O.1

337 59 0
                                    

"Felix!" Seseorang dari arah pintu masuk ruang seni memanggil namanya.

Laki laki yang dipanggil Felix itu menoleh mendapati keempat temannya Jeongin –yang tadi memanggil namanya–, Jisung, Hyunjin, dan Seungmin menghampirinya. Ia tahu betul mereka akan mengajaknya pulang bersama.

Sekarang memang sudah waktunya untuk pulang, bahkan bel sudah berdering sejak dua puluh menit yang lalu. Tapi Felix, bocah yang hobinya melukis itu memilih untuk pergi ke ruang seni terlebih dahulu sebelum pulang.

Jujur ia lebih suka melukis di sekolah dibanding di rumahnya. Di rumahnya terlalu berisik, mengganggu fokusnya untuk melukis berakhir lukisannya yang gagal dan lagi lagi ia buang.

Felix benci membuang karya nya tapi Felix juga benci menyimpan dan melihat karya nya yang gagal.

"Ayo pulang elah Lix, lo mau disini sampe malem?" Tanya Hyunjin dijawab gelengan dari Felix.

"Ngga, gue lanjut besok aja kalo ada jamkos biar cepat selesainya" Ucap Felix lalu bangkit dari duduknya yang menghadap kanvas besar.

Ya. Felix meninggalkan lukisannya di sekolah. Toh lagipula jarang ada yang masuk ke ruang seni kecuali kalau urgent.

Mereka berlima pun berjalan keluar ruang seni. Sambil berjalan, diantara mereka pasti ada saja yang melucu –biasanya Jisung– dan gelak tawa pun terdengar sampai sampai beberapa orang yang berjalan melewati mereka memberikan mereka tatapan heran.

Tapi tentu saja dari mereka tidak ada yang mempedulikan hal itu dan hanya sibuk melepas tawanya.

"Eh eh Lix, lo tau ga lukisan yang baru viral itu?" Tanya Jeongin secara tiba tiba sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Felix.

Pada layar ponselnya tertera foto lukisan wajah seseorang yang terlihat sangat asli dan realistis. Uniknya, lukisan itu hanya dilukis dengan warna merah.

"Ooh, tau gue. Gue juga ganyangka, keren banget!" Ucap Felix dengan matanya yang berbinar-binar.

"Lo bisa lukis begitu?" Tanya Hyunjin.

Felix menggeleng, "Gue paling gabisa lukis atau gambar muka orang. Lo tau sendiri kan lukisan gue isinya cuma pemandangan"

Hyunjin mengangguk angguk mengerti.

Felix memang selalu melukis pemandangan. Tapi itu tidak bisa dianggap remeh karena Felix sama sekali tidak memerlukan referensi pemandangan aslinya. Pemandangan yang ia lukis murni dari khayalannya.

"Tapi katanya ga ada yang tau identitasnya, iya ga sih? Di bio instagram nya pun dia cuma nyantumin umurnya yang 18 tahun itu" Kata Jisung menimbrung.

Seungmin bersuara, "Iya ga ada yang tau identitasnya. Misterius banget kan?"














































































































"Dasar iblis berwajah malaikat!" Teriak gadis yang tengah diikat pergelangan kaki dan tangannya itu, "Lo si pelukis satu warna itu? Ganyangka banget ternyata lo sesadis ini."

Orang itu menyeringai setelah mendengar ucapan korbannya kali ini, "Itu pujian atau bukan?"

"Udah gila! LEPASIN GUE SIALAN!" Gadis itu kembali berteriak sambil memberontak berusaha lepas dari ikatannya.

"Jangan gitu dong, lo seharusnya berterimakasih bakal gue lukis wajah cantik lo" Ucapnya selagi tangan kanannya mengelus pipi gadis itu.

"Tapi ngga begini caranya!"

"Terus gimana dong?" Tanya nya, "Bukannya ngelukis seseorang pake darah orang yang dilukis itu sendiri ngebuat lukisannya kelihatan semakin hidup? Dan gue suka itu"

"Brengsek! Semua yang lo lakuin bakal ketauan setelah lo posting lukisan wajah gue!"

Ia tertawa remeh, "Ngga ada yang bakal ingat dan ngenalin lo setelah lo gue bunuh dan gue lukis, Choi Lia."






















































































































"Kok gue ngerasa aneh ya? Kayaknya ada yang duduk di sebelah gue deh kemaren kemaren!" Seru Hwang Yeji tidak mau kalah.

"Ngigo lo! Wong dari kapan tau lo duduk sendirian disitu. Lo pikir setan yang duduk di sebelah lo?" Ledek Hyunjin yang duduk tepat di depan meja Yeji.

Yeji mencibir mendengar jawaban Hyunjin. Tapi ini benar-benar mengganjal hati Yeji. Ntah kenapa ia yakin sangat yakin seseorang pernah menjadi teman sebangkunya.

Tapi siapa?

RED PAINT. | Stray Kids maknae line [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang