°° Meet With You °°

14 4 0
                                    

°° Not Perfect °°

Tulisan itu tertera di layar laptop. Pemilik laptop tersebut bernama Nana. Nama yang cantik untuk seorang gadis berusia 17 tahun. Ia menghela nafas gusar. Sudah dua jam lebih ia masih tidak tau akan menulis apa. Baru pertama kali untuknya menulis sebuah cerita cinta bertema romansa, biasanya ia lebih sering menulis cerita dengan tema thriller atau horor.

Nana adalah seorang penulis buku bertema thriller dan horor tapi kali ini ia diminta untuk menulis sebuah buku bergenre romansa. Dan itu adalah tantangan yang menyulitkan untuknya. Pasalnya ia bahkan tak pernah merasakan jatuh cinta.

Terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekati Nana. Seseorang itu menepuk bahu Nana.

"Hey." Sapanya.

"Apa?" Tanya Nana dengan nada tidak bersemangat.

Seseorang dihadapan Nana tersenyum manis. Ia adalah Deon sahabat Nana sejak kecil. Deon memang menyukai Nana sejak dulu tapi sayangnya Nana itu hatinya seperti batu sangat sulit baginya untuk mencintai seseorang.

Hari ini adalah hari Minggu, hari yang sangat sibuk untuk seorang Nana, karna biasanya dihari libur seperti ini Nana banyak menghabiskan waktu di kamarnya atau di kafe untuk membuat cerita. Dan biasanya juga ia butuh waktu sendiri untuk mendapatkan inspirasi. Nana sangat benci diganggu orang lain kecuali Deon karna baginya Deon sudah seperti seseorang yang sangat spesial dihidupnya.

Nana mengerutkan alisnya ia memijat pelipisnya, bahkan ia tidak mendapatkan ide sama sekali untuk menulis.

"Ada apa?" Tanya Deon dengan suaranya yang terdengar berat namun lembut.

"Apa kamu pernah jatuh cinta?" Tanya Nana to the point.

Deon melebarkan senyumannya dengan pandangan yang sulit untuk dimengerti, ia mengangguk.

"Tentu saja, bahkan sampai saat ini. Memangnya kenapa?"

"Seperti apa rasanya cinta?"

"Rasanya sangat manis, namun terkadang menyakitkan dan terkadang juga sulit dijelaskan."

"Maksud mu?"

"Itu sulit dijelaskan jika kamu belum pernah merasakannya."

Nana terlihat bingung. Ia sama sekali terlihat tidak mengerti dengan ucapan lelaki di hadapannya ini. Semakin ia mencoba pikirkan semakin bingung dibuatnya.

"Aku tidak mengerti maksud mu."

"Aku tau." Ujar Deon dengan santai.

"Makannya cobalah belajar mencintai orang lain." Lanjutnya.

Gadis itu menghela napas berat.

"Bukankah kamu sudah tau alasan aku menutup diri? Aku takut jika aku mencintai seseorang aku akan bernasib yang sama seperti ibu ku." Ujar gadis itu dengan penuh tatapan sendu.

°°~•~°°

Gadis berambut sebahu itu kini berada disebuah teras depan rumah. Rumah tersebut memiliki halaman yang luas. Dengan beberapa tanaman di sekeliling bagian rumah dan tempat bermain anak anak.

°° NOT PERFECT °°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang