"Lula, kau tidak mengingatku? Aku saudara kembarmu." ujar Lucy yang nampak kaget, karna sudah begitu lama tak bertemu saudara kembarnya.
"Apa peduliku?" sinis Lula yang nampak biasa saja, bahkan terlihat tidak peduli dengan status persaudaraannya dengan Lucy. Dia langsung beranjak pergi begitu saja, meninggalkan Lucy yang memiliki seribu pertanyaan untuknya.
-
Pada malam hari, Brian mengajak Lucy untuk bersantai di sebuah ayunan di taman apartemen.
"Malam yang tenang bukan?"
"Tidak begitu menenangkan juga." sahut Lucy
"Apakah Aku boleh bertanya tentang saudara kembarmu?"
"Namanya Lula. Dulu orangtua ku bercerai ketika Ibu kami sedang hamil. Kami tidak menyadarinya, saat berumur empat tahun, Ibu memberikan hak asuhku pada Ayah, karena dia tidak sanggup menanggung beban ekonomi. Semenjak hari itu, Aku tidak pernah lagi bertemu Lula dan Ibu. Saat Aku mendengar Ibu sudah meninggal dunia, Aku berusaha keras mencari keberadaan Lula, tapi Aku tak pernah menemukannya."
Brian hanya mengangguk, seolah mengiyakan tanpa berucap sepatah katapun.
-
Keesokkan harinya Brian berkeliling di pemukiman sekitar danau, tempat mereka bertemu Lula kemaren.
Dia menemukan Lula, dan membuntuti Lula yang sedang berada disebuah toko kosmetik, melihat Lula mencuri sebuah parfum mahal disana.
Brian tersenyum jahat, dan menyapa Lula di ujung penyebrangan jalan. Lula yang tidak menyadari sedari tadi ia buntuti oleh Brian hanya menatapnya sinis.
"Hai, Lula." sapa Brian
"Kau terlihat keren ya, apa kau mendengar kasus perundungan adikmu Lucy akhir-akhir ini. Bisa kah kau membantu ku mengakhiri kasus ini. Ada begitu banyak hal yang tidak bisa Aku lakukan."
"Haha." tawa kecil Lula
"Aku tidak mendengar kasus perundungan Lucy, dan Aku tidak peduli." sinisnya kemudian beranjak pergi dari hadapan Brian
"Oh, jadi bagaimana kalau Aku melaporkan mu atas kasus pencurian parfum yang baru saja kau lakukan. Atau kau mau kuberi imbalan uang jika membantu ku menyelesaikan kasus ini."
Langkah Lula berhenti, dan raut wajahnya seketika berubah. Tanpa berbalik badan, dan dengan rasa terpaksa nya dia mengikuti kemauan Brian untuk membantu Lucy.
"Huft, baiklah." ujar Lula yang berlalu mengikuti Brian menuju apartemen Lucy.
Sesampainya di apartemen, Lula nampak terkejut melihat Lucy yang hidup dengan nyaman dan penuh kemewahan. Sedangkan Lucy menatap kehadiran Lula dengan bingung.
"Kau tinggal ditempat sebagus ini?" tanya Lula pada Lucy yang masih termenung
"Iya, Aku sendirian." sahutnya.
"Sebelum Lucy benar-benar dipindahkan, Lula akan tinggal di apartemen ini, dan menyamar sebagai Lucy di sekolah." ujar Brian
"Huh? Apa? Cuih." Lagi-lagi dengan sinis mendengar perkataan Brian, Lula langsung beranjak keluar dari kamar apartemen Lucy, disusul oleh Brian yang mengejarnya
"Tunggu, Lucy sangat membutuhkanmu."
"Aku gak akan mau menyamar, pergi ke sekolah, dan bertingkah seperti orang bodoh." ujar Lula dengan marah dan menghempaskan tangan Brian.
Lula melangkah keluar dari gedung apartemen dengan wajah kesal, sebelum langkah nya terhenti karna dering notifikasi dari ponselnya.
Terlihat Lula membuka sebuah grub yang berisi orang-orang anonim jalanan yang melakukan kejahatan sama seperti Lula.
[OBROLAN GRUB]
1 : Mengirim sebuah video
2 : Apa itu
1 : Kasus perundungan digunung yang sedang ramai dibahas
3 : mereka melakukan kejahatan dengan tidak profesional lol
4 : Mereka terekam CCTV
2 : Bukankah itu anak dari seorang pengusaha kaya di luar negri? Mereka bisa terkena masalah besar.
3 : salah memilih mangsa juga tindakan yang bodoh
Menonton video perundungan yang menimpa adiknya, dan tawa jahat yang begitu terdengar, seolah membuat emosi Lula tersulut. Dia bergegas masuk kembali ke apartemen.
"Aku setuju, Aku akan menyamar sebagai Lucy, mulai besok." ujar Lula yang tiba-tiba membuka pintu apartemen dan membuat Brian dan Lucy terkejut.
"Ini hanya sementara." lanjut Brian.
"Akan kubalas tawa jahat itu." ujar Lula didalam hatinya.
-
Seorang gadis di koridor sekolah, ditatap dengan tatapan bingung oleh banyak orang.
Iya, gadis itu adalah Lula yang sedang menyamar menjadi Lucy. Dia datang ke sekolah dengan gayanya sendiri, seperti anak berandalan tentunya. Sangat tidak menggambarkan Lucy sama sekali.
Membuat siswa/i yang melihatnya bingung.Dengan caranya berjalan dan tatapan matanya yang begitu berbeda, dia masuk ke kelasnya dengan santai. Lalu duduk di kursi paling belakang, sembari mendengarkan musik di headseat nya.
"Wahh, lihat siapa yang kembali ke sekolah hari ini huh." ujar seseorang yang kemudian duduk di atas meja Lula
Siapa lagi, jika bukan Irene, gadis yang selalu membully Lucy.
"Apa kau rindu padaku Lucy." smirk Irene
"Jawab!"
Lula tersenyum miring, tidak peduli dengan pertanyaan yang di lontarkan Irene, lagipula dia tidak tau orang ini siapa.
"Apa kau tidak merindukan teman baikmu ini, hahaha." ujar Irene menjambak rambut Lula sembari tertawa jahat
Tawa jahat itu membuat Lula sadar, dia lah orang yang merundung Lucy.
PLAK
Tamparan yang begitu keras melayang di wajah Irene, membuat Irene terhempas ke lantai, dan meninggalkan bekas diwajahnya.
"Wah wah, teman baik ya." ujar Lula tersenyum miring, sembari membuka ponselnya, dan menunjukkan video perundungan di gunung yang Irene lakukan.
"Maaf, maaf Lucy." ujar Irene yang merasa kesakitan, karna Lula mencekik leher nya
"HAHAHA." tawa Lula yang kemudian merekam wajah takut Irene.
Sedangkan semua teman-teman Irene yang melihatnya, takut dan tidak berani melakukan apapun. Melihat perubahan sikap Lucy yang begitu drastis.
"ADA APA INI?!"
22/04/22
Halo Reader, Jangan lupa buat vote, dan kritiknya ya!
TULIS KRITIK DAN SARAN KALIAN DISINI :
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN
Mystery / ThrillerLucyana Violeta Anne gadis malang yang penuh harapan. "KAMU ITU UDAH MATI LUCY!" Update Setiap Hari! Start writing this in : 23 March 2021 End writing this in : -