totebag

44 8 1
                                    


Asahi berjalan santai di trotoar daerah Mangwon, setelah setengah hari ia habiskan berada di studio agensinya. Hari pertama di tahun ini ingin ia habiskan sebagai orang biasa, jadi sebisa mungkin Asahi merubah pakaian dan style yang sering ia kenakan.

Pemuda itu mengenakan long coat berwarna abu-abu, ditambah celana panjang yang senada dengan beanie hitam andalannya. Tak lupa ia juga mengenakan masker untuk menutupi wajahnya, serta sarung tangan dan kacamata milik Jaehyuk yang ia pinjam secara diam-diam.

Oh iya, jangan lupakan totebag kesayangan Jeongwoo, Asahi belum mengembalikannya karena sengaja akan ia pakai saat ia ingin menyembunyikan identitas nya seperti saat ini.

Sebenarnya kegiatan seperti ini telah Asahi lakukan sejak lama, hanya saja terakhir kali ia melakukannya tahun lalu bersama dengan Junghwan, kala mereka konser di Osaka dan mencoba menyamar untuk melihat keantusiasan para Magnet, sebutan untuk fans mereka.

Sepintas Asahi tersenyum saat mengingat momen-momen itu. Namun perlahan senyum itu menghilang, mengingat peristiwa itu mungkin akan lama terulang.

Tamada Asahi kini tengah berada di titik jenuhnya. Perasaannya kini bukan perasaan bosan sebagai seorang idol, tetapi perasaan rindu akan kehidupan lamanya. Meskipun Asahi tahu itu tidak akan mungkin terjadi, 4 tahun identitasnya menjadi seorang idola akan selalu melekat pada dirinya dan sulit untuk dilupakan orang-orang. Mungkin perasaan yang dialaminya sekarang adalah imbas dari apa yang tengah terjadi akhir-akhir ini dalam kehidupan karirnya.

Saat tengah memikirkan hal itu, secara tidak sengaja Asahi melihat seorang wanita yang ingin menyeberang jalan. Mungkin itu terdengar biasa saja. Tetapi wanita itu terlalu fokus pada handphone yang ia pegang, sehingga dia tidak tahu jika ada mobil yang melaju kencang ke arahnya.

Refleks, Asahi berlari menuju wanita itu dan menariknya ke belakang. Karena adanya momentum yang terjadi antara laju mobil dan tarikan Asahi, membuat dia dan wanita itu terpental ke trotoar.

Hal pertama yang Asahi lakukan adalah memeriksa masker dan beanie yang ia pakai. Tak lupa dengan kacamata nya yang ternyata telah retak karena terlempar cukup jauh.

...

Di lain sisi, jantung Min Jeong masih berdegup kencang saat ia melihat mobil berwarna hitam itu nyaris menabrak dirinya. Netranya masih menatap nanar jalanan sekitar, mengabaikan tubuhnya yang kini terjatuh di tepi jalan.

"Neo gwenchana?"

Suara seorang pemuda membuyarkan lamunan Min Jeong. Segera ia duduk dan memeriksa keadaan dirinya.

"Nan gwenchanna.. kamsahabnida ajeo- eh"

Min Jeong menghentikan kalimatnya. Ia justru terpaku melihat Asahi, membuat Asahi yang ada di depannya kini merasa panas dingin.

Bagaimana jika dia mengenalku?!

"Joseonghabnida... tak sepatutnya aku memanggilmu ajeossi"

"A-ah.. tidak apa, apakah kau terluka?"

"Aniyo, aku benar-benar baik-baik saja"

Asahi merasa lega mendengarnya, ia akan bangkit berdiri tetapi tiba-tiba ia merasakan rasa sakit pada tungkainya.

"Kau baik-baik saja?!" Refleks Min Jeong juga berdiri dan memegang tubuh Asahi yang hendak terjatuh lagi.

"Duduk lah lagi"

Menuruti saran Min Jeong, Asahi kembali duduk di trotoar jalan itu. Entah mengapa ada rasa nyeri saat dia menapakkan kaki.

"Mungkin kakimu terluka, ah.. ini semua salahku, harusnya aku memperhatikan jalan dengan baik, jika bukan karena menyelamatkanku kau tidak akan terluka seperti ini..." sesal Min Jeong yang kini telah menangis menyesali apa yang telah ia lakukan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ephemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang