Seperti hari-hari biasanya, Bunda Jane sedang memasak sarapan untuk keluarganya. Memasak menu sederhana yaitu nasi goreng dengan toping telur mata sapi setengah matang kesukaan suami dan anak-anaknya. Setelah siap, Bunda melihat jam dinding, sudah saatnya membangunkan anak-anak.
"Harsa!! Jidan!! Bangun nak udah jam 7!!" teriak bunda dari meja makan. Tidak perlu repot-repot pergi ke kamar masing-masing. Teriakan Bunda Jane sudah terdengar oleh se-isi rumah. Untung saja sudah menjadi hal biasa bagi keluarga ini.
Mendengar teriakan bunda, Harsa dan Jidan langsung bergegas lari ke kamar mandi. Tidak langsung mandi mereka malah bertengkar di depan kamar mandi.
"Gue duluan ih!" ujar Jidan.
"Gue! Lo jadi adek ngalah sama yang tua!" Harsa tidak mau kalah.
"Dimana-mana yang tua yang ngalah, bege!" balas Jidan tidak terima.
Bunda hanya terkekeh. Padahal kamar mandi di rumahnya tidak hanya satu. Biarlah, mereka belajar tidak seperti anak kecil terus, toh juga masih jam 6. Yaps! Bunda bohong hihi.
"Selamat pagi sayang," sapa ayah lalu mengecup kening istrinya. "Pagi juga ayah."
Ayah mendengar kedua putra-nya berteriak, "mereka kenapa sih bun?" Setiap hari kerjaannya ribut terus kalau pisah aja pada kangen. Heran.
"Biasa yah, rebutan kamar mandi" jelas bunda. Ayah menepuk jidatnya, lelah dengan sikap kekanak-anakan putranya.
"Abang, kakak!! Jangan belicik ih! Kan kamar mandi ada banyak gak ucah lebutan!" teriak Elnara di belakang kedua kakaknya.
Harsa dan Jidan diam. Ayah dan bunda tidak bisa menahan tawanya. Jidan yang merasa malu langsung membuang muka dan bergegas ke kamar mandi bawah. Harsa pun masuk kamar mandi dengan menahan malu.
"Ih pinter banget sih anak ayah yang satu ini, sini sayang," Nara berlari kegendongan ayahnya.
Ada-ada saja kelakuan ketiga anaknya setiap hari yang bikin geleng-geleng kepala. Tetapi hal itu membuat keluarga ini berwarna, walaupun jauh dari kata sempurna bunda selalu bersyukur memiliki keluarga ini.
Setelah sarapan, mereka berpamitan pada kedua orang tuanya. Harsa dan Jidan pun berangkat sekolah dengan kendaraan masing-masing. Nara kali ini di antar ayah karena bunda ada urusan pagi ini di toko bunganya.
"Nara, nanti bunda jemput ya... Dadah sayang!" Bunda Jane melambaikan tangan, dibalas oleh Naeun. Mobil ayah pun meninggalkan perkarangan rumah.
~
Sesampainya di sekolah Harsa dan Jidan tidak langsung ke sekolah. Mereka mampir ke tempat tongkrongan mereka dan teman-temannya, warung Bu Neneng.
"Masih pagi udah nyebat ae lo bang!" ujar Jidan sambil mengajak tos teman-temannya diikuti oleh Harris.
"Biar paru-paru gue smile bro," jawab Husen.
"Bagi sebatang bang," Harsa mengambil bungkus roko Marlboro merah punya Husen, yang punya mah biasa aja kalo dimintain rokok.
"Malem minggu basecamp, gas?" ajak Johan pada teman-temannya.
"Gak dulu bro, mau malmingan sama bebeb," tolak Jidan. Cowok itu memang tipe cowok yang percaya diri dan suka berganti-ganti pasangan, berbeda dengan haruto yang terlihat cuek dan tidak tertarik dengan perempuan.
"Yeu, Jelema bulol!" ejek Johan.
"Bulol naon anying?" tanya Jidan.
"BUCIN TOLOL! HIYA HIYA," jawab Daffa sambil tertawa, yang lain pun terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunday Morning || hajeongwoo ✔️
FanfictionBXG area Haruto and Jeongwoo as siblings with his girlfriend. Love, Family, Friendship.