Seorang gadis sedang duduk di depan rumah pohonnya sambil memandangi rumah burung yang telah ia isi dengan biji-bijian.
Saat ini rumah kecil itu di penuhi oleh burung-burung yang sedang berebut makanan. Cuitan gaduh mereka terdengar merdu di telinganya.
Sambil menutup mata,ia menikmati suara itu.
Dalam kegelapan itu,ia menjelajahi dunia fantasinya sendiri. Dunia yang ia buat di mana ia memegang kendali penuh atas apa yang terjadi di sana.
Sesekali ia tersenyum karena fantasinya yang menyenangkan dan wajahnya kembali datar saat matanya terbuka.
Gadis itu masuk kedalam rumah pohonnya. Ruangan di dalam sana cukup luas. Ada meja,kipas angin dan sebuah kasur lantai tersedia di dalamnya agar si penghuni nyaman berlama-lamaan disini.
Ia membuka laptopnya kemudian mulai mengetik huruf demi huruf yang bisa mengekspresikan hasil fantasinya.
Tiba-tiba,lonceng yang tergantung di luar rumah pohon itu berbunyi.
"Sheyla,makan siangnya udah siap nak. Mau makan bersama atau mama antar keatas?" Terdengar suara teriakan sang Mama yang mengajaknya untuk makan siang.
"Bawa sini aja ma. Aku lagi males turun."
Tak lama kemudian lonceng kembali berbunyi. Sheyla keluar dari rumah pohonnya kemudian menarik tali yang terhubung dengan loncengnya tadi.
Sekotak makan siang pemberian sang Mama tergantung di sana. Sheyla mengambil kotak itu dan membawanya masuk.
Ia tidak langsung memakannya. Dia hanya meletakan kotak itu di atas kasur kemudian ia melanjutkan aktivitasnya tadi.
Ya,beginilah Sheyla. Gadis itu lebih menyukai kesendirian. Ia tidak suka bertemu dengan banyak orang. Bahkan dengan keluarganya sendiri.
Bukan tanpa alasan mengapa Sheyla tidak mau bertemu dengan orang tuanya. Sheyla menjadi seperti sekarang inipun bisa di bilang itu karena keluarganya sendiri.
Bertemu dengan mereka membuatnya lelah. Membicarakan omong kosong yang tidak ada habisnya itu sangat melelahkan baginya.
Di saat semua orang saling menyapa saat bertemu dan berbasa-basi untuk sekedar menyapa,Sheyla lebih memilih pura-pura tidak tahu saat ia bertemu dengan seseorang.
Dan untungnya,waktu sekolahnya sekarang tinggal 1 tahun lagi. Dia hanya harus menahan diri selama 1 tahun dan setelah itu dia bisa bebas menyenderi di rumah pohonnya ini.
Kesendiriannya tidak akan sia-sia karena dia adalah seorang penulis. Sebenarnya itu bukan cita-cita Sheyla,tapi sepertinya tidak ada pekerjaan lain yang bisa membuatnya hanya diam di rumah selain seorang penulis.
Sejauh ini dia sudah mempunyai beberapa karya. Bahkan sebagian karyanya juga sudah di terbitkan. Ya,meskipun ia tidak begitu terkenal,tapi ada cukup banyak orang yang menyukai hasil fantasinya itu.
Dia sudah terlalu lama berada dalam zona nyamannya. Akan adakah seseorang yang mengusik kenyamanannya itu?
Sheyla juga manusia bukan?
Dia tidak mungkin sendirian untuk selamanya.Sheyla yakin,suatu hari nanti akan ada seseorang yang berhasil menariknya keluar dari Zona nyamannya saat ini.
Lalu bagaimana dia akan menemukan pasangan jika seorang teman saja dia tidak punya?
Sheyla juga yakin akan fakta bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi ini sudah diciptakan berpasang-pasangan. Tidak terkecuali dengan dirinya!
Dia hanya harus menunggu pasangannya datang menghampiri dirinya. Dia tidak akan mencari karena mencari seseorang atau sesuatu itu amat sangat melelahkan.
"Aku nyaman dengan kesendirianku tapi aku tidak mungkin
selamanya sendiri
disepanjang sisa
hidupku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Schizoid Not Introvert
Science FictionPenyendiri,dingin dan tidak punya banyak teman. Karena ini mereka sering menyebutnya sebagai si Introvert. Padahal faktanya dia bukan sekedar Introvert. Cobalah untuk mengenalnya lebih jauh dan kau akan mengetahui siapa dia sebenarnya. #Book2