Bungkam

45 7 2
                                    


Lucy perlahan membuka kelopak matanya, dan melihat seseorang yang sebenarnya tidak ia kenali duduk di samping kasur yang sekarang dia tempati.

Lucy tidak mengatakan sepatah katapun saat melihatnya. Namun tetap saja, wajah rasa ingin taunya terlihat.

"Aku Brian," ujar orang itu menyadari Lucy tidak mengenalnya.

"Apa yang terjadi padamu semalam?"

Lucy tetap bungkam sedangkan Brian tetap menatapnya sampai seorang wanita masuk ke ruangan itu dengan wajah kesal, bersamaan dengan wali kelas Lucy yang langsung menghampiri muridnya khawatir.

"Selamat siang Mrs. Zeline," sapa Brian pada Mrs. Zeline(Ibu Irene)

"Kenapa memanggilku kesini?"

"Anakmu membawa Lucy ketengah hutan didaerah pegunungan, dan semuanya tertangkap CCTV."

"Bagaimana Aku bisa percaya hal itu? Kau bahkan tidak mempunyai bukti yang sangat kuat bahwa anakku melakukannya," ujar Ibu Irene dengan angkuh.

"Kalaupun anakku melakukannya, Aku akan mengambil jalan damai dan memberikan kompensasi. Setelahnya semua beres kan?"

"Maaf Mrs. Zeline, masalah ini bukan hal sepele yang bisa diambil jalan damai semudah itu. Ini harus di selesaikan sampai keakar dari permasalahan!" tegas Brian yang langsung membuat Ibu Irene bungkam dan beranjak pergi.

"Kau baik-baik saja?" tanya Brian pada Lucy yang sekarang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tanpa ingin bicara apapun.

Brian tidak ingin mengganggu Lucy, dan lebih memilih memanggil Psikolog. Karena Brian tau, Lucy membutuhkan itu.

-

"Lucy, bagaimana perasaanmu? Kau boleh menceritakan apapun tentang perasaanmu, atau sesuatu yang saat ini kau pikirkan."

Dokter terus bertanya pada Lucy, guna berusaha memahami apa yang Lucy rasakan.

Sedangkan Lucy hanya menghembuskan nafas sembari menatap ke arah lain. Seolah-olah psikolog itu tidak ada didepannya. Bahkan wajah Lucy terlihat lesu dan kosong. Terlihat jelas trauma yang dirasakannya.

-

Bahkan sudah sampai 10 hari Lucy berada di rumah sakit.

Tapi, sampai detik ini tak ada satupun cerita yang keluar dari mulut Lucy.

Seolah di paksa bungkam oleh keadaan.

-

"Bagaimana dengan kasus perundungan yang di alami Lucy?" tanya Catharina, wali kelas Lucy yang kini sedang bertemu dengan kepala sekolah untuk membicarakan kasus itu.

"Kita biarkan saja. Kita harus menjaga reputasi sekolah ini, dan kenyamanan siswa lainnya," ujar kepala sekolah dengan entengnya.

"Aku tidak ingin melakukan ini, bagaimana bisa seorang anak di bully dan tidak dibela oleh siapapun. Tapi, jika Aku membelanya Aku akan kehilangan pekerjaanku." dilema Catharina didalam hati

" dilema Catharina didalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24/03/2021

Halo Reader, Jangan lupa buat vote, dan kritiknya ya!

Oh iya, maaf kalau partnya selalu pendek. Aku usahain up setiap hari!

TULIS KRITIK KALIAN DISINI :

HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang