"Ini rumah Lo?" Tanya Rayvan.
Nayara hanya mengangguk, turun dari motor, lalu membuka pagar rumahnya.
"Masuk."
Rayvan memarkirkan motornya di halaman rumah Nayara, lalu mengikuti Nayara masuk ke dalam rumahnya.
"Sepi amat, pada kemana keluarga Lo?" Tanya Rayvan.
"Jangan banyak tanya, cepet buka baju Lo." Jawab Nayara dengan nada datar.
"Anjir ngapain?!" Rayvan cepat cepat menyilangkan kedua tangannya ke bahu, seolah olah melindungi tubuhnya.
Nayara mengernyitkan keningnya.
"Lo mikir yang aneh aneh ya?" Nayara menatap Rayvan dengan tatapan penuh selidik.
"Hah? Enggak!" Rayvan mengembalikan posisinya seperti semula dan seberusaha mungkin menetralkan eskpresi wajahnya.
Nayara memutar bola matanya.
"Maksud gue, ganti baju lo, tadi kan kena bubur."
"Oh.." Rayvan hanya ber oh ria, lalu hendak membuka bajunya.
"Eh gak didepan gue juga kali! Sana ganti dikamar!" Nayara sontak menutup matanya.
Rayvan mengangkat sebelah alisnya. Sebenarnya ia memakai kaos lengan pendek sebagai dalamannya.
"Ngapain nutup mata?" Tanya Rayvan.
"Ish, sana ganti dikamar! Nanti gue bawain baju papah gue." Nayara masih menutup matanya.
"Orang gue udah buka baju" Rayvan tersenyum jahil.
"Ck. Yaudah bentar gue ambilin baju Papah gue dulu." Nayara sambil masih menutup matanya, berjalan ke arah kamar sambil meraba raba agar tidak menabrak.
1 menit, Nayara kembali sambil membawa kaos sang papa dengan mata yang masih tertutup.
Nayara menyodorkan baju yang dibawanya.
"Nih."
Rayvan mengambil baju itu sambil tak henti tersenyum jahil.
"Udah." Ujar Rayvan.
Nayara membuka matanya, dan melihat baju yang dipakai Rayvan bukanlah baju yang ia bawakan. Dan baju papanya ada di genggaman sebelah kanan Rayvan.
"Lo nipu gue?!" Omel Nayara.
"Lagian mana mungkin gua buka baju depan cewe." Jawab Rayvan sambil cengengesan.
Nayara hanya cemberut, lalu merampas kembali baju papanya dari tangan Rayvan.
Nayara juga kemudian mengambil Hoodie Rayvan yang terletak di meja disamping Rayvan.
"Gue cuci dulu. Besok gue balikin di sekolah."
Nayara kemudian berjalan ke arah dapur, mungkin memasukan hoodie Rayvan ke mesin cuci dan menaruh bubur ke mangkuk untuk bibi nya yang sedang sakit.
Rayvan yang mengira rumah Nayara kosong, melihat lihat bagian rumah Nayara.
Rayvan melihat foto foto keluarga Nayara di dinding, namun ia tidak melihat keberadaan Nayara disana. Hanya ada ibu, ayah, dan seorang anak perempuan yang sepertinya adalah adik Nayara disana.
Awalnya Rayvan penasaran, namun ia hanya mengedikan bahunya. Masabodolah, lagipula Nayara bukan siapa siapa baginya, untuk apa dia penasaran.
Rayvan kemudian beralih ke ruang televisi, melihat lihat hiasan hiasan yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Teen FictionSeorang ketua 'geng' yang banyak disukai para siswi di SMA Jaya Abadi, yang terkenal dengan ketampanan dan sifat pecicilanya, menyukai seorang adik kelas yang cantik tapi agak dingin dan jutek. Ketertatikan Rayvan Kavindra Maliano kepada Nayara Rev...