°° Prolog °°

8 5 2
                                    

Terlihat seorang wanita paruh baya yang mungkin saat ini sudah mencapai umur 60 tahunan sedang memandangi sebuah bingkai foto yang terlihat terawat.

"Aku merindukan mu. Kini umur ku sudah tidak muda lagi. Bagaimana keadaan mu disana? Dapatkah kamu melihat diri ku?" Tak berselang lama air mata wanita tersebut jatuh.

Wanita itu menangis. Setetes demi setetes buliran air turun beriringan dari matanya. Ia tersenyum simpul. Senyuman yang sangat cantik.

"Kini diriku sudah bahagia, memiliki dua orang anak dan tiga orang cucu yang kini menemani masa penghujung ku. Tapi aku masih berharap suatu hari nanti kita bertemu lagi walaupun dalam wujud berbeda sekalipun."

Wanita tersebut masih tersenyum hingga akhirnya senyuman tersebut memudar, dan ia mulai mengeluarkan ekspresi yang semestinya. Ya, menangis hal yang ia lakukan saat ini. Ia mengusap pelan bingkai foto tersebut. Diujung foto tertulis. Jakarta,2021.

Ia meletakan kembali bingkai foto tersebut dengan perlahan. Lalu ia kembali tersenyum sendu dan menghela napas pelan. Hingga akhirnya ia membuka mulutnya.

"Terimakasih." Ujarnya.

°°~•~°°

Jika kita mencintai seseorang, kita tak akan pernah berfikir untuk menghapus orang itu dari ingatan bahkan jika orang itu telah tiada sekalipun. Karna sesungguhnya cinta itu bertahan abadi. Sekalipun seseorang itu dengan kekurangan kita tak akan pernah berniat menjauh karna cinta itu datang tanpa memandang. ~

So, thank you so much buat kalian yang udah mau baca cerita ku. Cerita ini ku adaptasi dari kisah cinta beberapa orang yang ku kumpulkan dan ku bentuk menjadi sebuah rangkaian kisah cinta. Jangan lupa follow, vote dan comment ya. See you~

°° NOT PERFECT °°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang