🌻 cium brutal 🌻

628 57 2
                                    

"SAYANG"

Dua tenteng tas belanja di tangan Jeno langsung menjadi fokus perhatian Renjun ketika keduanya bertemu di depan pagar kediaman mereka.

Senyum lebar terpatri jelas di wajah Jeno, membuat Renjun tak kuasa dan akhirnya pun membalasnya dengan satu senyuman kecil yang terlihat sangat manis.

"Kamu belanja sendiri?"

"Iya lah, emang sama siapa lagi?"

"Ya mungkin sama Hyunjin?"

"Ga deh, dia sibuk ngebucin"

Ada ekspresi pura-pura jijik diakhir setelas selesai dengan kalimatnya. Seolah tak sadar diri kalau ia sendiri pun kadang sama bucinnya kalau sudah menyangkut si kesayangan.

"Tau ga, cewe yang kemarin aku bilang itu. Yang sempet ngajak aku pacaran"

"Kenapa lagi?"

"Udah ga bakal gangguin aku lagi"

"Kamu apain?"

Renjun bertanya riang, ada tawa kecil yang terlontar dari mulutnya kala itu. Sedikit menebak-nebak hal tak masuk akal apa yang sudah Jeno lakukan pada si gadis.

"Ga aku apa-apain, tiba-tiba dia mendapat hidayah aja kayanya sih"

Jeno mengangkat bahunya acuh, meletakan segala belanjaannya ke meja pantry setelah memberi tatapan 'harus diletakan dimana nih?' kepada Renjun.

"Aku mandi dulu boleh ga?"

"Ya boleh. Sana deh, kamu mandi aja biar aku masak sendiri gapapa"

"Gamau nungguin?"

"Buat apa?"

Lengan kemejanya sudah digulung, setelah mencuci tangan dan mengambil beberapa perabotan pun Renjun sudah bersiap untuk menyiapkan makan malam mereka.

Tapi....

"Atau gamau mandi bareng aja gitu?"

Alis Jeno dinaik turunkan dengan sengaja, senyum anehnya muncul yang mana malah membuat Renjun tertawa geli setelahnya.

"Apa sih, udah kamu mandi aja Jen. Nanti kamu selesai makanannya udah mateng"

"Yah, terus kamu mandinya kapan?"

"Ya habis makan lah"

"Ah ga efisien"

Renjun yang tengah mencuci beberapa daun bawang melirik Jeno sebentar, mengecek sedikit apakah suaminya tengah sungguhan merajuk apa tidak.

"Kalo kamu ga mandi-mandi malah makin ga efisien. Udah sana buruan mandi. Kalo ngajak aku ngobrol terus malah aku nanti ga mood masaknya nih"

Ada decakan tak sengaja yang setelahnya meluncur dari mulut Jeno kala itu. Dengan malas ia berbalik menjauhi dapur, berniat mengalah ketimbang Renjun yang malah merajuk.

Bisa gawat, bisa-bisa ia akan repot semalaman kalau si mungil marah padanya.

"Jen"

"Apa lagi?"

"Sini dulu!"

Ada jeda sedikit sebelum akhirnya Jeno yang sudah lesu karena tak jadi mandi bersama itu berbalik menghampiri.

Ia mendekat sedikit, berdiri dihadapan Renjun yang memperhatikannya sambil tersenyum..... agak meledek sih.

"Besok kan libur, besok aja mandi barengnya ya?"

Yang lebih kecil tersenyum manis, merapikan helaian rambut Jeno yang agak lepek karena setau Renjun si bongsor itu ada pelajaran olahraga siang tadi.

"Udah dong, masa gitu aja ngambek"

"Aku ga ngambek"

"Yakin?"

Jeno mengangguk mantap. Ia kan memang tidak merajuk, hanya sedikit sedih karena kalau tidak mandi bersama Renjun berarti tidak ada yang mengeramasi dan menggosok punggungnya sih.

"sini cium dulu"

duarrrrr....

Kalian tau kan, Jeno tuh suka dicium.

Jadi, ketika satu kecupan mendarat di masing-masing pipi kanan dan kirinya, ia buru-buru membalas kecupan Renjun.

Tapi ya namanya juga Jeno, ia malah menciumi seluruh wajah Renjun secara brutal sampai mengundang gelak tawa yang lebih tua.

.
.
.

with love,
peen

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SSAEM || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang