.
.
.
.
.Di suatu padang rumput yang subur nan hijau terdengar riuh suara dedaunan yang saling bergesekan, kicauan burung yang saling bersahutan, dan kesunyian belantara hutan yang bak tak ada nyawa.
.
.
.Dengan rasa keraguan, seorang lelaki bertubuh jangkung berdiri di tengah luasnya Padang rumput itu. Matanya bergerilya ke sekitar, tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Hanya selintas terlihat ada beberapa hewan berlalu-lalang melewati tubuh yang lunglai layaknya jelly.
.
.
.Bulu kuduknya mulai berdiri, seiring hembusan angin menerpa wajahnya yang pucat. Rambutnya ikut tertempa ke sana-kemari, sangat berantakan dan tidak terawat. Nafasnya sedikit tercekat, tubuhnya ikut terkejut, saat ada sesuatu yang dengan sengaja menepuk bahu kanannya.
.
.
."Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya seorang lelaki yang entah sejak kapan berada di sana. Lelaki tampan dengan penampilan kuno itu menelisik "Kau terlihat putus asa."
.
.
.Tubuhnya berbalik, matanya memperhatikan lelaki yang jauh dari penampilan modern itu "Siapa kau?" Baliknya bertanya
.
.
."Kau tidak perlu tau." Terangnya menyunggingkan satu sudut bibir "Namun yang perlu kau tau..... Aku tau apa yang sedang kau cari disini. Dan aku tau semua tentang mu, nak."
.
.
."Kau tau apa? Kita bahkan tidak saling mengenal." Sanggahnya yakin, lalu berniat pergi meninggalkan tempat.
.
.
.Sebelum hal itu terjadi, lelaki berpakaian kuno itu kembali bersuara "Haruto Van Oranje. Lelaki berumur 17 tahun yang sedang mencari keberadaan sang kakak dan teman-temannya yang menghilang secara tiba-tiba selama 3 bulan terakhir, di Padang rumput ini."
.
.
.Tubuh Haruto terasa kaku, langkah kakinya seketika membeku. 'Bagaimana lelaki itu bisa tau?' batinnya bingung
.
.
."Bagaimana? Apa aku benar?" Lelaki itu kembali menghampiri Haruto, "Aku bisa mengantarkan mu pergi ke sana, jika kau ingin bertemu dengan kakak dan juga teman-teman mu." Ucapnya sembari menunjuk bentangan luasnya jingga langit sore
.
.
.Haruto yang semula terkejut, di buat tertawa seperti orang kehilangan akal "HAHAHAHAHA" Jari telunjuknya ikut menunjuk luasnya langit "Kau bilang apa? Kakak dan teman-teman ku ada di sana? Kau gila? Maksud dari perkataan mu itu kakak dan teman-teman ku sudah mati, begitu?! Iya?!! HUH?! Kau tau, bahkan aku sangat percaya jika mereka masih hidup!!" Serunya menggebu
.
.
."Bukan itu maksudku." Katanya santai "Dan kau benar, kenyataannya mereka memang masih hidup. Tapi mungkin tidak lama lagi, cepat atau lambat mereka akan mati."
.
.
."Berhenti berbicara omong kosong. Percuma saja, karena aku tidak akan peduli dengan mu." Tegasnya berjalan menjauh
.
.
.Lelaki itu menatap punggung haruto yang mulai menjauh diantara tingginya rerumputan hijau "KAU BISA DATANG KE STASIUN KERETA GENNERDA PADA PUKUL 4 DINI HARI. NAIKLAH KERETA DENGAN TUJUAN 'DISTRIC 9'. DAN DUDUKLAH DI BANGKU BERNOMER 12. SETELAH ITU KAU AKAN TAU KELANJUTANNYA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Teen FictionThis about another world that isn't real, but exists.... Do you believe? The answer is..... You must believe! [Ini tentang dunia lain yang tidak nyata, tetapi ada.... Apakah kamu percaya? Jawabannya adalah..... Kamu harus percaya!]