka kedua kakinya menghadap Sebastian, Ciel menjilati ujung jemarinya sendiri.

"Bukankah sudah lama sebastian. Aku bahkan sudah tidak ingat kapan terakhir kalinya"

"Malam 26 Mei kita melakukannya" Sebastian tersenyum di tempatnya.

"Sialan kau Sebastian" Ciel loncat dari meja dan mendekati sebastian, berdiri di depan iblis  yang menjulang tinggi itu.

"Apa kau ingin menolak ku?" Kedua mata yang berbeda warna itu menatap tajam ke atas

"Tapi kau kelelahan bocchan"

"Aku yang menentukan disini!"

"Hahh kau sungguh seorang pemaksa. Apa segitu nikmatnya kau bercinta dengan pembantuku ini?"

Yaoi(BL) Oneshoot Seba-CielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang