Angin berhembus, langit berwarna biru cerah, anggap saja ini scene tentang film romantis. Setidaknya cowok ini menganggap suasana ini seperti scene di film romantis, katakanlah dia si penghayal karena terlalu banyak menonton film atau manga romantis, dibilang tidak peduli pun memang faktanya begitu. Ini adalah impiannya sedari dulu...
“aku...” dia berhenti sejenak, menyalahkan jantungnya yang berdegup kencang tak karuan membuat dia gugup setengah mati saat ini. Tapi tuhan tolong, dia belum mau mati sekarang, belum mau sampai dia mengeluarkan kata kata yang tersangkut di tenggorokannya.
“apa yang mau kau katakan? cepatlah, waktu istirahat akan segera berakhir” yang berbicara menatap tajam ke arah cowok yang dari tadi hanya menundukan kepala nya saja. Yang ditatap malah jadi tambah gugup.
“aku... Oke mungkin ini kedengerannya aneh atau malah menjijikan...” katanya cepat, dia kemudian menarik nafas dan mempersiapkan dirinya.
“aku.. aku suka padamu, Tsukishima” nada bicaranya kemudian memelan, hampir tidak terdengar.
Yang menatap tajam tadi diketahui namanya Tsukishima, sekarang dia menangkat naik satu alisnya, tanda ‘hey bodoh, apa yang kau maksud?’
Hening, hanya ada suara angin berhembus pelan. Dengan perlahan, si surai hijau mulai menangkat kepalanya, pipinya memerah, “ini... aku paham kalau kau jijik karena aku bilang suka padamu, aku tau kita sesama laki... tapi...”
Kembali dia menundukkan kepalanya, “tapi aku hanya ingin mengungkapkannya padamu dan ingin tau jawabanmu, tsukishima”
Yamaguchi memejamkan matanya, pikiran pikiran pesimis menyerang otaknya, tapi dia tetap berdoa yang terbaik.
=_=_=_=
Yamaguchi Tadashi, 16 tahun, baru saja masuk ke sekolah menengah tingkat akhir tahun ini. Tidak ada yang spesial dalam dirinya selama ini dia mendeskripsikan hidupnya sendiri sebagai ‘pemeran sampingan’. Tidak menjadi si protagonis, bukan juga menjadi si antagonis, benar benar hanya membuka mata untuk menjalani hidup.
Yamaguchi menerima apa adanya dia, orang orang disekitarnya juga tidak terlalu menekan dia mau menjadi apa atau siapa. Dia bebas. Hidupnya tidak abu abu, tidak juga berwarna warni. Jadi sebenarnya siapa dia? Kata ibunya wajar, karena dia sedang ada di masa dimana dia masih mencari warna hidupnya, mencari jati dirinya, mencari alur cerita yang sebenarnya.
Yamaguchi suka dengan genre romantis, entah itu film, manga, buku, musik, semuanya. Dia pikir cinta itu indah—ya bukan hanya dia saja— Yamaguchi yakin semua orang menganggap cinta itu indah, sekalipun orang jahat. Berharap memiliki alur hidup seindah film romantis adalah impian Yamaguchi, layaknya pada film, dia pikir dia hanya butuh menunggu alur ceritanya dimainkan.
Yamaguchi semakin dewasa, tentu dia tidak mau terus menunggu. Yamaguchi juga sadar dengan kata perjuangan, jadi dia memutuskan untuk berhenti menunggu, dan mulai mencari tombol “main” untuk ceritanya. Disini, saat dia masuk ke sekolah menengah tingkat akhir, dia yakin dia akan menemukan alur hidupnya, menemukan jati dirinya.
Menurut Yamaguchi cinta tidak hanya berarti tentang hubungan antar manusia, cinta bisa saja hubungan manusia antar makhluk hidup lain, manusia dengan mimpinya, dan manusia dengan takdirnya. Cinta, sebuah rasa yang bisa membuat orang berubah, Yamaguchi yakin akan menemukan nya.
Sayangnya dia tidak punya hubungan dengan mahluk lain, dia tidak hubungan dengan mimpinya, bahkan dia tidak punya mimpi yang ingin dia raih, dan... dia juga tidak punya hubungan antar manusia. Yamaguchi baru sadar, hidupnya sangat lah kosong, memiliki warna jernih yang tidak terlihat oleh mata, atau malah tidak memiliki warna sama sekali.
Selama ini, arti cinta seperti apa yang dicari oleh Yamaguchi?
Sampai suatu ketika Yamaguchi merasa alur ceritanya tiba tiba saja dimainkan, suatu omong kosong yang selalu dia khayalkan tiba tiba saja seperti terasa nyata, meluap mengisi pojok demi pojok dalam dirinya yang kosong tanpa ruang tersisa, singkatnya dia telah menemukan cintanya, Yamaguchi menemukan genre romantisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Padamu -TsukkiYama- [COMPLETE]
RomanceYamaguchi Tadashi, 16 tahun, baru saja masuk ke sekolah menengah tingkat akhir tahun ini. Tidak ada yang spesial dalam dirInya selama ini dia mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai 'pemeran sampingan'. Tidak menjadi si protagonis, bukan juga menja...