[1]

28 4 5
                                    

*WARN:ini hanya sebuah cerita, mohon maaf jika ada kesamaan nama, tempat, atau mungkin kejadian yang pernah kalian alami juga.Sekali lagi ini hanya sebuah cerita karangan yang muncul dari otak saya.

-----------------------------------------------------------

5 tahun sebelumnya.....

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan Jesslyn wiratama, atau kerap di panggil Jeje, gadis kelas 5 SD, gadis ini tampak sedang mengerjakan tugas rumah menggambar tema Keluarga dengan sangat serius, di kamarnya yang berada di lantai dua.dia dikenal murid yang berprestasi dan berbakat, dia sangat suka bernyanyi dan menggambar, tak heran jika dia sering menang dalam lomba bernyanyi ataupun menggambar.
"Yeay! Selesai!" Ucapnya riang seraya merenggangkan badan mungilnya.
"Eum~ Mama, Papa mana ya???" Jesslyn melangkahkan kaki kecilnya turun kebawah mencari Mama dan Papanya sambil membawa buku gambar.
"Bi! Mama sama Papa belum pulang?" Tanyanya pada salah satu asisten rumah tangga yang juga bertugas untuk menjaga Jesslyn, yaitu Bi Ratih.
"Belum Non." Jawab Ratih dengan sopan.
Jesslyn hanya bisa mengerucutkan bibir mungilnya.
"Yah~ padahal jeje mau tunjukkin hasil tugas gambar jeje." Ucapnya sedih.
Ratih yang mengerti perasaan Jesslyn, hanya bisa mengusap lembut kepala Jesslyn.
"Sabar ya Non Jeje, mungkin sebentar lagi mereka pulang." Ucap Ratih menenangkan dan di sahut dengan anggukn kecil.
"Eum, gimana kalau sambil nunggu, kita nonton kartun? Bibi setelin Frozen mau?" Tanya Ratih berusaha menghibur gadis kecil ini.
Jesslyn mengangguk senang, ketika Ratih mau menyetel film kartun kesukaan Jesslyn yaitu Frozen.
Jesslyn langsung berlari ke ruang TV, dan memposisikan dirinya duduk di sofa.
Ratih hanya terkekeh kecil melihat tingkah manis anak majikannya ini.
Ratih langsung saja memasukan CD Frozen ke dalam DVD, dan menyetelkannya untuk Jesslyn.
Jesslyn tampak senang saat kartunnya itu diputar.

--------------------

sudah beberapa menit Jesslyn menonton dengan serius bersama Ratih.
Jesslyn menengok ke arah pintu keluar ketika mendengar suara mobil yang datang.
"Bi! Bi! Itu Mama, Papa pulang!" Ucapnya kegirangan.
"Hahahah! Benerkan kata Bibi, mereka bentar lagi pulang." Ucap Ratih dan di balas anggukkan semangat.
Jesslyn langsung turun dari sofa dan berlari menghampiri ke arah pintu.
"Pokoknya saya gak mau tau! Saya minta cerai sekarang!" Teriak Ratna-Ibu Jesslyn yang masuk duluan ke dalam rumah dengan keadaan marah.
Seketika langkah kecil Jesslyn terhenti ketika melihat Mamanya marah.
"Udah berapa kali Papa bilang! Itu cuman sekretaris Papa, gak lebih!" Kini Bayu ikut menyusul kedalam rumah dalam keadaan marah juga.
"Halah! Sekeretaris kok di pegang-pegang? Di cium pula! Lonte yang nyamar jadi sekretaris gitu?!" Ucap Ratna tak kalah sengit.
Bayu yang semakin marah, lantas melayangkan tinju ke arah wajah istrinya itu, yang menyebabkan ujung bibir Ratna sedikit sobek dan giginya yang lepas satu.
Ratna shock seraya memegang pipinya, meringis menahan sakit di area pipinya.

Tidakkah mereka menyadari? Ada anak mereka disini yang sedang menyaksikan pertengkaran Mama-Papanya dengan badan bergetar menahan isakan.
Ratih yang mendengar keributan lantas menyusul mereka, dan dia kaget dengan keadaan Jesslyn yang berdiri gemetar menahan tangis, dan juga keadaan Ratna yang terduduk di lantai memegangi pipinya.
"Papa jahat!!!!" Teriak Jesslyn dengan keras dan langsung berlari kekamar.
Bayu yang sadar dan terkejut, karena sedari tadi Putri kecilnya melihat mereka bertengkar, tubuh Bayu langsung kaku.
Sedangkan Ratna berlari kekamarnya untuk membereskan seluruh pakaiannya dan dia langsung saja pergi tanpa meninggalkan satu kata pun untuk gadis kecilnya.
Jesslyn yang di kamar langsung mengunci rapat pintunya dan langsung bersembunyi di bawah selimut.
Dia begitu ketakutan, dan memeluk buku gambarnya dengan erat.
dia hanya bisa menangis sampai rasa kantuknya membawanya ke alam mimpi.

Esok paginya, Jesslyn terbangun dengan kondisi wajah yang sembab karena menangis terlalu lama.
Dia melihat kesekitar, dan hanya termenung mengingat kejadian tadi malam.
Dia membuka kunci dan keluar kamar, Ratih yang sedari tadi malam sangat mengkhawatirkan keadaan Jesslyn langsung memeluknya erat.
"Jeje sayang, gak apa-apa kan?? Kamu mau makan sayang? Atau mandi dulu?" berbagai pertanyaan di lontarkan Ratih tapi sang empu hanya diam tak bersuara, pandangannya begitu kosong dan terlihat menyedihkan.

--------------------

5 tahun kemudian...

Sudah 5 tahun sejak peristiwa itu, dan sampai sekarang pun Jesslyn tidak bisa melupakannya, padahal sekarang Jesslyn sudah menduduki bangku kelas 10 atau 1 SMA.
5 tahun, Papanya juga tidak memiliki istri, entahlah, tapi dia berkata belum siap.
Pagi ini Jessly sudah siap berangkat kesekolah dengan di antar supir pribadinya yaitu Yanto.
Jesslyn dan Papanya masih sarapan bersama, tidak ada satupun obrolan yang keluar dari mereka hanya denting piring yang menemani, sejak kejadian 5 tahun lalu, Jesslyn dan Papanya sudah tak sedekat dulu.
Tapi Bayu tetap menjalankan tugasnya untuk memenuhi kebutuhan putri kecilnya itu.
"Jesslyn berangkat." Ucapnya lalu bangun dan pergi tanpa mengatakan hal lain, membuat Bayu hanya menghela nafas.
Dia memaklumi sikap Jesslyn-nya yang berubah, itu semua karena dirinya.

---------------------

Jesslyn sudah memasuki kawasan sekolahnya, dia turun dan langsung menjadi pusat perhatian.
"Makasih ya pak!" Ucapnya berterimakasih ke Yanto-Supirnya seraya tersenyum.
"Ya non!" Sahut Yanto membalas senyuman Jesslyn.

Jesslyn melangkahkan kakinya menuju kelas, tak jarang banyak yang memuji wajah dan bentuk tubuh yang pas, tak kurus tak gemuk, pas.
"PAGI JEJE KU SAYANG!!!!!!" Sapa Andre-Teman sekelas jesslyn tiba-tiba.
Jesslyn hanya sedikit tersentak, dan menggeleng-gelengkan kepala heran.
Baru saja Andre ingin merangkul bahu Jesslyn, Jesslyn sudah lebih dahulu membungkuk, alhasil membuat Andre terjungkal kedepan dan di tertawakan.
Jesslyn hanya tertawa kecil melihat Andre yang meringis karena keningnya kena bagian tumpul besi penyangga tempat sampah.
"Hahahah! Lagian salah lo sendiri! Udah gue bilang kan? Gue gak suka di rangkul." Timpal Jesslyn, dan membantu Andre untuk bangun.
"Sshh- ya sorry , gue lupa Je." Sahutnya seraya mengusap keningnya.
akhirnya mereka masuk kekelas bersama

Tring!!

Waktu pelajaraan pun masuk, semua menempati tempat masing-masing, termasuk Jesslyn yang langsung duduk di dekat jendela disusul Andre di sebelahnya.
"Ngapain lo disini Dre?" Tanya Jesslyn menaikkan satu alisnya.
"Heheheh, hari ini gue duduk ama lo aja ye? Gue malas di ganggu Riska." Bisiknya membalas pertanyaan.
Jesslyn hanya tertawa kecil menanggapi jawaban Andre.
"Lo masih di kejar-kejar sama dia?" Tanya lagi Jesslyn dan di sahut dengan anggukan oleh Andre.

Lalu Pak Romo-KepalaSekolah masuk bersama seorang guru baru, dalam beberapa saat Jesslyn terpukau dengan guru tersebut.
Tinggi, putih, rahang yang terlihat tegas, Jesslyn langsung menggeleng-gelengkan kepalanya saat tersadar dari lamunan.
"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan ini Pak Chandra, guru baru disini, dia akan mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia." Papar Pak Romo mengenalkan guru baru tersebut.
Seluruh murid di kelas saling berbisik-bisik membicarakan guru itu.
Akhirnya setelah beberapa waktu, pak Chandra memulai pelajaraan, dan memberi tugas.
Jesslyn sudah menyelesaikan tugasnya, dia menghela nafas dan memilih menatap kearah luar jendela.

Pak Chandra melirik Jesslyn melalui ekor matanya dan dia sedikit tersenyum.
"Jesslyn!" Panggilnya membuat sang empu langsung menengok.
"Iya pak?" Sahut Jesslyn.
"Ikut ke ruangan saya." Titah Chandra seraya berdiri dan melangkah pergi.
Jesslyn mengeryit bingung dan hanya bisa mengikuti.

----------------------------♧----------------------------

Heyaw-! Segini dulu ok? Ntar lnjut kok!
Maaf bila ada kata-kata yg kurang berkenan di kalian.
Setiap cerita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jadi harap maklumin ok? Saya akan berusaha sebisa saya, agar kalian menyukai cerita saya.

Jn lupa tinggalkan jejak kalian.
Karna itu jdi penyemangat tersendiri bagi saya.

See u-!

My Story LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang