Hari hari berlalu yang kau pegang hanya rindu. Walau terlihat semu namun kau tunggu saat-saat akan bertemu itu. Dipisahkan oleh jarak dan zona waktu, rasa ingin berjumpa seakan menggebu. Bertahan dalam harapan, sakitnya penantian selalu kau hiraukan. Dinginnya malam dan teriknya mentari seakan kau jadikan bahan perbincangan ketika engkau bertemu nanti. Tawa dan tingkah lucumu kau jadikan pembius rasa cemas yang kian hari membebani tiap ruang ruang pikiranmu.
Namun semua itu berubah...
Hasrat yang dulu menggebu, kini berubah menjadi abu-abu pilu. Harapan kian pudar semenjak dia tidak lagi berkabar. Pertemuan yang selama ini kau idamkan seketika pupus menjadi wacana tanpa keterangan. Kau coba sedikit bertahan namun luka penantian yang besar membuatmu seakan hilang sadar. Dibutakan ucapan manisnya kau dibuatnya terlena. Mungkin perjumpaan pertama dengannya merupakan bom waktu yang siap mencabik luka ditiap rasa yang ada. Berharap ada balasan "aku mencintaimu" namun yang kau dapatkan hanya "aku cuma ingin temenan aja denganmu". Harapan yang telah lama kau rajut seketika menjadi sebuah bola benang kusut. Fenomena ghosting membuatmu hancur berkeping keeping. Dia mungkin seleramu, tapi bagi dia kamu hanya sekedar drive thru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa dalam Sajak
RomanceHanya Tulisan Biasa Jangan lupa tinggalkan komentar untuk pesan kepada penulis. Salam literasi