28 desember 2014, sebuah keluarga kecil sedang berdiskusi dimana akhir tahun nanti mereka liburan. Keluarga kecil ini hanya berisi seorang ayah, ibu dan satu anak perempuan tunggal berusia 18 tahun.
"Budget ayah pas-pasan, jadi jangan liburan yang terlalu mahal," kata si ayah.
"Bagaimana kalau liburan ke bali yah?" kata si anak perempuan dengan lantang.
"Hey, duit ayah hanya mampu untuk membeli tiket pesawatnya, lalu kita bisa lontang-lantung disana karena kehabisan uang." Mereka pun tertawa ringan.
"Bagaimana kalau kita ke rumah kabin saja yah, waktu itu bu tika dan keluarganya pernah kesana, selain harganya yang tidak terlalu mahal fasilitasnya pun cukup lengkap. Kita bisa berenang di danaunya, ayah bisa memancing, dan kita bisa membakar jagung sambil menunggu malam tahun baru," kata si ibu.
Ibu pun langsung menunjukan rumah kabin yang pernah dikunjungi oleh bu Tika dan keluarganya, "Kalau ini masih mahal bu, uang ayah tidak cukup," kata ayah. Ayah pun langsung mengambil laptop miliknya dan mulai mencari penginapan rumah kabin yang murah di jejaring online, setelah beberapa menit ayah pun menemukan rumah kabin yang pas di daerah garut dengan harga yang terjangkau, dilihat dari fotonya pun kabin itu bersih, memiliki danau, dan fasilitas yang lengkap. Si ayah pun langsung mengubungi pak Askara selaku pemilik rumah kabin itu untuk rencana penginapan pada tanggal 30 desember-1 januari,
"Keluarga anda berapa orang?", tanya pak Askara.
"3 orang saja pak," sahut ayah.
"Baiklah,.......mantap," kata pak Askara sambil tertawa aneh.29 desember 2014, di pagi hari mereka telah bersiap-siap apa saja yang akan dibawa untuk menginap nanti, mereka membawa alat pancing, jagung, bahan makanan, petasan, dan perlengkapan lain. Mereka berencana untuk berangkat sore ini agar saat sampai sana sudah malam dan mereka bisa beristirahat untuk mempersiapkan energi di hari esok. Jam menunjukkan pukul 4 sore, ayah pun siap memanaskan mobilnya dan memindahkan peralatan ke bagasi dibantu si ibu.
"Hey, mau kemana ini ibu Susi sama keluarganya?, mau honeymoon lagi nih?," sapa tetangganya.
"hahaha, enggak. Ini si Tari merengek minta liburan akhir tahun," sahut ibu.
"Ya Namanya juga anak-anak bu, yasudah saya pulang dulu ya bu Susi pak Toro, hati hati di jalan," kata tetangga ibu.
Pukul 5 sore pun tiba dan mereka bergegas untuk bersiap pergi, ibu dan ayah pun sudah di dalam mobil. "ayo Tari cepat," kata ibu. "sabar bu, Tari lagi pakai sepatu," sahut tari. Tari pun akhirnya selesai memakai sepatu dan berlari menuju ke mobil, namun karena tali sepatunya kurang kencang alhasil talinya terlepas dan membuat Tari tersungkur. Saat Tari tersungkur dia melihat ada sebuah bola di bawah mobil, dia pun coba menggapainya dan ternyata teksturnya tidak seperti bola, namun seperti kulit. Dia pun mebalikkan bola tersebut dan ternyata memiliki rambut, tari pun sadar itu adalah sebuah kepala manusia yang busuk dipenuhi semut bukan sebuah bola. Tari pun langsung bangun dan teriak.
"Ada apa Tari?", kata ibu sambil cemas.
"Ada kepala bu dibawah mobil", kata Tari. Ayah pun langsung turun dan mengecek namun kepala tersebut tidak ada.
"Mana tidak ada kepalanya. makannya tari umur kamu itu masih 16 tahun, jangan banyak-banyak nonton horror. Jadi halu begini." Jawab ayah sambal meledek.
"Apakah bisa liburan kali ini dirumah saja yah?", kata Tari. "Loh, kan kamu yang minta liburan. Lagi pula ayah sudah memesan rumah kabin itu ke pak Askara, sudah cepat naik ke mobil".
