9 - ngutang

131 11 8
                                    


--ZEFA--

"Lepas"

Lelaki itu melirik ke arah Zefa yang masih mencengkramnya kuat. Ia pastikan setelah ini tangannya memar kemerahan dalam jangka waktu yang lama

"Harusnya gua yang bilang begitu" ucap lelaki itu

Zefa melirik ke arah name tag yang terlekat di seragam lelaki itu. Indra Omnivora. Astaga, Zefa mau bengek tapi lagi di mode serius

Dengan susah payah ia meredakan tawa nya dan kembali ke mode awal

"Indra Omnivora..." ucapnya sambil mengusap name tag Indra dengan setengah mati menahan tawanya

"Apa lo ketawa-ketawa?!"

"Emang kenapa? Malu?" sinis Zefa

Indra berdecak pelan "Mending lo lepasin Ghea sekarang"

Zefa tersenyum miring melihat Indra yang mulai terpancing emosi. Ini lah yang ia suka dari perbacotan. Menatap lawannya yang lemah terendam emosi yang tidak ada gunanya.

"Kalau gua gak mau?"

"LO ABIS AMA BOKAP GUA!" 

Huh, mengandalkan kekuasaan orang tua? Basi

Zefa mendorong keras kedua pundak Indra yang membuat lelaki itu terpental ke dinding. Saking keras nya, benturan itu membuat suara yang sangat keras dan mengundang beberapa pasang mata menatap kejadian itu.

"Pengecut sialan, kalau pun lo ngadu ke bokap lo, yang pertama di abisin itu lo! Gimana rasanya jadi ranking kedua terus hah? Gak bisa ngalahin Aksa ya? Capek gak tiap hari dicambuk bokap?" bentak gadis itu sambil menunjuk ke arah Indra

Seringai horor Zefa muncul saat melihat wajah takut Indra

Lelaki itu mengepalkan tangannya di tanah dan menatap Zefa tajam. Bagaimana bisa gadis itu tau rahasia hidupnya? Padahal ia sudah berusaha keras menjadi nomor satu dan menutup image nya di rumah dengan senyum palsu yang ia umbar-umbar

Semua sudah berakhir, Zefa pasti akan membocorkan ini semua, pikirnya.

"Tenang aja, gua gak bakal nyebar semua kebusukan lo" ucap gadis itu seraya mendekat dan berjongkok di depan Indra

Shit, bagaimana bisa gadis itu tau apa yang sedang dipikirkannya. Tapi ia menjadi lumayan lega mendengar itu. Setidaknya image yang ia bentuk tidak hancur dengan mudah

Zefa menyentuh dagu Indra kemudian  mencengkeram nya kuat sampai wajah Indra merah kesakitan

"Tapi satu aja boleh lah ya" ucap Zefa dengan senyum manisnya

Indra kembali tersulut emosi dengan perkataan Zefa "LO-"

Zefa menghempaskan wajah Indra kencang dan mengangkat tangannya

"Stop-stop! Gua ga mau dengerin bacotan lo lagi. Bye!"

Gadis itu menggandeng tangan Ghea lembut dan pergi meninggalkan Indra yang masih tersulut emosi. Lelaki itu menatap tajam ke arah Zefa dan Ghea yang perlahan menjauh

"Zefa ya..." batin Indra

--ZEFA--

Ghea melirik ke arah Zefa yang masih menggandengnya. Padahal mereka sudah mengantri untuk membeli makanan.

Tiba-tiba ia merasakan elusan lembut dari gandengan itu. Akhh Zefa mengelus tangannya, bisa gila ia seharian. Apalagi saat Zefa membela nya di depan Indra, pandangan yang biasanya langsung buram karena trauma menjadi jernih dan jelas.

ZEFA : Warzone AconitumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang