Rasa dalam Sajak

Membias

Sang surya menampakan gagahnya tatkala mimpimu belum seutuhnya. Terhanyut dalam mimpi , terbayang senyumnya membuat pikiranmu saling berdistraksi. Tawa canda dan indah parasnya seakan membuat dirimu berada pada dunia fantasi. Berdua bersamanya mengelilingi dunia yang bahkan lebih besar dari kenyataan bahwa kamu hanyalah teman tanpa perasaan.

Kian lama kamu mulai sadar, bahwa rasa yang sesungguhnya tidak sekedar saling berkabar. Berusaha merasa tabah, namun luka kian membuat tubuhmu merebah. Remuk disetiap katup yang menandai kesempatan telah tertutup. Mencederai luka yang kau jahit sebagai upaya siuman dari rasa sakit.

Lekaslah membaik, karena tidak ada patah hati yang menarik. Tetaplah tertawa walau kadang kenangan dan rasa sakit masih membekas di dada. Tetaplah bahagia, jangan sampai semesta tahu bahwa masih ada insan patah hati yang masih mengharapkan pematahnya untuk kembali. Hari ini kau harus bangkit. Karena Tuhan, telah menyiapkan penyembuh perasaan sakit yang rumit. Nikmati kopimu lupakan janji manis yang terucap kepadamu. Jangan terlalu banyak menaruh gula, karena janji manisnya yang terucap sudah mengalahkan pahit kopi yang sudah lengkap.