🌻 Ngambek 🌻

2.3K 394 46
                                    

"Jeno! Udah 5 jam kamu diemin aku begini!"

Renjun lelah menggoyang-goyang tubuh Jeno yang tidur membelakanginya. Suaminya itu enggan berbicara padanya, terhitung sejak Renjun sampai rumah dan mendapati suaminya baru saja selesai mandi.

"Jeno! Aku marah juga nih!"

Rasanya hampir ingin menangis, Jeno tak pernah jadi sependiam ini sebelumnya. Renjun takut.

"Jeno jangan begitu! Ayo sini balik badaaaaannn"

Meski ditarik paksa pun, Renjun tak bisa membalik tubuh Jeno yang sudah membatu untuk berbalik menghadapnya.

"Ah terserah deh. Awas aja minta jatah ini itu, begitu aja marah! Bahkan ga ngasih aku kesempatan buat jelasin!"

Mata Jeno yang sebelumnya pura-pura terpejam otomatis terbuka. Renjun tidak lagi memaksanya untuk berbalik, tak juga merengek manja agar Jeno mau mendengarnya.

"Kamu serius?"

"..."

"Renjun! Kamu kok tega ga mau ngasih aku jatah? Heh, sini liat aku!"

Renjun kukuh ditempatnya, menutup diri dari ujung kaki sampai ujung kepala berniat balas dendam.

"Huang Renjun!"

"..."

"Buka dulu selimutnya!"

"..."

"Jangan sampe aku paksa secara kasar ya!"

"...."

Renjun tak peduli, toh Jeno tak pernah bisa sungguh-sungguh memaksanya.

"Renjun, ayo dong sayang. Seengaknya jangan bawa-bawa jatah aku kalo kamu mau marah"

"Oh jadi jatah lebih penting ketimbang maaf dari aku?"

"Iyalah"

"...."

"...."

"PERGI SANA! TIDUR DI LUAR!"

.
.
.

with love,
peen♥

SSAEM || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang