Chapter 1

14 3 0
                                    

Cerita ini hanyalah cerita fiktif, mohon maaf untuk kesamaan tokoh, tempat, dan kejadian yang tidak disengaja.

Cerita ini asli hasil dari karangan author, dibuat hanya untuk memuaskan hasrat fantasi milik author dan pembaca.

Sebelum membaca di harap untuk vote terlebih dahulu supaya author semangat tulis ceritanya.

Terimakasih dan selamat membaca readers kesayangan author.

○○○○○

Prangg!!!

Hancur berkeping-keping hiasan kaca yang sebelumnya terpajang apik di meja ketika sang ayah melemparnya ke lantai begitu saja, beberapa pecahan kaca yang berserakan bahkan melukai kakinya.

Kim Taehyung hanya meringis sambil tertunduk menahan perih di kakinya, ia enggan untuk menatap wajah murka sang ayah. Kali ini benar-benar tamat riwayatnya karena gagal dalam ujian masuk di salah satu SMA bergensi di seoul.

"Namjoon bahkan bisa masuk dengan mudahnya, lalu apa yang kau katakan barusan?! Gagal katamu?!", maki sang ayah.

Taehyung terdiam, ia sangat lelah. Bahkan ia tak cukup tidur hanya untuk belajar semalaman dan berakhir dengan Taehyung yang tidak fokus akibat kelelahan ketika ujian dimulai, tapi tetap saja hal ini hanya akan dianggap sebagai alasan yang dibuat-buat. Maka dari itu, Taehyung tak ingin menjawab karena percuma.

Derap langkah kaki terdengar, ya saat ini hyung nya tengah berlari menghampiri Taehyung dan sang ayah dari lantai atas. Tentu saja untuk menghentikan sang ayah yang akan menghabisi si bungsu.

"Ayah! apa yang kau lakukan?!", Namjoon menahan tangan sang ayah yang hendak memukul Taehyung.

Tuan besar Kim menyentak lengan Namjoon, "Namjoon, kembali ke kamar mu!"

"Ayah gila? Lihat kaki Taehyung berdarah? Taehyung, apa kau baik-baik saja?", Namjoon menghampiri Taehyung.

"Karena kau memanjakan nya seperti ini, dia menjadi liar. Bereskan barang-barangmu Taehyung, kau akan ku kirim ke tempat Seokjin malam ini juga. Kau sama saja dengannya, sama-sama tidak berguna!"

Setelah itu sang ayah pun berlalu, pergi begitu saja meninggalkan Taehyung dan Namjoon, ia sama sekali tidak menggubris Namjoon yang sedari tadi berteriak tak suka dengan keputusan sepihak yang dibuat oleh sang ayah.

Namjoon mengepalkan tanganya, ia benar-benar tidak habis pikir dengan sang ayah. Mungkin saat ini Namjoon sudah melampiaskan amarahnya pada sang ayah jika saja Taehyung tidak menghalanginya, Taehyung menarik lengan Namjoon. "Tak apa hyung, aku tak apa".


****


Keadaan menjadi lebih tenang sejak kejadian tadi, Namjoon membantu Taehyung untuk pergi ke kamarnya, yang setelahnya ia berusaha membalut luka di kaki Taehyung. Taehyung beberapa kali meringis ketika kapas yang telah dibaluri alkohol itu menyentuh lukanya, tapi mendapat satu luka baru bukan jadi masalah besar bagi Taehyung.

"Taehyung, maafkan aku"

"tidak apa hyung, aku baik-baik saja"

Namjoon menatap sendu pada adiknya itu, "kalau kau tidak mau pergi, aku akan membantumu berbicara pada ayah"

Taehyung menggeleng pelan, "tidak hyung, akan lebih baik jika ayah tak lagi melihatku"

Namjoon sangat tidak suka jika Taehyung berkata seperti itu, ia tak habis pikir dengan sang ayah yang begitu membenci Taehyung dan Seokjin.

"Jangan mengatakan omong kosong seperti itu Tae"

Taehyung tertawa renyah, "itu bukan omong kosong hyung, ayah punya alasan logis kenapa dia membenciku. Yang pertama tentunya karena aku tidak sepintar kau hyung, lalu yang kedua-"

Taehyung menghentikan sejenak ucapannya.

"seorang wanita menuntutnya karena ia tak sengaja menidurinya di bar hingga hamil, yang sialnya dia adalah ibu ku hyung."


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.

Kalau ada yang comment atau vote buat lanjutin ceritanya, nanti baru ku lanjutin ceritanya :)

Ayo kira-kira kalian penasaran gak? Kalau penasaran jangan lupa di comment dan vote ya.♡

DisgraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang