Aenoial vs Asmondless

8 1 0
                                    

Aenoial dan Ren berjalan dalam diam, keheningan sempurna mengisi di antara keduanya. Membuat perasaan canggung muncul, sehingga malah memberi keraguan baik Ren maupun Aenoial untuk angkat suara.

Ren tau betul, seharusnya ia buka suara karena Aenoial telah menyelamatkannya. Semua kejadian ini disebabkan oleh Ren seorang, sehingga ia merasa ... setidaknya harus mampu untuk memecahkan dunia kecanggungan ini.

Perlahan namun pasti, Ren memantapkan tekadnya untuk buka suara. Terlebih, ia merasa tempat kini mereka berada sungguhlah tepat.

Sebuah area luas yang di bentengi oleh pepohonan hijau nan rindang, bersama padang bunga warna-warni yang senantiasa diurus dan tertata rapih.

Nyaman dan indah, tempat ini adalah pilihan tepat untuk memulai pembicaraan.

"Aenoial, atas apa yang sebelumnya terjadi ... "

"Ya?"

"Ak-"

Dukkk!!

Kalimat Ren terhenti saat ia menabrak seseorang cukup kencang.Ia terus menunduk sepanjang jalan karena merasa malu saat berbicara, hal itu membuatnya tak menyadari bahwa dirinya berjalan menuju seseorang.

Segera Ren mengangkat kepala untuk melihat siapa yang ia tabrak, kemudian ia akan meminta maaf. Hanya saja, ia sungguh bernasib buruk.

"Hoho ... lihatlah siapa ini, bukankah ini Ren si cacat?"

Asmondless, putra dari tetua Barton. Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya, itu merupakan kalimat yang tepat untuk keduanya.

Tetua Barton sangat arogan, bahkan merupakan orang paling arogan di antara semua tetua ... namun Asmondless anaknya, jauh lebih arogan lagi.

Pria satu ini sering membully Ren, ia akan melakukan berbagai cara untuk membuat Ren terlihat memalukan di bawah kakinya. Sudah tak terhitung lagi berapa kali Ren jatuh bangkit di depan pria ini.

"A-Asmondless, ak-ak-aku ... aku ... "

Rasa takut memenuhi diri Ren. Tubuh Ren gemetar, suaranya tercekat, nafasnya memburu dan kepalanya terasa kosong seketika.

Di hadapan tetua Barton, Ren masih bisa tersenyum meski ia akui dirinya ketakutan ... namun jika itu Asmondless, ia bahkan tak bisa mengontrol nafasnya apalagi tersenyum.

"Ren, ada apa?"

Aenoial melihat jelas perubahan diri Ren, di matanya saat ini ... Ren terlihat seperti orang yang hendak menangis keras.

Pemandangan Ren yang kesulitan, Aenoial sungguh tak menyukainya hingga ia mengambil langkah.

Set!!

Aenoial berdiri di hadapan Ren dan menutupi Asmondless untuk mendekati si pria berambut putih. Keduanya bertukar pandangan, sampai  akhirnya Asmondless tersenyum.

"Mengejutkan, seorang cacat bisa berdampingan dengan seorang perempuan cantik. Hei ... bagaimana jika kau pergi bersamaku?"

"Apa maksudmu?"

"Kau tau, meskipun si cacat itu dari keluarga Norah ... dia tidak memiliki apapun selain kegagalan."

Kalimat Asmondless membuat Aenoial menajamkan alisnya. Ia akui bahwa dirinya masih belum mengenal Ren terlalu dalam, namun setidaknya ia bisa melihat dengan jelas ... dibandingkan Ren, Asmondless ini hanyalah seorang sampah.

Satu hentakan, Aenoial membelah dua tubuh Asmondless bagai tahu. Pemandangan di mana Aenoial menebas Asmondless, Ren tak bisa untuk tidak kaget setengah mati.

The SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang