Disebuah rumah ada sepasang suami-istri yang sedang berbahagia, sang suami sangat bahagia dikarenakan sang istri yang sedang hamil. Namun... Kebahagiaan itu tidak bertahan lama, karna sang istri meninggal tepat saat bayi itu lahir ke dunia, sang suami merasa sangat terpukul akan kepergian sang istri yang begitu cepat.
Padahal usia pernikahan mereka baru menginjak 2tahun. Pria itu menangis tersedu-sedu di samping sang istri yang sudah tak bernyawa lagi.
"Kenapa Jia? Kenapa?! Kenapa kau meninggalkanku begitu cepat huh? Putri kita baru saja lahir, dan kau malah pergi? Bagaimana bisa Jia, aku tidak mungkin hidup tanpa mu hiks" pria itu menggenggam tangan Jia istrinya dan mencium punggung tangan sang istri.
"Permisi tuan" ujar sang dokter yang baru saja masuk ruangan.
"Dokter, ada apa?"
"Kami harus membawa nyonya Jia ke ruang jenazah, jadi mohon untuk keluar ruangan dulu"
"Tidak! Jangan bawa istriku! Dia tidak boleh pergi!" Minghan merentangkan tangannya berusaha menghalangi niat sang dokter untuk membawa pergi istrinya.
"Maaf tuan, tapi kami harus melakukan"
"Tidak!"
Sang dokter menghela nafas "bawa pria ini keluar dulu"
"Baik dok"
"Apa yang mau kalian lakukan?! Jangan dekati aku! Jangan bawa pergi Jia dariku!" Teriak Minghan pada para perawat yang hendak mendekatinya.
"Tuan anda harus keluar dulu, kami harus mengurus dan membawa jenazah ini" ujar salah satu perawat.
"Tidak! Istriku masih hidup! Dia belum mati! Lepaskan aku!!"
Para perawat membawa Minghan pergi keluar ruangan.**
Beberapa hari kemudian setelah kematian jia, Minghan seringkali melamun, dan kadang berimajinasi kalau Jia masih hidup dan tinggal bersama nya.
Anak nya yang masih bayi di rawat oleh orang tua Minghan karna pasalnya Jia adalah anak yatim-piatu dan tidak memiliki keluarga satupun. Jadi mau tidak mau orang tua Minghan lah yang merawat bayi malang itu sampai keadaan Minghan kembali pulih.
7 tahun berlalu, anak yang tadinya masih bayi dan belum bisa melakukan apapun kini sudah menjadi anak berumur 7 tahun yang sangat aktif, walau dia punya kekurangan, yaitu bisu.
Ya. Anak itu terlahir bisu. Minghan yang sudah stress karna ditinggal mati oleh sang istri kini bebannya di tambah lagi dengan ke adaan anaknya yang ternyata terlahir bisu.
"Minji!" Panggil Bora ibunya Minghan.
Anak 7 tahun itu menghampiri wanita yang memanggil namanya itu.
"Ayo ini sudah sore, kita harus segera pulang ok?" Ujar bora dan di balas anggukkan oleh sang anak.
.
.
.
.Tok tok tok
"Apa?" Tanya Minghan pada ayahnya.
"Ayah ingin membicarakan sesuatu dengan mu"
"Yausudah ayo masuk" ujar Minghan mempersilahkan ayahnya masuk.
Sesampainya di ruang tamu, Minggug duduk di sofa yang berada di ruang tv. Minggug menatap sang anak yang berada di hadapannya.
"Jadi apa yang ingin ayah bicarakan?" Tanya Minghan to the point.
"7 tahun sudah berlalu, keadaan mu juga sudah membaik, lalu apa yang kau tunggu lagi Minghan? Anakmu sudah semangkin besar, dia butuh kasih sayang mu juga sebagai ayah kandungnya" ujar minggug.
Minghan tersenyum miring pada sang ayah. "Maaf ayah, tapi aku tidak ingin melihat anak itu. Dia anak pembawa sial, karna dia lahir Jia jadi meninggal dan dia juga anak yang tidak sempurna. Jadi untuk apa aku merawatnya? Yang ada dia malah akan membuat ku merasa malu"
"Minghan! Cukup kau merendahkan anakmu. ingatlah Minghan, istrimu Jia sudah bersusah payah melahirkan anak mu agar kau bahagia, tapi apa? Kau malah menyia nyiakan pengorbanan Jia"
"Ck. Aku yakin Jia juga menyesal telah melahirkan anak sialan itu"
"MINGHAN!! Sekali lagi kau rendahkan anak mu, ayah tidak akan segan untuk-"
"Untuk apa ayah?" Potong Minghan "ayah ingin memukul ku? Tidak menganggap ku sebagai anak? Atau kau ingin menghapus namaku sebagai ahli waris?"
"Minghan!"
"Cukup ayah. Aku tidak ingin berdebat dengan ayah, aku tidak perduli dengan semua ancaman ayah"
"Ini bukan ancaman Minghan, ayah hanya ingin kau merawat putrimu sendiri, dia sangat merindukan mu, bahkan semenjak dia lahir ke dunia kau sama sekali belum pernah mengendongnya, menyentuhnya, bahkan untuk sekedar melihat wajahnya saja kau tidak mau! Apa itu tidak keterlaluan huh?!"
Minghan terdiam sejenak, mengusak surainya pelan, dan beralih menatap sang ayah "terserah... Terserah ayah ingin menganggap ku apa, aku tidak perduli, intinya aku membenci anak itu. Dan, lebih baik ayah pergi dari sini sebelum aku kehilangan kesabaran ku" usir Minghan pada sang ayah.
"Ayah benar benar kecewa padamu, ayah pikir kau adalah anak yang dewasa, berpikiran luas, dan menjadi anak kebanggaan ayah. Tapi nyatanya ayah salah, kau anak yang pengecut! Kau pria yang menjijikkan" Minggug kemudian pergi meninggalkan Minghan di dalam, Minggug keluar dengan amarah yang meluap karna berdebat dengan sang anak.
"Aku membencimu anak sialan, kau pembawa sial! Akan ku pastikan hidupmu berantakan" Minghan bermonolog.
______________________________________
Hai guys temu lagi kita👻♡
Jangan lupa vote cerita baru aku ya 😗
🙌
Btw ini cerita Jaehyun juga!
Karakter utamanya Jaehyun sama Minji. Tapi untuk sekarang mereka masih belom keluar jadi harap bersabar.See you guys ✨❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR || JUNG JAEHYUN
Short StoryMinji, si gadis bisu yang kehadirannya tidak diinginkan oleh ayah dan keluarga tirinya. Dijadikan pembantu dirumah sendiri, dan diperlakukan sesuka hati. sampai pada akhirnya ia bertemu dengan seorang pria yang mau menerima keterbatasan nya.