Mereka pun akhirnya berangkat dari Jakarta menuju garut, namun tari masih merasa takut karena kejadian itu.Setelah beberapa jam perjalanan, mereka pun akhirnya sampai dimana langit sudah gelap dan anehnya keluarga pak Askara sudah menunggu mereka di depan rumah dan menatap mobih pak Toro dengan tatapan tajam. Keluarga pak Askara beranggotakan 4 orang yaitu pak Askara, istrinya, anak laki-lakinya yang usianya berkisar 20 tahun-an namun memiliki sikap dan tatapan yang aneh, lalu ada anak perempuan bungsunya yang berada di kursi roda dikarenakan cacat pada kaki kirinya. Keluarga pak Toro pun turun dari mobil dan disambut dingin oleh keluarga pak Askara.
"Pak Askara, saya Toro dan ini istri saya dan anak perempuan saya," kata ayah.
"Selamat datang pak Toro di kabin milik keluarga saya, sebenarnya dulu rumah itu peninggalan ayah saya, lalu setelah mereka tiada saya pun memutuskan untuk menyewakan kabin tersebut kepada orang lain,"sahut pak Askara
Pak Askara pun memberikan kunci kabinnya dan ayah membayar sesuai kesepakatan di telepon. Namun yang aneh, anak laki-laki pak Askara terus menatap Tari dibarengi dengan senyuman anehnya. Setelah transaksi selesai, keluarga pak Toro pun melanjutkan perjalanan menuju kabin tersebut yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah keluarga pak Askara. Waktu menunjukan pukul 10 malam dan mereka mengeluarkan barang-barang dari bagasi untuk dipindahkan ke dalam kabin. Kabinnya lumayan besar, memiliki ruang tamu, dapur yang tidak terlalu besar, satu kamar mandi, dua kamar tidur, halaman depan yang cukup luas dan dua pohon besar di depan kabin. Karena cukup lelah, Tari pun memutuskan untuk langsung ke kamarnya, menyalakan kipas dan beristirahat. Pukul 1 dini hari dan tiba-tiba kipas dikamar Tari mati. Tari membuka perlahan matanya namun tari dikejutkan oleh kepala pria tanpa tubuh diatas plafon kamarnya, dia langsung memejamkan matanya dan menutup dirinya dengan selimut. Tiba-tiba dia mendengar suara dari dalam selimut pada bagian kakinya.
"Kamu cantik," kata suara misterius itu.
Tari pun mengeceknya dan tiba-tiba sebuah kepala tanpa tubuh sudah menatap dan tersenyum kepadanya. Tari langsung teriak sekencang-kencangnya namun anehnya ayah dan ibunya tidak mendengar teriakan tari.30 desember 2014. Pukul 4 sore Tari duduk di teras kabin dan masih memikirkan kejadian semalam, sedangkan ibu sibuk memasak untuk makan malam.
"Kau tidak apa-apa Tari?", kata ayah sambil membawa dua gelas teh untuk mereka berdua.
"Aku tidak apa-apa yah, hanya merindukan Jakarta," sahut Tari.
"Hahaha, baru satu hari sudah rindu. Kamu ini aneh," kata ayah sambil tertawa.
"Lebih baik ayah memancing danau dibelakang kabin sana dibanding ayah terus mengejekku," ledek tari.
"Hahaha, betul juga kau. Kau mau ikut?", kata ayah.
"Sepertinya menyenangkan," sahut Tari.
Mereka pun pergi bersama untuk mengecek danau di belakang kabin, namun sebelum pergi tari tidak sengaja melihat anak laki-laki pak Askara sedang menatap dirinya dari deretan pohon dengan tatapan tajam dan senyuman anehnya.
"Wahh lumayan besar danau ini, pasti banyak ikan disini, pasti ayah akan dapat banyak untuk kegiatan bakar-bakar besok." kata ayah.
"Alah, palingan lebih banyak ikan cupang," sahut tari.
Setelah memancing selama sejam akhirnya mereka mendapatkan sesuatu, ayah dan Tari pun semangat, namun yang mereka temukan hanyalah sebuah kemeja dengan sedikit bercak darah. " sudahlah ayah ayo kita kembali saja ke kabin, daritadi aku menunggu tidak kunjung juga kita mendapatkan ikan. Lagipula pasti ibu sudah menyiapkan makan malam," kata Tari.
Pukul 1 dini hari tiba dan Tari sudah terlelap namun sebuah tetesan dari plafon membangunkannya. Tari bangun dan menyeka cairan itu dari pipinya dan dia terkejut kalau tetesan itu ternyata adalah darah. Tari perlahan menatap ke plafon dan tari dikagetkan dengan puluhan kepala manusia tanpa tubuh bertumpukkan di atas plafonnya. Dia menganga ketakutan namun tiba-tiba salah satu bola mata dari kepala yang tepat berada di atas tempat tidurnya jatuh dan masuk ke dalam mulut Tari yang sedang menganga. Tari pun langsung memuntahkan mata tersebut dan lari keluar dari kamarnya. Diapun lari keluar rumah dan tiba-tiba tersandung di teras rumah. Namun ternyata yang menyebabkan Tari tersandung adalah tubuh ayahnya yang sudah tergeletak tanpa kepala. Tari pun menangis dan muntah karena bau busuk dari mayat ayahnya. Dan ternyata itu hanya mimpi buruk Tari lagi namun tari enggan menceritakan itu ke siapapun.31 desember 2014, langit menunjukkan waktu petang namun Tari masih termenung di pinggir danau. Tari terus memikirkan kejadian semalam karena dia bingung sebelumnya ia tidak pernah mengalami mimpi se-aneh ini. Tari pun pulang menuju kabin, ia memasuki kabin lewat pintu belakang namun ia tidak menemukan orang tuanya disana. Namun anehnya pintu depan terbuka dan alat pancing ayahnya terjatuh di depan teras. Akhirnya ia mengecek kamar orang tuanya dan Tari dikagetkan oleh orang tuanya yang sudah keadaan tanpa kepala. Dia memejamkan matanya dan berharap ini hanya mimpi buruknya, namun saat dia membuka mata ternyata ini bukan mimpi. Dia pun muntah lalu siap berlari menuju rumah pak Askara untuk meminta bantuan. Namun saat dia berlari, kakinya tidak sengaja menginjak kail dari alat pancing ayahnya yang sudah tergeletak di depan teras. Dia pun merasa kesakitan dan mencoba melepaskan kail itu yang menancap di kakinya. Setelah berhasil dia pun langsung lari dengan sebelah kakinya yang pincang menuju rumah pak Askara untuk meminta bantuan. Setelah Sampai di depan rumah pak Askara dia kaget karena terdapat jejak darah di rumput depan halaman rumah Pak Askara. Dia pun curiga kalau keluarga Pak Askara lah yang membunuh orang tuanya. Taripun mendengar suara keluarga pak Askara yang sedang menyiapkan perayaan tahun baru mereka. Tari pun mengintipnya dan dikagetkan di meja makan mereka sudah ada kepala orangtuanya yang sudah terpanggang dan siap dimakan oleh keluarga pak Askara. Tari pun mengambil mobil milik ayahnya dan menabrak keluarga mereka dengan mobilnya, dan mobilnya langsung menabrak pohon besar. Untungnya tari selamat dan dia turun lalu melihat keluarga pak Askara yang sudah tergeletak berdarah. Namun dia tidak melihat anak laki-laki pak Askara.
"Kepala manusia memang paling nikmat, Kepala manusia adalah makanan favorit kami, sudah lama kami tidak memakannya." Kata anak laki-laki pak Askara sambil menyalakan gergaji mesin. Saat Tari berbalik badan anak laki-laki itu pun langsung memenggal kepala Tari.
"Aku tidak akan memakanmu nona cantik, aku akan menjadikanmu istriku." Kata anak lelaki itu.
Anak lelaki itu pun membawa kepala Tari ke kamarnya dan mulai mencium bibir Tari sembari dia onani.
KAMU SEDANG MEMBACA
hitam.
Mystery / Thriller"hitam." adalah sebuah buku kumpulan cerpen horor atau gelap yang dimana berisi adegan-adegan mengerikan, 𝘥𝘪𝘴𝘵𝘶𝘳𝘣𝘪𝘯𝘨, dewasa, kanibalisme, dan hal menyeramkan lainnya. WARNING : Disarankan bagi yang dibawah 18 tahun dan tidak biasa membac...