[2]

8 2 3
                                    

*WARN:ini hanya sebuah cerita, mohon maaf jika ada kesamaan nama, tempat, atau mungkin kejadian yang pernah kalian alami juga.Sekali lagi ini hanya sebuah cerita karangan yang muncul dari otak saya.

-----------------------------------------------------------

Chandra melangkahkan kakinya ke ruangannya sendiri.
Ya beberapa guru mempunyai ruangan tersendiri.
Jesslyn yang tidak tau apa-apa hanya bisa mengekori.
"Duduk!" Titah Chandra saat mereka sudah di dalam ruangan.
Jesslyn hanya mengangguk patuh dan duduk, tanpa Jesslyn sadari Chandra tersenyum miring dan berjalan kearah pintu, menutup dan menguncinya rapat.
Jesslyn yang mendengar suara pintu terkunci lantas menengok ke sumber suara.
"Pak? Ngapain di kunci?" Tanya Jesslyn ragu.
"Eum apa ya...." Ucap Chandra menggantung kalimatnya.
Chandra terlihat mulai mendekat seraya melepaskan dasi dan melepas 2 kancing atasnya.
Jesslyn menautkan kedua alisnya dan mulai merasa was-was.
"P - pak mau apa?!"Ucap Jesslyn was-was dan memundurkan tubuhnya menjauh.
Chandra hanya diam dan menatap Jesslyn.
Saat Jesslyn hendak melarikan diri, tangannya lebih dulu di cekal oleh Chandra.
Chandra menarik tangan kecil Jesslyn dan melemparnya sedikit kasar ke sofa.
Jesslyn meringis kecil karena cekalan Chandra terlalu kasar.
"Maksud bapak apa-- mph!!" Baru saja Jesslyn ingin melemparkan pertanyaan, bibirnya sudah terlebih dahulu di bungkam dengan benda kenyal yang tak lain adalah bibir Chandra.
Jesslyn berusaha lepas walaupun Chandra selalu menahan pergerakan gadis itu.

Malangnya gadis itu, memori masa lalu yang buruk, dan sekarang dia akan di lecehkan oleh guru barunya?.

Jesslyn berusaha melepaskan diri, dia menendang kesegala arah, dan ternyata satu tendangan keras berhasil mengenai perut Chandra.
"Akh!" Chandra memekik sakit dan tersungkur kebelakang.
Melihat kesempatan itu, Jesslyn berusaha bangkit dan berlari kearah pintu

Damn it!. Katakan saja Jesslyn bodoh, dia lupa kalau pintu itu terkunci dan sialnya Chandra menyimpan kuncinya di tempat lain.

"Hahaha! Kamu gak bisa lari kemana-mana sayang." Ucap Chandra santai dan menghimpit tubuh ramping Jesslyn di pintu.
"Kamu, milik saya." Ucap Chandra berbisik rendah di telinga Jesslyn.
Dan tanpa banyak bicara lagi, Chandra langsung saja menyuntikkan bius ke lengan Jesslyn, yang langsung membuat gadis itu jatuh terduduk.
"K - kenapa?..." Jesslyn pun pingsan karena obat bius itu.
Chandra tersenyum miring melihat gadis di bawahnya sudah terkena efek bius.
Dia menggendong tubuh ramping Jesslyn dan membawa pelan tubuh itu keluar ruangan.
Entah keberuntungan atau sebuah kebetulan, keadaan sekitar sedang sepi, dan hal itu memudahkan Chandra membawa Jesslyn melalui halaman belakang dengan mudah, menuju parkiran belakang yang memang agak sepi.
Dia meletakan Jesslyn di kursi depan dengan hati-hati, seraya tersenyum miring.
"Memang bayaran yang pas." Gumam Chandra.
Chandra menutup pintu mobil dan masuk ke dalam bagian kemudi.
Chandra mulai menghidupkan mesin dan menjalankan mobilnya menuju arah rumah pribadinya yang tidak terlalu jauh jaraknya.
Setelah sampai, Chandra memarkirkan mobilnya dan membawa Jesslyn kedalam rumah, dia membawa gadis itu kekamarnya dan meletakannya di ranjang, tak lupa dia juga mengikat kedua tangan dan kaki ke masing-masing sudut ranjang.
Setelah selesai, dia memastikan semua aman, dia segera kembali ke sekolah dan bersikap tidak terjadi apa-apa.

---------------

2 jam sudah berlalu, dan kini Andre merasa khawatir karena Jesslyn tak kunjung kembali ke dalam kelas.
Dia melangkahkan kakinya mendekati Pak Chandra yang sedang berjalan melewati kelas.
"Pak Chandra!" Yang di panggil menengok ke sumber suara.
"Ya Andre?" Sahut Chandra dengan wajah seolah tidak terjadi apapun.
"Jeje kemana ya pak??" Tanya Andre tanpa basa-basi.
"Jeje?"
"A - ah anu, maksud saya si Jesslyn." Jelas Andre mengerti kebingungan Chandra.
"Oh itu, saya gak tau, setelah dia sedikit membantu saya, dia langsung pergi." Jelas Chandra dusta.
jelas di wajah Andre ,ekpresi kekhawatiran.
"Mungkin Jesslyn lagi jalan-jalan aja, atau membolos mungkin." Ucap Chandra seolah menenangkan Andre.
"T - tapi saya tau pak, sesulit apapun, dia pasti cerita sama saya! Dan bahkan ngebolos aja bareng!" Jelas Andre sedikit emosi.
Chandra sedikit merubah raut wajah menjadi datar.
Andre yang menyadari perubahan raut wajah Chandra lantas terdiam.
"M - maaf pak, saya cuman khawatir." Ucap Andre meminta maaf.
"Hm. Lagian Jesslyn cuman temen sekelas, kenapa sampai segitunya? Apa kamu suka sama dia?." Tanya Chandra to the point.
Andre yang di tanya begitu cuman terdiam dengan pipi sedikit memerah(?).
"Misi pak! saya mau ke toilet." Ucap Andre tanpa membalas pertanyaan Chandra dan langsung ke arah toilet.

-----------

Andre masuk ke toilet, dan memandang dirinya di cermin.
Dia memejamkan mata dan menghela nafas pelan.
"Je lo dimana sih? Handphone lo juga gak aktif." Andre mengecek handphonenya kembali dan tidak ada balasan apapun.
Andre mencoba kembali untuk menghubungi Jesslyn.
Dan kembali tidak tersambung.
"Ck! Lo kemana sih." Andre mengusap wajah frustasi.
Baginya ini, pertama kalinya Jesslyn begini.
Biasanya dia bakal cerita apapun ke Andre, bahkan soal masalah sakit perut menstruasi, padahal Andre tidak tahu apapun tentang itu.
Dia memang teman sekelasnya, tapi sudah dia anggap sahabat.
Dan harus Andre akui, dia punya sedikit rasa pada Jesslyn.

---------------

Jesslyn terbangun dengan rasa pusing  dan pegal di badan.
Dia berusaha membiasakan matanya menerima cahaya lampu yang masuk ke retinanya.
Dia mengerjapkan beberapa kali matanya dan melihat kesekitar.
Dia terkejut dengan keadaan sekitar dan kedua tangannya terikat kuat beserta kakinya.
"Gue dimana?!" Dia berontak berusaha lepas, tapi nihil hasilnya.
Tak terasa, airmata mengalir dan membuatnya menangis pelan.


---------------------------♧-----------------------------

Heyaw
Gimna kbr kalian? Baik?
Sorry yya gw baru up hsheheh
G ad waktu jýū
Semoga kalian suka
Paiiii.
Love u guys-!
Tinggalkn jejak bila suka.

My Story LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang