Kringgg!
Tidak terasa bel tanda istirahat pertama berbunyi. Joohyun yang asik mencatat materi menoleh ke arah jam dinding di depannya.
"Udah bel tuh, temenin ke kantin yuk" ucap Seulgi, teman sebangku Joohyun.
"Tapi gue masih punya jajanan, gimana dong ?" memasang wajah pout dengan puppy eyes-nya, Joohyun benar benar malas keluar kelas hanya untuk ke kantin.
"Gue traktir" Seulgi membalikkan badan. Segera Joohyun mengikutinya dengan mata tampak berbinar binar.
Sesampainya di kantin, Joohyun mencari tempat duduk sembari menunggu Seulgi yang memesan makanan. Iseng menoleh ke sembarang arah, tak sengaja matanya tertuju ke Seungwan. Dia tengah fokus menyantap makanannya sendirian di seberang sana.
Seungwan memang orang yang pemalu dan sedikit pendiam dengan orang baru, maka dari itu jarang baginya mengajak orang lain selain Joohyun untuk ke kantin bersama. Melihatnya seperti itu, ada rasa bersalah terselip di hati Joohyun. Dia memang sengaja menjauh dari Seungwan.
"Eh Seul nanti lo balik duluan aja ke kelas, gue mau kesana sebentar" ucap Joohyun pada Seulgi yang masih mengantri sambil menunjuk-nunjuk tempat Seungwan duduk.
"Loh jarang jarang gue traktir justru ditinggal" Seulgi menggeleng-gelengkan kepala melihat temannya sudah berlari menjauh dari tempatnya.
"Hai Wannie, sendirian aja nih" Joohyun gesit mendaratkan pantatnya di kursi depan Seungwan. Berlagak santai agar tidak terasa canggung.
"Tadi gue udah ke kelas lo mau ngajak ke kantin, tapi udah keduluan sama Seulgi" jawab Seungwan dengan bola mata yang masih fokus ke makanannya. Seolah tak menghiraukan orang di depannya.
Joohyun hanya tersenyum tipis sambil mengangguk kecil. Atmosfer keduanya begitu dingin.
"Udah makan ?"
"Belum"
Terlihat tak acuh memang, tapi lihat sekarang Seungwan langsung memberikan Joohyun roti yang ia beli tadi pagi. Itu roti pandan dengan isi selai coklat, makanan penutup kesukaannya.
Joohyun tersenyum manis, ah tidak- lebih tepatnya dia sedang menahan tawa. Seseorang sedang memberinya roti tapi enggan berkontak mata, gengsi yang luar biasa pikirnya.
Beberapa menit mereka saling diam, Joohyun mencuri pandang. Sepertinya bibir Seungwan kedatangan tamu.
"Mirip bayi kalau makan, sini sebentar"
Seungwan mendangak dengan wajah bingung. Joohyun mendekatkan badannya dan mengambil sisa nasi itu. Jarak mereka terbilang cukup dekat sekarang. Perasaan aneh menggelitik ruang hati Seungwan, degup jantungnya seperti usai lari marathon. Kini mereka saling berkontakan mata, saling merasakan hembusan nafas dan saling mengagumi pupil mereka satu sama lain.
"Udah sana lanjut makan, iya tau gue emang cantik" Joohyun terkekeh mencairkan suasana.
"Hmm" wajah Seungwan terlihat memerah tertunduk malu. Dia hanya berdehem lalu melanjutkan makan.
Jam istirahat telah berakhir. Satu persatu para murid masuk ke kelas masing masing. Begitu juga dengan Joohyun dan Seungwan segera membereskan meja kantin yang ditempati lalu berjalan beriringan.
"Yuk ke kelas" ucap Joohyun melingkarkan tangannya ke lengan Seungwan. Yang dirangkul hanya menganggukkan kepala mengiyakan.
"Udah sana masuk, mau sampai kapan gelendotan di lengan gue ?"
"Iya iya, nanti pulang bareng ya. Dadah Wannie!" Joohyun tersenyum dan melambaikan tangannya, begitupun dengan Seungwan.
.
"Jam berapa sih ? Ohh jam tiga" gumam Seungwan melirik jam dinding di depannya. Dia ingin cepat pulang, sangat membosankan pelajaran hari ini baginya.
Biasanya kelas Seungwan akan bubar pada kurang lebih jam 3, tergantung guru yang mengajar pada jam terakhir.
Saat membereskan buku buku di atas meja, Seungwan melihat perawakan pria jangkung dengan gaya rambut two-block masuk kelasnya. Dia memang sering bolak balik ke kelas Seungwan untuk menemui kekasihnya setelah pelajaran selesai.
"Hai Sooyoung-ah, ini makanan buat kamu. Dimakan dulu ya, nanti kalau udah selesai aku anterin pulang" ucap pria jangkung itu bernama Sungjae, lebih tepatnya kekasih Sooyoung.
Ini merupakan pemandangan yang sudah biasa bagi Seungwan. Melihat dua insan beradu cinta seakan dunia hanya milik mereka berdua. Tak peduli ada satu insan yang terluka hatinya melihat kemesraan itu.
Tentu rasa pedih masih hadir di hati Seungwan. Dia hanya berusaha menutupi rasa sakit seiring berjalannya waktu, karena dia percaya waktu akan menyembuhkan semuanya.
Seungwan langsung bergegas keluar kelas mencari Joohyun. Tak perlu waktu lama karena kelas mereka bersebelahan, Seungwan menghampiri Joohyun dengan senyum tipis di bibirnya.
"Ayo pulang hyun"
"Bentar dulu..." wajah Joohyun tampak berpikir keras.
"Eh kenapa ?"
"Masa langsung pulang sih, ayo temenin ke coffee shop yang baru buka itu,"
"IH SUMPAH YA GUE KIRA APAAN" teriak Seungwan, pasalnya dia sungguh tak habis pikir dengan isi otak manusia di depannya ini. Dia kira ada sesuatu yang aneh menempel di wajahnya.
"Ya gak perlu teriak juga kali, lebay lo" kali ini wajah Joohyun benar benar terlihat menyebalkan, dia menjulurkan lidah meledek si Wannie-nya.
"Iya iya terserah lo aja, hobi banget bikin kaget orang. Yaudah kita kesana sekarang"
"Yeayyy! Makasih Wannie"
Kalian tau peribahasa 'cantik cantik nyebelin' kan ? Iya itu definisi yang tepat buat sosok Joohyun. Untung aja kapasitas kesabaran Seungwan seluas samudra.
Seungwan mendengus kesal, tapi tetap aja nurutin kemauan sahabatnya itu. Terlebih lagi jarak antara coffee shop dengan sekolah mereka cukup jauh, sehingga membutuhkan tenaga lebih banyak untuk menyetir dan naasnya cuaca sedang panas panasnya.
.
"Duduk yang deket jendela situ yuk wan" ajak Joohyun saat tiba di tempat tujuan setelah menghabiskan waktu 20 menit perjalanan.
"Okey, kamu duduk dulu aja. Aku yang pesenin"
"Yey makasih wannie, matcha lat-"
"Iya matcha latte less sugar es-nya sedikit aja kan ?"
"Ih mentang mentang hapal main potong pembicaraan aja" sok ngedumel padahal dalam hati sumringah wannie-nya hapal pesanan andalannya.
Seperti biasa Seungwan hanya berdehem lalu melanjutkan langkahnya menuju kasir untuk memesan sekaligus membayar. Dia tidak begitu suka matcha seperti Joohyun, ketimbang rasa daun hijau dia lebih memilih kopi susu. Pilihan yang simpel.
"Gimana kabar ekskul teatermu hyun ?" Seungwan membuka percakapan kecil sambil menyeruput kopi susunya.
"Rencananya besok mau reorganisasi sih, doain aja lancar"
"Iya doain besok kamu lancar jadi ketuanya, biar makin sibuk" ada suara renyah dari ketawa Seungwan yang bikin orang di sebelahnya mencubit kesal.
"Aku gak mau jadi ketua ish, ribet"
"Biasanya kalau ngomong gitu-" tidak dikasih kesempatan untuk melanjutkan kata kata, Joohyun langsung bungkam mulut Seungwan pakai tangan kanannya. Seungwan hanya bisa terkekeh di balik telapak tangan mungil Joohyun.
"Mau tanya dong"
"Hmm iya kenapa ?" masih timbul senyum Seungwan sisa kekehannya tadi.
"Sooyoung gimana ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
FanfictionRumus matematika sama hubungan mereka berdua ngga ada bedanya, sama sama rumit.